47 : Rose

2.8K 293 7
                                    

Jaemin bersandar pada pintu yang barusan ia tutup.

Air matanya mengalir, mengiringi tangisan dua orang didalam kamar hotel.

“Dad...” ucap Jaehyun berkali-kali sangat parau dan mengiris hati.

“I'm sorry... I'm sorry....” ucap Sehun memeluk Jaehyun erat.

Jaemin tau, mereka berdua sama-sama tak bisa berkata-kata, namun bisa merasakan semuanya.

Sakitnya, perihnya, kecewanya. Jaemin tau betul rasanya.

Jaemin berhasil membawa Jaehyun pada Sehun. Itu memang rencana dan keinginannya. Jaehyun tidak boleh tinggal bersama Papa.

Jaemin tau Jaehyun itu baik, meski Jaemin tidak pernah kenal dia sebelumnya. Jaemin hanya ingin melindungi Jaehyun. Itu saja.

“Excuse me, your phone is ringing.” ucap seseorang melewati Jaemin.

Jaemin tergelak.

“Oh, yes. Thank you Sir.” ucap Jaemin.

Handphonenya berdering, tanda telfon masuk. Jaemin tidak sadar karena menangis sambil melamum.

Huang Renjun is calling...

“Renjun?” ucap Jaemin.

Jaemin menyingkir, mencari tempat sepi.

“Halo.” ucap Jaemin.

“Jaem!” balas Renjun mengagetkan Jaemin.

“Iya. Ada apa?” tanya Jaemin.

Renjun diam sejenak. Kemudian Jaemin mendengar suara orang lain.

“Aden! Ini Bibi.” ucap Bibi.

Jaemin meneggakkan badan.

“Bibi? Ada apa Bi?” tanya Jaemin.

“Aden sulit sekali dihubungi Den.” ucap Bibi.

“Kenapa Bi?” tanya Jaemin.

“Anu itu Den, Den Jeno.” ucap Bibi.

Suara Bibi agak memelan.

“Jeno kenapa?!” tanya Jaemin mulai panik.

“Semalam Den Jeno kabur dari rumah sakit. Semuanya mencari, Nyonya juga hampir pingsan berkali-kali.” ucap Bibi.

“Kabur?!” ucap Jaemin kaget.

“Iya Den. Teman-teman Aden yang menemukan Den Jeno dipinggir jalan sedang membenturkan kepala ke pohon sambil nangis.” ucap Bibi.

Jaemin kehabisan kata-kata.

“Den Jeno sudah di rumah sakit lagi, tapi sampai sekarang belum sadar-sadar.” ucap Bibi.

“Jeno..” lirih Jaemin.

“Kata Dokter, Den Jeno masih baik-baik saja sebelum kabur. Namun dia kembali dengan ambulan dengan dahi berdarah dan teriak-teriak seperti waktu itu.” ucap Bibi.

Jaemin memegangi kepalanya.

“Mama gimana sekarang Bi?!” tanya Jaemin.

“Nyonya sedang bersama Nyonya besar. Kami masih disini menunggu Den Jeno sadar.” ucap Bibi.

“Saya titip ya Bi! Tolong kabari terus kalau ada apa-apa.” ucap Jaemin.

“Iya Den baik.” ucap Bibi.

“Tolong bujuk Mama supaya mau makan. Saya benar-benar minta tolong pada Bibi untuk menjaga Mama dan Jeno sementara.” ucap Jaemin.

“Saya akan cepat menyesaikan urusan disini. Saya janji!” ucap Jaemin.

RIVAL | Jeno Jaemin ✔ endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang