14. Must Kill Again

2.1K 255 1
                                    

Lucifer duduk dengan melipat kaki. Keangkuhan seperti bagian dari dirinya sejak awal. Terlihat alami dan sangat sombong. Sama sekali berbeda dari ciri-ciri seseorang yang telah menindas pria tua seperti anjing gila.

Pria tua itu duduk di depan Lucifer dan Diana dengan kompres dingin di wajahnya. Wajahnya sama jelek dengan isi hatinya. Tidak pernah menyangka akan dipukuli sepihak oleh bocah berusia di bawah sepuluh tahun.

Dan hal yang disayangkan, karena dia sempat membalas pukulan Lucifer di perut anak itu. Jadi Lucifer bisa memanfaatkannya untuk menjadi alasan membela diri dari orang dewasa. Tapi pria itu juga tidak berniat untuk menyerah begitu saja.

"Anak ini ingin mencuri dariku." Adu Pria itu pada petugas yang diutus untuk menengahi mereka setelah memicu keributan.

Lucifer mencibir. "Memangnya apa yang bisa diambil darimu? Tidakkah kau sadar terlihat sangat miskin? Kedua sepatu dan jaketmu telah robek. Bahkan bau badanmu seperti kandang kuda."

Diana meneliti penampilan pria tua yang mencoba untuk menyebar fitnah, yakin bahwa Lucifer tidak mungkin secara acak menciptakan kebohongan. Anak itu selalu masuk akal.

Diana telah terbiasa mengamati seseorang. Hanya saja kemampuan itu telah bertahun-tahun diabaikan olehnya. Hari ini, Diana mendadak ingin mencoba mengasahnya kembali.

Aroma kandang kuda yang disebut Lucifer benar adanya. Tetapi ada beberapa hal berbeda yang ditemukannya. Dia tidak memerhatikan sebab kericuhan mendadak begitu dia membuka mata menyapa. Otaknya masih beristirahat tanpa berusaha lebih.

Sementara itu, perdebatan Lucifer dan pria tua yang mengakui namanya sebagai Robert terus berlanjut. "Kemampuanmu menghormati orang lain benar-benar mengerikan. Apa yang dilakukan orang tuamu dalam membesarkanmu?"

"Menertawakan orang-orang konyol sepertimu, tentu saja. Detik ini menuduh orang lain, dan detik berikutnya menyusun skenario lain dengan menyebar omong kosong." Lucifer mendelik untuk rasa muaknya.

Penjaga juga tidak berniat untuk mengambil tindakan karena dirasanya situasi masih terkendali. Diam-diam mendukung Lucifer karena pria tua itu secara transparan mencoba mengelabuinya.

Sedang Robert merasa tertekan setelah beberapa lama berdebat dengan Lucifer yang tanpa disangkanya akan sangat pintar bersilat lidah. Dalam hatinya mengumpati keanehan Lucifer yang tidak selayaknya bocah berusia tujuh tahun.

"Kau.." Diana memberi jeda saat seluruh perhatian ketiga laki-laki di sekitarnya. Dia meninggalkan tempat duduknya dan memotong jarak dalam tundukan menuntut ke arah Robert.

Pria tua itu secara tidak sadar mengecilkan tubuhnya. Sejak awal, yang dia takutkan bukanlah Lucifer melainkan Diana. Dia menjauhi setiap kesempatan mereka bertemu pandang, atau untuk sekedar berinteraksi lebih dengan gadis ini.

Kesalahan terbesarnya, adalah membiarkan Diana menyadari hal itu. Diana menatap Robert seperti hewan buas dari atas kepalanya, wajahnya gelap oleh bayangan, namun matanya terlihat tajam.

"Mengapa kau memelihara aroma karat di bajumu?" Diana masih dengan kedua tangannya di sisi Robert.

Robert tidak bereaksi. Dia mendongak guna menjawab mata Diana. "Karat adalah hal biasa di kandang kuda."

Diana merengut miris. "Pak, bahumu menegang saat mendengar pertanyaanku."

Robert masih dalam sunyi.

"Napasmu mulai tidak beraturan. Hidung dan bibirmu berkedut." Diana menganalisis wajah kaku Robert dari samping sebelum matanya berkilat jahat.

"Kau masih dalam masa percobaan, 'kan." Diana menahan kepala Robert dengan satu tangan, dengan yang lainnya digunakan untuk menarik kerah bajunya sampai sobek. Adegan ini berlangsung dalam kecepatan sepersekian detik, sangat cepat dan gesit.

Penjaga menegur dalam teriakannya, langsung menarik tangan Diana yang melewati batas. Lucifer melihat kejadian ini dan tidak bisa untuk mengambil banyak waktu berpikir, dia menahan tangan penjaga yang memegang tangan Diana. Ketiga orang itu saling terhubung dengan perkiraan berbeda.

Robert seperti kelinci yang disergap dan berhasil kabur, ketakutan dalam tremor. Dia menyusut di sudut sambil memegang lehernya seakan hampir saja diputuskan oleh Diana.

"Kau lepaskan dia." Perintah Lucifer, melihat Diana yang seperti boneka.

"Maaf. Saya melakukannya karena kekerasan tiba-tiba Nona pada Tuan tua ini."

Lucifer merasa geli, dia mengulum bibirnya yang membentuk senyuman. "Lalu apa, kau memikirkan cara untuk membebaskan rekanmu?"

Penjaga mempertahankan kesopanan. "Rekan, apa?"

Diana menarik lengannya dengan paksa dalam tahanan. Dia mengibaskan tangannya seolah terasa pegal. Diana telah selesai dalam penyelidikan kecilnya yang telah dipastikan.

Pria tua ini, Robert, adalah utusan dari mantan organisasi pembunuh bayaran tempatnya bekerja. Diana bukan seorang pemula dalam bidangnya. Terlebih semasa dirinya masih dalam organisasi bernama Petrichor itu adalah kejayaannya. Diana diperlakukan bagai ratu. Berkuasa dan terkenal liar.

Melihat keteledoran Robert hingga dapat disadari oleh Diana dengan sangat mudah sesungguhnya tidak begitu buruk. Dia telah mengenakan cairan khusus yang akan memicu reaksi kimia pada darah dan menghilangkan baunya hingga tak tersisa.

Pertanyaan pertamanya mengenai karat hanya menjadi pengalih untuk mendapatkan reaksi dari Robert yang selalu dengan sengaja menjaga jarak dengannya. Diana melihat ketegangan tak wajar begitu dia mendekati pria tua itu. Suatu keanehan pada gadis yang berumur setengah darinya, jadi tentu harus ada sugesti dibaliknya.

Yang menjadi poin lebih dalam keyakinan Diana adalah, ada noda darah yang dia percaya telah dibiarkan selama beberapa hari di kemeja Robert yang tertutupi jaket. Namun bagian ini nampak setelah perkelahiannya dengan Lucifer. Noda darah tanpa aroma, tidak mungkin menjadi hal wajar bagi mereka para awam.

Setelah itu dapat Diana perkirakan kandang kuda hanya digunakan untuk pernukaran pakaian dan penyamarannya setelah menyelesaikan misi. Diana melihat bekas luka bakar di bagian atas punggung Robert sebelumnya, yang merupakan tanda keanggotaan dari Petrichor.

Cara yang tidak pasti agar tidak juga meninggalkan bukti dalam kegagalan misi, tapi tetap dapat mengikat anggota pada mereka.

Diana tidak mendapatkan satu sebab peraturan ini dicetus setelah lima tahun dirinya bekerja. Pada saat itu, dia merupakan anak emas. Dia dijaga seperti porselen. Dan karena Diana sangat setia, para petinggi tidak meragukannya untuk diberi tanda yang hanya akan menjadi kecacatan bagi seorang gadis.

Diana tahu dirinya masih menjadi buronan Petrichor. Selama ini dia melarikan diri bukan tanpa alasan. Sejak adanya Lucifer, Diana sebenarnya merasa aman dan melupakan ancamannya.

Dia menumbuhkan penyesalan tersendiri untuk menarik Lucifer dalam kesulitannya.

Lucifer tidak mengira apa pun ke arah membuang ampas teh pada Diana. Dia mengamati Diana yang sedang mengambil peran yang paling dibenci olehnya.

Lucifer menyentuh dengan hati-hati, "Apa yang kau pikirkan?" Seketika melupakan keberadaan dua musuh di depan mereka. Lucifer tidak bisa peduli, karena mereka hanya seonggok daging dalam penglihatannya.

Diana membuyarkan pikirannya. Menatap Lucifer dengan perasaan yang sulit dijelaskan.

"Lu, aku mungkin harus.."

Kembali membunuh.

22th February 2022

Hiii makasih udah baca sampai sini. Udah kasih bintang juga belum?? Gak bakal rugi apa pun kokk, tinggal pencet. Yukk

[END] LUCIFER (5 Cents Of Love) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang