30. Die For You

1.2K 148 1
                                    

"Bagaimana ini dimainkan?" Diana mengelilingi tubuh piano dengan ujung jari. Alat musik itu telah dibisukan kali ini.

Lucifer menjaga dua meter darinya, berdiri tegak melipat lengan di dada. "Itu tidak benar-benar dimainkan. Aku hanya menaruhnya di sana."

Diana, "? Lalu mengapa ini berbunyi?"

"Aku sungguh membawa seorang komposer simfoni dari salah satu jiwa budak yang kau ketahui. Dia memainkan setidaknya seribu kali untuk satu lagu, tentu dia mengingatnya. Aku menyalurkan ingatan ketika dia menampilkan itu ke radius sepuluh meter dari sini."

Diana terjeda, dia pelan-pelan meneliti Lucifer. "Jadi, itu sedikit mirip dengan hipnotis."

Lucifer meninggikan sebelah alis, detik berikutnya menyeringai nakal. "Itu mudah. Apa ada yang ingin kau lihat atau dengar? Tapi jangan lupa dengan bayarannya."

Sedangkan Diana tampaknya tidak dalam suasana hati yang tepat untuk godaan Lucifer.

Dia memikirkannya, hal yang ingin dia lihat dan dengar. Pertanyaan seperti itu, tentu saja menjatuhkan satu nama sebagai jawaban.

Daniel.

Diana mendekat pada Lucifer, tangannya terulur menyentuh lengan keras pria tinggi di seberang. "Akan kubayar. Bagaimana cara kerjanya?"

Lucifer juga menjamu sentuhan Diana, menyukainya dengan senyuman. "Itu harus sesuatu yang kuketahui atau kau ketahui."

Maka syarat itu cukup.

"Tolong reka ulang pertemuan terakhirmu dengan jiwa Daniel. Biarkan aku mengetahuinya."

Senyum Lucifer bertahan, tangannya masih berkasih di punggung Diana. Dia mengelus daerah di bawah mata si gadis. "Lalu apa yang kau tawarkan?"

"Kau bisa..."

"Aku tidak butuh yang murah. Karena ada rahasia semesta di dalamnya yang bernilai tiga siklus kehidupan dari dua nyawa," sela Lucifer. Dia berniat mendorong mundur.

Mata Diana berkedut. "Kau menyembunyikannya?"

"Biasanya ini menjadi kotak pandora bagi manusia, jadi selalu dijauhkan dari mereka. Untuk membocorkannya tanpa keuntungan pasti, apa yang akan terjadi pada nasibku?" Lucifer menarik tangan, matanya bagai sebilah belati. Lurus dan tajam. Mengintimidasi Diana guna berhenti.

Diana resah di balik layar. Tiga siklus kehidupan dari dua nyawa, itu berarti dia harus membayar sejumlah enam nyawa keseluruhan. Dia juga tidak melupakan tumpukan mayat yang tidak lama lagi akan dilihatnya, semua akar dari Petrichor.

Bila Lucifer sangat memperhitungkannya, dia tak akan mampu.

"Apa itu juga berbahaya termasuk aku?"

"Kaulah yang paling mengancam."

Kemungkinan terburuk setelah Diana mengenal fakta, dia akan membenci Lucifer sampai mati. Jangankan hidup bersama selamanya, sedetikpun tak akan damai.

Namun Diana curiga. Hal semacam apa, terkait dirinya dan Daniel akan sangat sial untuk diketahui.

Diana amat tidak menginginkannya, sebab dia mempercayai Lucifer seperti dirinya sendiri. Tetapi peringatan Lucifer tadi terlalu mengganggu.

"Mengapa itu berbahaya? Apa itu berdampak padamu, atau padaku?"

Diana memutuskan untuk mengambil rute berbeda kali ini. Biarkan dia waspada, lupakan Lu Kecil, di hadapannya saat ini hanya seorang iblis besar.

Lucifer bergeming. "Kau bisa melanjutkan pagi ini, guna mempertimbangkan kemampuanmu membayar." Yang dimaksudnya adalah permohonan pertama Diana.

"Setelah ribuan nyawa, kau ingin berkata bahwa aku akan ragu karena rahasia semesta itu?" Diana memegang tangan Lucifer, memaksa agar memusatkan atensi padanya.

"Ini berbeda, Ana."

"Ya, itu berbeda karena ada sangkut paut denganmu. Jadi, apakah itu?"

Diana terus menuntut, Lucifer mengerut atasnya. Dia tidak biasa ditekan sedemikian rupa. "Tidak, itu berbahaya untukmu."

"Mengapa sulit? Sehingga bahkan dirimu tak mampu menyelamatkanku?"

Lucifer tersenyum. Dia menepuk kepala Diana, gadis itu kini menunjukkan cakar kecil padanya. Lucu, namun dapat menyakitinya yang terburuk.

"Tidak. Karena aku yang akan memilih untuk menyakitimu."

Bulu matanya bergetar, Diana tercengang atas pernyataan penuh percaya diri Lucifer. Tidak menyangka pria di depannya benar-benar tidak selugu yang dia tetapkan sejak dulu.

Diana menenangkan batinnya. Otaknya tak mampu bekerja maksimal. "Seberapa buruk rasa sakit itu?"

"Itu berarti kau harus menjalani hukuman seribu bulan secara percuma." Sebab hati Diana mencampakkannya, namun gadis itu tetap harus menghabiskan sepanjang kesadarannya bersama Lucifer.

"Akan kulakukan."

Lucifer, "..."

"Beritahu aku. Seribu bulan atau dua ribu, akan kulakukan."

Rahang pria itu mengeras, tidak menyangka Daniel akan terlalu berharga dibanding dirinya. "Kau tahu apa yang sedang kau katakan?"

"Lu, kau sendiri apakah sadar tengah bercanda tentang apa padaku?" Diana tak ingin menyebutnya, tapi Lucifer tentu tidak seberapa dari pada sang adik.

Lucifer tertawa marah. Usai semua hal yang telah dia berikan pada Diana, gadis itu masih mengutamakan bangkai adiknya yang tidak hidup lebih dari setengah usianya. Meninggalkan Diana sepi, sedangkan dia akan selalu berada di sisi gadisnya.

Lucifer menutup mata Diana sampai muncul kabut dingin yang membangkitkan bulu nyawa si gadis.

Diana terjatuh dalam dimensi, bebas namun menyesakkan. Tekanan tujuh lapis atmosfer seakan meremukkan tubuhnya, Diana sedikit lagi mengira dirinya telah binasa.

Tepat saat dia meraih pasrah, Diana mendapatkan kembali kesadarannya.

Tetapi pemandangan sepanjang mata memandang sangat tidak stabil, kacau dan silih berganti.

Yang pertama menjadi medan perang dengan gunungan mayat, dia menemukan mayat seorang pria dewasa berarmor kotor yang digantung ke sebuah tiang miring menggunakan batang lehernya. Di bawahnya menggonggong para anjing lapar.

Diana tidak mendengar suara yang jelas, itu hanya berupa gelegar teriakan ribuan orang, namun secara aneh memberi pemahaman di alam bawah sadar Diana.

Berikutnya menjadi tumpukan daging yang terkoyak, mentah dan berdarah. Diana tidak tahu, tapi entah mengapa itu membuat lubang hitam di dadanya.

Meski pada akhirnya Diana melihat sebuah kuburan terindah, damai dan hijau. Diana masih semakin kesakitan tanpa alasan yang buram.

Diana terjatuh di kedua lututnya. Hanya mata-mata bulat bagai bak kecil, meluap dan tumpah. Diana meremas tanah, bersimpuh di depan Lucifer.

"Kau mengatakan.. Rahasia semesta adalah ini?"

Lucifer membisu.

"Tiga orang itu, siapa mereka?"

"Mengapa aku menyedihkannya?"

Arah pandang Lucifer menadah angin malam, bahkan rasi bintang tak lagi cemerlang. "Ketiganya adalah Daniel."

Diana menatap horor, pengecapnya terasa asam dan asam. Mulutnya kering lalu tercekat, tapi dia masih senantiasa menunggu Lucifer. Berharap selanjutnya tak ada lagi kesialan lebih.

"Itu reka ulang dari tiga kehidupannya. Mati olehmu, dan untukmu. Sampai yang terakhir, dia masih mengulang."

5th March 2022

[END] LUCIFER (5 Cents Of Love) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang