Extra 1 : Diana's Son?

1.5K 127 6
                                    

"Sekarang kau hanya berupa roh. Meskipun menggunakan energi yang cukup besar untuk menunjukkan eksistensimu, bayangan dan sentuhanmu belum cukup nyata. Untuk sementara waktu, hanya bisa tinggal di sekitar sini. Aku sudah menyiapkannya."

Lucifer, pria yang berbicara, baru saja menaruh kursi goyang dengan bantalan empuk di teras depan. Dia dan Diana, menghias rumah kayu yang dibangun tak jauh dari kuil bersama. Yang awalnya tidak disetujui oleh pihak pertama.

Mengapa, dia telah membangun kuil yang begitu megah, tapi wanitanya masih berkeras untuk mendapatkan rumah kayu biasa?

Saat itu, Diana menjawab dan membuat Lucifet tercengang: Kuil itu terlalu dingin. Udara lembab kala hujan tak akan lagi membawa kesan, dan penghangat tak lagi layak menjadi tumpuan. Bahkan jika cokelat panas dibuat dengan panas lebur dari emas, rasanya tidak cukup nikmat.

Memikirkannya lagi, Diana yang saat ini tidak perlu memenuhi minimal kalori untuk menjalani hari.

Hanya saja, mereka berdua menyukai hal-hal semacam ini.

Kembali pada Diana yang melipat selendang wol, gerakannya terhenti untuk sementara. Sedikit getir, dia tidak repot melirik ke arah Lucifer yang mengamati reaksinya.

"Yah, itu terdengar cukup sepi."

Berapa banyak dunia mengkhianati dirinya, hidup hanya berdua di tempat terpencil bersama Lucifer membuatnya ragu.

Apa yang harus mereka lakukan?

Tidakkah itu membosankan.

Lucifer menyadari ketidaknyamanan Diana. Walau dia mendambakan dunia yang hanya terisi mereka berdua, tampaknya Diana tidak begitu rela.

Akan tetapi, dia masih seorang iblis.

"Apa... kau tidak senang bersamaku?"

Jika Diana merasa berat, dia hanya akan membuat Diana menggerakkan hatinya sendiri.

Diana tersenyum, menggeleng samar. "Tidak. Masih dapat melihatmu sekarang sudah menjadi keajaiban. Aku hanya merasa waktu yang kita lalui bisa menuai lebih banyak arti dengan keberadaan eksistensi yang lain. Tapi lihat dirimu, kau bahkan tidak membiarkan seekor kuda berkeliaran di daerah ini."

Lucifer, yang ditemukan bersalah, kini memikirkan bantahan yang pantas. Dalam sekejap mata, dia menunjukkan wajah 'dianiaya'.

"Aku tidak ingin membuatmu kecewa. Sesungguhnya, roh sulit melakukan kontak fisik dengan benda-benda di bumi sebelum mereka berada di tingkat tertentu."

"?"

"Bukankah aku baru saja menyentuh kuil itu?"

Lucifer menyembunyikan kesenangan tipis, berencana menggunakan ini untuk mengalihkan topik pembicaraan. "Itu dibangun dengan bahan dari dunia Immortal! Semua bagian dari rumah ini juga sama, aku memilihnya sendiri! Bukankah itu terlihat bagus?"

Mendapati kesombongan besar di wajah bangga Lucifer, Diana justru fokus pada poin yang berbeda.

"Seingatku, kau berkata benda-benda di duniamu tidak layak untukku. Dan untuk rumah ini, kupikir kau mengumpulkan kayu dengan tanganmu sendiri. Bukankah kau pergi ke hutan setiap hari untuk ini?"

Lucifer, "!!!"

Raja iblis yang gelisah, segera mengambil wujud bocah susu yang manis dan berlari ke pada Diana dengan baju kebesaran yang menyeret di lantai kayu. "Diana, kau picik!"

Yah, Lucifer tidak bisa mengaku bahwa dia telah berusaha mencuri nurani Diana, melihat dirinya berusaha sangat keras demi wanitanya.

Alhasil, Lucifer membalik protes kembali ke Diana dengan memanfaatkan wajah kecil yang sedih. "Bukankah kekasihmu juga berasal dari dunia itu? Kini kau berani mengungkitnya! Sementara aku hanya memikirkan cara untuk merawatmu dengan tangan kecilku!"

Ketika kata terakhir terjatuh, Lucifer melempar punggung tangannya yang terbuka di atas paha Diana. Itu terlihat kecil dan lembut meskipun pucat.

Diana, yang kehilangan kata-kata. "..."

Anak ini, sangat pandai menggunakan kemampuannya.

Diana memahami kelicikan pria kecil itu, tapi tetap memilih untuk memaafkan dengan murah hati. Baginya, semua kelucuan patut untuk dikasihi.

"Ini tidak seperti aku membencinya." Dia memegang sepasang tangan kecil itu, tersenyum begitu hangat. Lalu mengangkat tubuh Lucifer ke pangkuannya. Merengkuh, hingga mereka jauh dari rasa dingin. "Aku selalu menyukaimu tanpa syarat."

Lucifer menyembunyikan senyum miring, menduga berhasil lepas.

"Jadi lain kali, tidak perlu susah payah mengangkat kayu dengan tangan kecilmu. Karena aku akan sedih melihat tangan kecil ini melakukan pekerjaan di luar batasnya."

Diana menekan kata 'tangan kecil' sebanyak dua kali. Jelas dia mengejek Lucifer.

Lucifer ingin berteriak,

Aku bukan adikmu! Jangan perlakukan aku seolah demikian!

Tapi tertahan. Tidak ingin kalah untuk kesekian kalinya.

"... Apa kau ingin melihat di pasar malam denganku?" Lucifer menengadah, menunjukkan mata besar yang kekanakan. Saking manisnya, dia harus diilustrasikan dengan sekumpulan bunga merah muda di sekitarnya.

Diana yang menikmati pemandangan ini secara langsung, berusaha kuat menahan debarannya.

"Pasar malam? Di duniamu?"

"Tentu saja!"

"... Kupikir di sana hanya ada kastilmu?"

"? Selalu ada ibukota jika ada istana. Di mana aku akan menyimpan semua pengikutku di dalam kastil?"

Baiklah, Diana mengaku telah berpikir pendek kali ini.

Usai persiapan sederhana, mereka melewati batas alam dengan singkat. Dengan Diana yang mengenakan gaun berwarna gading, senada dengan brokat tipis yang menghiasi ikatan rambutnya. Di ujung lengan yang panjang dan longgar, sulaman benang merah terlihat anggun dan mempesona.

Sedangkan Lucifer kecil memakai kemeja merah dengan bawahan hitam. Sebenarnya, itu adalah setelan berpasangan dengan milik Diana dengan bawahan putih gading.

Tapi menurut Lucifer, warna putih tidak cocok dengannya.

Dan Diana yang mempertimbangkan ungkapan ini, menemukan bahwa Lucifer benar.

Reaksi Diana terhadap pemandangan ramai itu sedikit di luar dugaan Lucifer. Dia tidak berharap mata Diana mampu bersinar begitu cerah hanya karena gerombolan makhluk buruk rupa yang bau.

Pasar malam itu bisa dideskripsikan seperti yang ada di bumi. Mereka dipenuhi lentera dan hiasan gantung, sepanjang jalan dipenuhi penjual kaki lima. Makanan hingga hiburan. Perhiasan sampai hewan peliharaan.

Tentu saja, atribut yang digunakan harus sangat menjijikkan bagi manusia. Semacam potongan tangan hewan buas untuk memegang lilin di depan toko, atau tikus raksasa sebagai maskot toko permen gulung.

"Luar biasa!" Diana menarik Lucifer, yang sudah menyembunyikan tekanannya, untuk mengikuti langkahnya. Bagaimanapun, bila dominasi seorang raja ditemukan di tengah pasar, tidak diragukan lagi akan berubah kacau.

"Apa yang harus kucoba? Yang mana kesukaanmu? Ah! Roti apa itu? Seekor ikan membuat kue ikan! Lu, lihat!" Diana hampir menggendong Lucifer karena antusias berlebihnya.

"Diana, jangan coba-coba!" Tegas Lucifer.

Meski dia tanpa sengaja mengambil penyamaran ini, bagaimana jika suatu saat seseorang mengingat dirinya, seorang Lucifer, digendong oleh wanita yang dia puja!

Diana tertawa kecil lalu meletakkan kembali tubuh kecil Lucifer. Tepat setelah sepasang sepatu menyentuh tanah, seekor domba hitam yang berasal dari toko perhiasan berteriak pada mereka.

"Nyonya! Ini tepat sekali, kami baru saja menerima sepasang bros yang sangat cocok untukmu dan putramu! Tuan muda pasti terlihat sangat manis!"

Lucifer, "..."

Diana, "... Ah."

6 January 2023

[END] LUCIFER (5 Cents Of Love) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang