Dua hari berlalu...
Sarapan di kediaman mewah keluarga Na menjadi kian dingin. Jaemin, Jeno, Irene, Suho sama-sama menyantap sarapan tanpa suara.
Sampai denting-denting alat makan terdengar merinding di telinga para pembantu mereka.
Jeno makan ditemani Ipadnya yang menyala. Dia sedang belajar. Suho melirik Jaemin yang asik mengunyah.
“Sampai mana persiapan lomba kamu Jen?” tanya Suho akhirnya.
Jeno menoleh sekilas.
“75%.” jawab Jeno singkat.
“Lebih sering lagi belajar. Jangan sampai kamu gagal dapat medali. Akhir-akhir ini Papa kurang bisa dampingi kamu belajar, di kantor sangat sibuk.” ucap Suho.
“Ya.” balas Jeno.
“Kau tidak lalai menyiapkan vitamin Jeno kan, Irene? Cek juga kesehatannya. Jangan sampai dia sakit menjelang lomba.” ucap Suho.
Irene diam saja, tetap makan.
“Papa dua hari ke depan ada bisnis ke luar negeri, jadi Papa tidak bisa pulang. Kalian tetap terpantau Papa, kirim evaluasi belajar.” ucap Suho.
“Kemana?” tanya Irene.
Suho menoleh.
Jaemin dan Jeno mulai merasa hawa-hawa tidak enak.
“Paris. Aku kan sudah bilang kolega Parisku sangat menyusahkan. Dia harus kuperlakukan sangat baik karena investasinya besar.” ucap Suho.
“Benar Paris? Bukan Hawaii?” tanya Irene dingin.
Jeno dan Jaemin meneguk ludah.
“Hawaii? Memangnya aku mau liburan!” ucap Suho.
“Sekertarismu bilang tidak ada jadwal ke Paris. Ah, apa dia keliru ya?” ucap Irene tenang.
“Sekertarisku? Sejak kapan kau berhubungan dengannya? Kau mencari tau jadwal kerjaku?” tanya Suho memicing.
“Memangnya tidak boleh?” tanya Irene.
Suho menatap Irene.
“Aku ini bekerja Irene! Kau tidak perlu memastikan, aku bisa malu ke Sekertarisku atas sikap kekanakanmu!” ucap Suho.
“Biar saja kau malu. Baru-baru ini juga aku sedang menanggung malu.” ucap Irene.
GLEK
Jaemin dan Jeno merinding.
“Maksudmu apa Irene? Bicaralah yang jelas!” ucap Suho.
“Yakin? Kau ingin aku bicara jelas?” tanya Irene.
Suho menukikkan alisnya.
“Kau kenapa sih?! ” ucap Suho.
Irene meletakkan garpunya.
“Pergilah, nanti telat berangkat ke Hawaii.” ucap Irene.
“Maksudku ke Paris.” ucap Irene lagi.
Mata Suho mendelik.
“Apa-apaan sikapmu Irene?!” ucap Suho.
Irene menghiraukan Suho, lalu menatap Jeno dan Jaemin di depannya.
“Mama dengar kalian bertemu Bunda ya?” ucap Irene.
GLEK
Jaemin Jeno merinding.
“APA?!” ucap Suho keras.
“Ya Ma.” ucap Jeno.
“JENO! MAKSUD KAMU APA?!” ucap Suho membentak.
KAMU SEDANG MEMBACA
RIVAL | Jeno Jaemin ✔ end
Fanfiction#1 AU 6 Apr - 9 Mei 2022 Jaemin tidak sesempurna Jeno-Kakaknya. Jaemin selalu berada dibawahnya. Sedangkan Jeno selalu diatas dengan segala kasih sayang berlebihan dari Papa dan Mama. Tentu saja Jaemin iri. Papa selalu menjadikan Jeno dan Jaemin Ri...