19 : Bokap

3.1K 291 0
                                    

“Na Jaehyun.” gumam Jeno mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya ke meja belajar.

Pulang dari restoran, Nenek dan Jeno langsung pulang ke rumah. Tentu saja karena suasana yang canggung. Padahal tadinya Boa ingin mengajak Jeno belanja dulu.

Sekarang, Boa dan Irene sedang berbincang di taman belakang sambil minum teh. Sedangkan Jeno memilih pamit ke kamar.

Jeno menyalakan laptopnya, membuka instagram lalu mencoba mengetik nama Kakaknya di pencarian.

Na Jaehyun.

Tidak ada yang Jeno yakini itu Kakaknya, semuanya punya profile picture aneh-aneh. Apa Kakaknya tidak punya insta?

Jeno menghela nafas.

Sebenarnya Jeno mulai tau kalau dia punya Kakak justru dari teman konglomeratnya. Waktu itu, tiba-tiba Hyunsuk menyebarkan rumor tersebut.

Haruto bilang Kakaknya pernah makan bersama dengan keluarga Haruto satu kali. Tapi saat itu Haruto sedang tidak di rumah jadi Jeno tidak bisa bertanya bagaimana rupanya.

“Berarti Kakak pernah di Indo.” gumam Jeno berfikir.

Jaemin mungkin tidak tau soal Kakaknya, hanya Jeno yang tau. Jeno menyimpan rahasia ini rapat-rapat. Bisa repot kalau Jaemin tau, dia itu tipikal orang yang tidak tahan untuk bertanya dan mengorek-orek.

Jeno ingin meluruskan kaki, jadi dia berpindah ke kasur.

Hari ini sangat lelah. Tapi Jeno harus semangat. Jeno masih belum selesai merangkum, mengerjakan soal, lalu membaca materi snmptn.

Jujur kepalanya pening, apa merokok satu batang tidak masalah? Jeno berdiri, jalan ke balkon setelah akhirnya mengambil tiga batang rokok.

Uhuk Uhuk

Jeno mengelus-ngelus dadanya yang sesak.

Huffffff asap rokok yang ia buat sungguh cantik. Meski menyesakkan tapi juga sangat melegakan.

Tring

Tring

Jeno merogoh sakunya, ada sebuah pesan tadi teman konglomeratnya, Jake.

Jake send (2) picture...

Klik

“BANGSAT!” umpat Jeno melotot.

Jeno menggenggam handpone apel tergigitnya sangat erat. Dengan cepat ia menginjak rokok lalu membuangnya.
Jeno masuk lagi ke kamar, mengganti pakaian sambil menelfon Jake.

“Halo Jen?” ucap Jake.

“Jen! Jangan emosi!” ucap Jake langsung.

“Shut up! Lo dimana?!” ucap Jeno marah.

“Gua masih disini, lo mau kesini? Jangan!” sergah Jake panik.

“Who care's!” ucap Jeno lalu mematikan sambungan.

Jeno keluar kamar, buru-buru lari pergi tanpa sepengetahuan mama. Jeno harus cepat sebelum terlambat.

“Aden! Mau kemana?!” teriak tukang kebun memanggil-manggil.

Namun mobil Jeno sudah melesat pergi.

“Walah dalah! Nyonya Irene!” panggil tukang kebun kewalahan.

Irene yang merasa dipanggil-panggil masuk ke dalam rumah bersama Boa.

“Kenapa?” tanya Irene.

“Den Jeno pergi Nyonya. Saya ngga tau kemana, ngebut banget!” ucap tukang kebun.

RIVAL | Jeno Jaemin ✔ endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang