15. Lucifer Was Kidnapped

2.2K 247 0
                                    

Diana melepaskan kedua kaki tangan Petrichor begitu saja. Dia tahu mereka pasti sudah membuat laporan yang membocorkan posisi Diana, jadi membunuh mereka tidak berguna banyak.

Dia mungkin akan kembali membunuh, tapi sebisa mungkin Diana akan menjauhi pilihan itu.

Dari pada itu, Diana lebih fokus untuk menenangkan traumanya yang mulai mendapat stimulasi. Sepanjang perjalanan menuju stasiun pemberhentian pertama, Diana terus menempel pada Lucifer demi kesadarannya.

Lucifer sudah dia jadikan obat.

Lucifer sendiri merasa tidak adil atas toleransi Diana pada kedua pria tadi. Dia adalah raja iblis, dia tentu menjadi orang dengan isi kepala terjahat. Dia pendendam, penyiksa, yang tidak pernah puas.

Dia harus menerima pukulan dalam wujud lemah ini, Lucifer merasa itu terlalu berlebihan bagi kebanggaannya.

Lucifer juga penasaran atas Diana. Gadis itu canggung dalam pergerakannya, sangat tidak biasa. Diana melihatnya penuh kasih sayang seperti biasa, tetapi ada kerutan di sekitar alis panjangnya. Sebenarnya apa yang membuat gadisnya merasa begitu sulit?

Suara wanita yang telah diatur sistem berbunyi, Diana bersiap untuk keluar meski belum tiba pada tujuan sebenarnya. Dia menurunkan koper tanpa kesusahan. Tekanan pada batinnya berefek bagai kacang polong bagi Diana.

"Ana, biarkan aku membawanya." Lucifer ingin mengambil koper yang hampir setinggi tubuhnya dari Diana.

Gadis itu hampir tertawa. "Lu, kita membutuhkan satu hari penuh untuk turun dari kereta bila aku membiarkanmu membawa koper ini." Diana lalu mengambil alih koper tanpa pikir panjang, mengacuhkan protesan Lucifer dengan suara susu.

"Aku hanya perlu mendorongnya, aku sudah biasa mendorong gerobak apel di desa!" Lucifer mengekori Diana bagai anak itik. Diana menggeleng akan tingkah lucu bocah itu.

"Jangan lepaskan baju hangatku, Lu. Selalu dalam jangkauanku." Diana memberitahu dengan perintah.

Diana berjalan cepat ke arah pintu kereta terdekat dengan dua koper di tangannya, satu anak kecil mengekori di belakang. Diana mencari arah ruang peristirahatan untuk menemukan toilet. Dia harus membuang kedua koper ini tanpa jejak sebelumnya agar tidak menghambat pelarian mereka.

Diana menyegerakan langkahnya tepat ketika arah tujuannya ditentukan. Dia meminta Lucifer untuk menjaga koper itu di depan pintu toilet sementara dia membasahi sapu tangannya dengan air.

Diana bergerak tanpa memalingkan perhatiannya pada Lucifer yang masih terlihat dari pantulan cermin. Bahkan berkedip terasa sulit bagi Diana yang sedang dalam lautan kecemasan.

Dia kembali untuk memasuh seluruh bagian koper dengan kain basah, melepaskan baju hangatnya untuk melindungi setiap sidik jari tertinggal pada benda tersebut.

Lucifer yang sedari tadi hanya menyimak merasa tidak nyaman. "Ana, ada apa?"

Diana menghentikan ikatannya pada baju hangat dan koper itu. Dia menoleh dengan penuh kasih mengelus wajah Lucifer. "Kita harus menunda buku barumu dan perjalanan pertama kita. Apa kau tidak masalah?"

"Selama aku tidak harus berpisah darimu, tak apa." Lucifer memasukkan tangannya ke dalam kantung pada rok Diana. Dia menarik selembar selendang keemasan dengan corak klasik dari sana, melipat hingga berbentuk segitiga lalu menggunakannya untuk menutupi kepala Diana.

"Katakan rencanamu. Agar aku bisa ikut membantu dan tak bingung dalam keadaan yang tidak diinginkan." Seru Lucifer seusai mengikat selendang di kepala Diana.

Diana kebingungan untuk menjelaskan. Latar belakangnya sulit untuk dijabarkan dalam waktu singkat tanpa menimbulkan kesalahpahaman. Dia berpikir untuk membuang koper ini lebih dulu lalu memberitahu semuanya pada Lucifer.

[END] LUCIFER (5 Cents Of Love) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang