07. Thousand Moons

2.9K 324 8
                                    

"Harusnya aku yang khawatir akan ditinggalkan olehmu, Lu." Ya, Diana sama sekali tidak bisa mengira apa yang dia pikirkan di masa depan sampai tega melepaskan Lucifer. Baginya yang sekarang, itu hampir tidak mungkin.

"Tidak, Diana." Lucifer menarik tangannya. Dia berpaling dari Diana. "Tidak ada yang tahu siapa dari kita yang akan ingkar. Jadi setidaknya kita harus berjanji satu sama lain. Sehingga yang menanggung beban kesedihan kala itu tidak hanya satu pihak."

Diana bungkam. Lucifer memang selalu tampak serius, tidak linglung seperti anak kebanyakan. Tapi saat ini, dia merasa Lucifer jauh lebih tegas dari biasanya.

Diana lebih memilih untuk menarik kembali tangan Lucifer, dan menyambungkan jari kelingking mereka. "Diana Prachél berjanji tidak akan mencampakkan Lucifer selama dia memegang akal sehatnya, atau dia akan disiksa selama seribu bulan."

Lucifer tidak pernah melakukan janji kelingking sebelumnya, jadi dia tidak bergeming dan menunggu Diana melanjutkan.

"Apa yang kau tunggu? Sebutkan hal yang sama!" Diana menggoyangkan tautan jemari mereka.

"Aku berjanji atau akan disiksa selama seribu bulan?" Keraguan terpasang jelas di wajahnya. Diana pun mengerti bahwa Lucifer tidak mengetahui janji kelingking.

"Ikuti aku: Lucifer berjanji tidak akan mencampakkan Diana Prachél selama dia memegang akal sehatnya, atau dia akan disiksa selama seribu bulan."

Lucifer langsung mengulangi tanpa kesalahan, tetapi dia bertanya sesudahnya karena belum begitu paham akan konsep janji ini.

"Apa maksudnya disiksa selama seribu bulan?"

Diana menjelaskan dengan sabar. "Saat ini kau mungkin berusia tujuh tahun. Maka seandainya kau meninggalkanku pada usia dua puluh, kau akan menghabiskan seluruh usiamu dalam penuh siksaan sampai seribu bulan itu berlalu. Tidak mungkin selesai dalam satu kehidupan, jadi kau akan dibuang ke dalam neraka untuk menebus sisa dari seribu tahun penyiksaan itu."

Lucifer, "..."

Dia adalah teman dekat dari sang penguasa neraka itu, jadi apa yang akan terjadi?

Dia tidak pernah mendengar hukuman semacam itu, entah dirinya yang terlalu tidak peduli pada urusan alam baka atau itu memang hanya bualan manusia. Kelak dia kembali ke dunianya, dia akan bertanya pada Hades tentang ini.

Tetapi membayangkan hukuman itu benar-benar ada, dia tak rela melihat Diana disiksa begitu lama. Apalagi di tempat sekeji neraka. Untuk berhati-hati, dia harus tumbuh kembali pada wujud aslinya dan menahan Diana di sisinya. Mencegah gadis itu pergi darinya, agar tidak ada salah satu dari mereka yang harus memapah beban.

"Ana, berikan aku lima sen."

Wajah Diana bengkok. Lima sen? Lagi?

"Mengapa tiba-tiba?"

"Buatlah harapan."

Diana semakin bingung. "Lu, kau bukan ibu peri. Dari mana kau mengambil peran ini?"

Lakukan saja, sialan!

Lucifer melepaskan umpatan secara spontan dalam hati, dan dia menyesal di detik berikutnya. Secara tidak langsung mulai menghormati Diana.

"Coba saja dulu. Apa susahnya?"

Diana hampir memutar matanya, anak ini benar. Tapi dia tidak berniat membesarkan Lucifer sebagai tukang hayal. Dia akan berharap dan membiarkan anak ini tersadar oleh kenyataan.

"Baiklah, kuharap Lu bisa memenuhi syarat untuk kupanggil Cifer." Diana menyebut setelah memberikan lima sen pada Lucifer.

Dan dalam hitungan jari, butir-butir cahaya keemasan mengelilingi Lucifer. Dia tampak dipenuhi jutaan kunang-kunang, Diana terpana beberapa detik lalu panik. Dia memikirkan hal terburuk dan berusaha menggapai Lucifer.

Saat dia menemukan tangannya menembus cahaya itu tanpa mendapati sesuatu yang padat, Diana berteriak, hatinya secara otomatis menarik permohonannya. Dan pada detik itu juga, cahaya yang tadinya mengitari Lucifer pecah dan hilang bersama sapuan angin.

Lucifer berwajah sangat jelek dan gelap.

"Mengapa kau membatalkannya?"

Diana masih dengan tangan yang gemetaran sebab stimulasi, dia kebingungan dengan situasi yang dihadapinya. Dia mencoba untuk menyentuh Lucifer sekali lagi, dan kali ini berhasil mendapatkannya. Sekali lagi, dia meneteskan air mata.

Si kecil itu keheranan, harusnya dia yang menangis di sini!

Dia juga heran mengapa Diana begitu mudah mengeluarkan air matanya. Apa ada yang salah dengan kantung air mata gadis ini? Lucifer mungkin harus menyembuhkannya kapan hari.

"Kau baru saja bersumpah tidak akan meninggalkanku." Diana masih mencengkram tangan Lucifer yang dibalut baju hangat. Frekuensi getarannya masih kuat.

"Kau akan disiksa selama seribu bulan."

Diana sampai lupa bahwa orang di hadapannya bahkan kurang dari setengah usianya. Dia melupakan fakta bahwa Lucifer adalah orang yang baru ditemuinya. Yang dia ingat, hanya kejadian kelam yang selalu menghantuinya selama dua tahun ini.

"Aku tidak akan mencampakkanmu. Bukankah tadi permintaanmu agar aku dewasa?"

Diana menggeleng cepat. Seolah menolak gagasan apa pun, tidak lagi mempercayai pendengarannya. Trauma menekan jiwanya terlalu dalam. Dia memeluk Lucifer dalam rasa depresinya. Telinganya masih menulikan diri.

"Aku tidak butuh. Cukup selalu bersamaku. Aku akan melakukan apa pun, aku tidak akan membuatmu menunggu lagi."

Lucifer menemukan keganjilan pada Diana. Dia tidak nyaman dan merasa kesal, karena tersadar membutuhkan waktu yang lebih untuk mengenal Diana. Dia tidak mempunyai kekuasaan saat ini, jadi dia harus mengetahuinya sendiri dari mulut Diana.

"Ana, ini aku. Lucifer." Dia menepuk punggung Diana yang tremor menggunakan tangan kecilnya.

"Ana, aku tidak meninggalkanmu."

Diana masih menolak untuk bereaksi.

"Ana, aku bukan adikmu."

Lucifer hanya menembak secara asal. Itu hanya berdasarkan teori kasar yang ditariknya dari foto laki-laki kecil di samping pintu, dan bagaimana Diana sangat mudah melakukan apa saja demi Lucifer. Tidak mendapati orang lain di rumah itu, pasti sosok dalam bingkai itu sudah tiada.

Dan analisa Lucifer benar. Diketahui dari Diana yang tersentak. Seolah disiram oleh air dingin, dia merenggangkan pelukan mereka. Dia melihat rupa Lucifer yang berbeda dari Daniel. Anak dalam rengkuhannya saat ini ialah tampan dan tampan. Sedangkan adiknya masih dilengkapi tampilan manis dan kekanakan.

Diana mengingat apa yang baru saja dia lakukan pada Lucifer, dia menutup wajahnya frustasi. Tidak menyangka traumanya bisa kambuh di depan Lucifer. Diana mengira dirinya sudah sembuh, ternyata tidak begitu mudah. Sedikit stimulasi dari anak kecil berjenis kelamin laki-laki berkemungkinan besar untuk membangkitkan ketakutan mendalamnya.

"Maaf," cicir Diana.

Lucifer tidak biasa menghibur orang, dia kaku dan canggung. Dia berpikir mengalihkan perhatian Diana mungkin membantu, jadi dia menepuk dadanya sendiri seolah bangga. Beberapa kali dengan suara kencang, agar Diana memberikannya perhatian.

"Sudah kukatakan, aku jauh lebih baik dari para peri itu!"

Diana mengerjap beberapa kali.

"Lain waktu, berilah aku lima sen. Dan aku akan mengabulkan apa pun permintaanmu!" Lucifer masih mengangkat wajahnya, tetapi matanya tak sanggup diarahkan pada Diana. Bagaimana pun, dia merasa malu harus menaikkan diri sendiri.

Diana menerima maksud Lucifer setelah beberapa saat berpikir. Dia terkekeh ringan, suaranya mengalun merdu di telinga Lucifer. Pria dewasa dalam sosok kecil itu merasa lega.

Diana, dia tidak boleh menangisi hal selain dirinya.

Karena Lucifer tidak berniat untuk membuat Diana menanggung sedih, jadi gadis itu terhitung tidak boleh menangisi apa pun.

Lucifer akan melakukan janji siksaan seribu bulan pada dirinya sendiri. Untuk tidak membuat Diana meneteskan air mata.

20th February 2022


[END] LUCIFER (5 Cents Of Love) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang