"Jalang ini berani mengabaikanku!" Tangan Harry terulur hendak menjambak Diana, tapi tangan itu segera ditahan oleh tangan besar lain.
"Paman Jack!"
Diana terkejut melihat siapa yang menolongnya kali ini. Pria tua yang selalu menyayanginya, dan dia sendiri menghormatinya seolah seorang Ayah.
"Bagaimana caramu tumbuh sampai bisa melayangkan tangan pada wanita?" Tanya Paman Jack dengan tatapan tajam dan menuntut pada Harry. Seperti mempertanyakan alasan yang layak agar dia tidak mematahduakan Harry.
"Pak tua ini tahu apa?" Harry ingin menarik tangannya, namun gagal. Kekuatan cengkraman Paman Jack tidak bisa diragukan. Dia mulai keringat dingin.
"Aku tahu kau sedang memaksa seorang gadis untuk menjadi istrimu, dan berniat merebutnya dari Tuhan."
Rupanya, Paman Jack sudah lama memperhatikan. Tapi tidak cukup cepat menebak tamparan Harry. Dia cukup menyesal dan kesal pada diri sendiri melihat bagaimana bekas memar di pipi Diana. Harry tidak menahan kekuatan untuk tangannya.
Diana terdiam mengamati dua pria dewasa yang bertengkar untuknya. Tidak menemukan hal yang perlu dia tambahkan demi Paman Jack, dia memilih untuk menoleh dan melihat Lucifer juga menatap ke arahnya.
Diana tersenyum lalu merogoh kantung pada rok lebarnya. Dia membuka dompet lalu mencari selembar uang kertas untuk diberikan pada anak di hadapannya.
"Ini lebih, aku tidak bisa menerimanya. Cukup lima sen." Lucifer menengadahkan tangan kepada Diana, menunggu lima sen miliknya.
Namun maksud asli Lucifer tidak tersampaikan pada Diana. Gadis itu menyangka Lucifer anak yang jujur dan taat pada permintaannya dan tidak ingin mencicipi lebih.
Diana memaksakan kertas bernilai sepuluh franc swiss pada tangan kecil Lucifer dan berkata, "Terima saja. Kakak tidak kekurangan."
Lucifer terkejut dan kesal bukan kepalang. Jika dia menerima lebih, kekuatannya akan semakin..
Tidak berkurang?
Lucifer menunduk dan melihat tangannya yang menggenggam uang dengan nilai yang jauh lebih besar dari lima sen. Nilai yang hanya bisa dia dapatkan selama dua tahun sejak dirinya terlempar ke alam manusia.
Pada dasarnya, dia tahu kedatangannya di dunia manusia untuk mewujudkan permintaan keras seseorang yang berhasil memanggilnya dari dunia bawah. Dia yang seorang raja iblis, tidak mungkin dapat dengan mudahnya dipanggil hanya demi permohonan sepeleh. Akan tetapi, sudah dua tahun lamanya dia tidak menemukan sang pemanggil.
Dia malah terdampar dengan kekuatan diambang batas, hanya bisa berguna ketika ada seseorang yang berharap padanya. Namun karena wujudnya yang mau tidak mau berubah menjadi bocah berusia tujuh tahun guna menyimpan tetes-tetes terakhir kekuatan iblis, Lucifer tidak dipercayai untuk permohonan besar. Apalagi, di luar dari pada pemohon yang memanggilnya dari dunia bawah dan secara tidak langsung menandatangani kontrak tak kasat mata, Lucifer hanya boleh menerima lima sen untuk permintaan apa saja.
Sebaliknya jika dia menerima lebih, kekuatannya akan minus!
Seharusnya, bukan uang yang dia cari sebagai seorang iblis. Namun kekuatan yang dia peroleh dari mengabulkan permohonan makhluk fana. Kekuatan yang dia peroleh sama besarnya dengan berat permintaan yang diterima. Itu penyebab Lucifer berada dalam tubuh kecil yang tumbuh normal selayaknya manusia biasa. Karena selama dua tahun ini, dia hanya menerima pekerjaan ringan seperti mengantar bekal yang tertinggal, mencabut rumput, menjaga ayam yang sedang keluar kandang, dan hal mudah lain.
Sering kali Lucifer memaksa orang-orang yang berlalu lalang depan gubuk tempatnya tinggal untuk meminta hal seperti harta, kedudukan, atau juga nyawa seseorang. Tapi mereka semua menganggapnya lelucon dan orang yang membesarkan Lucifer pasti sering menonton serial drama.
Oleh karena itu, Lucifer merasa aneh dengan kejadian barusan. Mengapa kekuatannya tidak berkurang setelah menerima nilai uang sebesar ini dari Diana? Apa gadis ini ada hubungannya dengan sang pemanggil? Lalu mengapa kehidupan Diana tidak tampak seperti kesulitan sampai membutuhkan raja iblis di sisinya.
"Dia, aku sudah mendengarnya dari Jack. Kau bisa pulang lebih cepat hari ini." Itu suara yang walau pun sedikit serak, masih terdengar lembut.
"Nyonya Mei, aku tidak apa-apa, sungguh. Melanjutkan beberapa jam lagi bukan masalah besar." Diana bangkit dari simpuhannya untuk menyamakan tinggi dengan Lucifer. Dia berdiri dan berbicara serius dengan pemilik Kedai Hangat.
"Meskipun kau bisa, aku masih tidak mengizinkan. Pulanglah. Jack sudah pergi lebih dulu untuk membawa Harry pada kepala desa. Dia sudah sangat keterlaluan."
Diana tidak bisa lagi menolak, dia mengangguk dan berlalu memasuki ruangan khusus staf guna mengambil barang-barangnya. Begitu dia kembali, sedikit terkejut melihat keberadaan Lucifer yang masih belum berpaling.
"Kenapa masih di sini? Ada yang kau butuhkan?"
Lucifer mendongak agar dapat melihat wajah Diana. "Apa maksudmu? Kau membayarku untuk mengikutimu, jadi aku akan mengikutimu."
Diana tersadar. Dia melupakannya sebab itu dikatakan tanpa berpikir.
"Apa orang tuamu tidak masalah jika kau sedikit terlambat?"
Di mata Diana, Lucifer tampak sangat polos dan baik. Dia akan merasa bersalah kalau membuat orang tua Lucifer khawatir.
"Tidak ada orang tua. Tidak masalah."
Hati Diana sekali lagi terasa perih.
Dia mengambil tangan milik laki-laki setinggi perutnya dan mulai berjalan bergandengan. Lucifer memandang genggaman itu tanpa suara.
"Lalu selama ini kau tinggal di mana?"
"Gubuk samping lumbung di ujung jalan."
Diana berbalik, "Sendirian?"
"Ya."
Memikirkannya, Diana menjadi gelisah. Mengapa anak sekecil Lucifer bisa hidup sendirian di lingkungan tidak layak. Apa yang terjadi pada keluarganya, juga mengapa dia tidak berada di panti asuhan?
Dia kembali teringat pada Daniel. Adiknya seumuran Lucifer saat dia meninggal. Daniel juga memiliki nasib yang tidak jauh berbeda dengan Lucifer. Kakaknya, Diana, sibuk bekerja setiap hari untuk menghidupinya dengan menuruti organisasi gangster. Diana bertemu dengan adiknya hanya setiap langit berwarna gelap, saat adiknya menutup mata tanpa tahu dia sudah mengisi perut atau belum, sudah menyikat gigi atau belum, semua hal yang seharusnya Diana perhatikan untuk Daniel yang masih sangat muda.
Diana juga tak tega untuk membangunkan. Dia juga malu untuk memeluk adiknya dengan tangan yang berlumuran darah. Setidaknya, selama organisasi menjamin kehidupan adiknya, Diana berniat untuk menurut sampai mati. Dirinya yang dulu merasa itu yang terbaik. Apa boleh buat, mereka ditinggalkan keluarganya pada usia muda. Diana mau tidak mau mengikuti kata-kata orang dewasa yang berada di sekitarnya karena otaknya belum cukup mampu untuk bekerja sendiri.
Alhasil, itu juga yang menjadi penyesalan terbesar Diana. Sampai saat ini.
"Hei." Panggilan Lucifer menyadarkan Diana untuk kedua kalinya.
Diana segera tersenyum. "Namaku Diana, lain kali jangan panggil dengan 'Hei' lagi, oke?"
"Oke."
Diana tertawa dalam hati. Anak ini sungguh penurut dan hemat dalam berkata. Semua dilakukan seperlunya. Meski begitu, visual Lucifer tampak sangat apik bahkan di usia mudanya ini. Diana diam-diam berdoa agar anaknya kelak, jika memungkinkan, mendapatkan rupa sebaik Lucifer.
"Bagaimana menurutmu jika tinggal bersama kakak?"
20th February 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] LUCIFER (5 Cents Of Love)
FantasíaDiana memelihara seorang bocah, tanpa mengetahui identitasnya sebagai raja iblis penuh obsesi. ㅤㅤㅤㅤ *** Lucifer memuja Diana, maka dia rela membuang kebanggaannya, menaruh kepalanya sejajar dengan k...