63 : Mimpi yang Panjang

2.5K 241 7
                                    

Suho masih terus bermimpi

“Pak Suho, bukankah itu Adik Bapak?” tanya Chen.

“Mana?” tanya Suho.

Chen menunjuk sekumpulan laki-laki berjas rapi di meja cafe lain.

“Itu, saya ingat wajahnya, sama persis dengan foto yang ada di rumah Pak Sooman.” ucap Chen.

Suho menegang.

Sekujur tubuhnya kaku mendadak.

Sudah 12 tahun dia tidak melihat Sehun.

“Dia sudah sukses.” ucap Suho.

Chen melihat raut wajah Suho.

“Temui saja Pak, saya tau Bapak merindukan Adik Bapak.” ucap Chen.

Suho berdehem.

“Mana mungkin. Aku bahkan tidak pernah ingat dia sedetikpun.” ucap Suho.

Suho menatap arah lain.

Kunjungan bisnis ke Hawaii justru membuatnya bertemu dengan Suho setelah sekian lama.

“Kenapa Bapak dan Adik Bapak berpisah?” tanya Chen.

Suho menghela nafas.

“Kenapa ya? Mungkin...” ucap Suho.

“Itu karena salahku.” ucap Suho.

“Karena aku sakit, sejak kecil Ayah lebih memperhatikan aku dibanding Sehun. Hal itu membuatnya merasa tidak disayang.” ucap Suho.

“Aku tidak menyadari itu, kupikir Sehun yang dingin tidak pernah memikirkan seberapa banyak kasih sayang yang ingin ia dapatkan.” ucap Suho.

“Saat aku punya kekasih, dia selalu mencurinya dariku meskipun usianya berbeda jauh.” ucap Suho.

“Kau tau wanitaku yang kuceritakan?” tanya Suho.

Chen mengangguk.

“Wanita yang masih Bapak cintai?” tanya Chen.

Suho mengangguk.

“Iya. Suho juga merebutnya dariku.” ucap Suho.

“Dia ingin mendapat kasih sayang. Dia iri padaku.” ucap Suho.

Suho tertawa pelan.

“Sebenarnya aku tidak benar-benar membencinya.” ucap Suho.

“Aku hanya kesal, aku bisa mengerti kenapa dia berubah menyebalkan dan merebut semua kasih sayang yang aku miliki.” ucap Suho.

“Semua itu karena satu-satunya orang yang paling menyayanginya pergi.” ucap Suho.

“Mendiang Ibu kami.” ucap Suho.

~

Sehun 16 tahun.

“Kak Suho, bagi duit dong buat main warnet.” ucap Sehun.

“Hah? Ngga ngga, kapok gue minjemin lu duit.” ucap Suho.

“Kak, cuma satu kali lagi aja. Yang penting Ayah ngga tau.” ucap Sehun.

“Ngga ngga! Sana pulang!” usir Suho.

Sehun merengut.

Akhirnya dia pulang kembali membawa motornya.

Sehun memang suka sekali datang ke kampus Suho hanya untuk minta uang. Padahal uang sakunya sebagai anak SMA itu sudah lebih dari cukup.

Tapi dia masih saja memoroti uang Suho.

RIVAL | Jeno Jaemin ✔ endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang