41. My Goddess (END)

2K 164 13
                                    

"Aku ingin menjemput Diana." Lapor Lucifer kepada Hades, sementara tangannya memegang rantai panjang yang menyeret Loyd dan Jack.

Hades melirik dua sosok yang diperlakukan tidak lebih baik daripada seekor anjing oleh Lucifer. Tidak perlu menaruh belas kasih, dia hanya akan melaksanakan tugasnya. "Berikan jiwanya terlebih dahulu."

Lucifer mencebik lalu melemparkan rantai yang mengikat Jack ke arah kaki Hades.

"Milikku?" Lucifer bertanya tanpa jejak kesabaran ketika jiwa Jack sedang diproses bawahan Hades.

Dewa itu melirik Lucifer dan Anubis bergantian, memberi sinyal untuk menjemput Diana di neraka.

Meski Lucifer tidak mendengar perintahnya, dia paham. Dan terbukti pada kepuasan tak terelakkan di wajahnya, kebencian pekat yang dihasilkan Loyd dan Jack tidak lagi berlaku banyak.

Lucifer menunduk pada Loyd yang tergeletak di sisi kakinya, menekan kepala itu dengan pijakannya. "Aku harus melepaskan suaramu. Diana akan senang mendengarnya."

Lucifer menduduki punggung Loyd dan menarik kepalanya ke atas. Dengan tubuh melenting, kedua mata Loyd terbelalak ngeri melihat Cerberus berdiri dengan air liur berceceran dari ketiga kepala anjing.

"Aku berniat membagikan ini kepada mereka, tapi kita kekurangan satu. Apa yang harus kau lakukan?" Lucifer menekan sisi kosong di antara bola mata Loyd dan tengkoraknya.

"T-tolong... Tuan, janga—AAKHHHH!!!" Lucifer mencabut salah satu mata Loyd dan memaksa yang lain untuk tetap melihat ke depan.

"Hic— sakit... Arghh!"

Lucifer menggeleng di punggung Loyd, menghela seperti lelah dengan perilakunya yang tidak masuk akal. "Aku tahu manusia memang menyeramkan. Sehabis membunuh orang lain, kau mengeluh karena hal sepeleh ini? Sebesar apa kebajikanmu, sampai percaya kalau tidak harus membayar apa pun?"

"Aku tahu dia tanggung jawabmu, tapi jangan mendisiplinkannya di tempatku." Hades tampak terganggu dengan jeritan tambahan yang hadir di daerahnya setelah neraka.

Lucifer berdecak lalu melemparkan bola mata Loyd ke dalam mulut salah satu kepala Cerberus. Anjing berkepala tiga itu otomatis saling berebut untuk sebuah makanan.

Loyd merekam semua pemandangan itu dengan baik. Teriakannya semakin menggila menyaingi para pendosa di dalam Abyss, menyisakan Hades yang baru saja mengeluh hanya bisa menutup telinga dengan sihirnya.

Lucifer menonton dan merasa konyol. "Perut kalian sama, apa bedanya siapa yang mengunyah camilanmu?"

"Masih ada satu di sini, putuskan siapa yang akan menjilatnya." Lucifer menyeringai sambil mengusap mata kiri Loyd yang masih menyatu dengan tubuhnya.

"Tidak, Tuan. Saya bersalah—"

"TENTU SAJA KAU BERSALAH!!" Lucifer Mematahkan lengan Loyd hanya menggunakan genggamannya. Pria itu bangkit dari duduknya, mengupas daging yang menempel pada tulang Loyd untuk dilunakkan oleh remasannya.

"Tidak tahu malu!! Kau kuberi kehidupan, tapi satu mata membuatmu melupakan segala hal! Diana kehilangan kehidupannya, dan seluruh bagian darinya kesakitan. DIA TIDAK MENGELUH KEPADA SIAPA PUN!!!"

Sementara korban dibuat terisak sampai serak, urat-urat telah timbul sampai memerahkan matanya. Kepalanya dipenuhi tekanan sampai akan pecah, air liur menetes bebas sebab tak sempat ditelan. Bercampur dengan aliran darah dari mata Loyd yang hilang.

Lucifer yang sudah biasa melihat pemandangan tercela ini, memungut semua daging yang sudah dia lunakkan dan bercecer di lantai. Menggumpalkannya menjadi satu dan memasukkan sekepal daging mentah ke dalam mulut Loyd tanpa ampun.

"HENTIKAN!" Lucifer tersentak.

Dia berbalik dengan pergerakan terpatah, menatap Diana yang membalasnya nanar.

"Kau menghukum orang yang salah, Lu." Diana tertatih mendekati Lucifer, membuatnya sadar untuk mendatangi gadis itu dan mendukungnya berdiri.

Diana melihat Loyd yang meringkuk, tersedak oleh daging tubuhnya sendiri. Memukul dadanya dengan gila dan muntah hingga bola mata lainnya seolah akan lepas.

Diana meremas tangan Lucifer yang memapahnya. "Aku sudah mendengarnya. Dia tidak menikmati lebih dari sepuluh kebahagiaan dalam hidupnya. Dan semua dari itu terkait oleh orang yang sama, yaitu Ayahnya."

Wajah Lucifer menggelap. "Ini bukan saatnya untuk berbelas kasih, Diana."

"Ya. Karena ini adalah saatnya untuk tahu diri." Diana memungut kedua lengan Loyd dan melemparkannya ke arah Cerberus.

Lucifer menunduk di depan Diana. Tidak terima, sangat amat. Tapi lidahnya sangat berat untuk membantah wanita yang telah dia rindukan. Tidak ingin mencipta beban lain untuk Diana.

"Aku kesakitan, Ana. Melihatmu mengalami semuanya." Keluh Lucifer.

"Aku tahu. Terima kasih, Lu. Puaslah dengan ini, oke?" Diana mengelus kepala Lucifer yang terlalu tinggi untuk tubuhnya yang masih rapuh. Pria itu sadar dan segera mengecilkan tubuhnya hingga satu kepala lebih rendah dari Diana.

"Anak baik." Diana mengirimkan sebuah ciuman di kening Lucifer. Tidak memikirkan setiap mata yang mengamati interaksi mereka berdua.

Lucifer mengulur menuju pergelangan Diana, memegangnya erat. "Aku meminjam keahlianmu untuk seratus tahun." Titahnya melirik Hades yang kebetulan mengintip pergerakannya dengan Diana.

Dewa itu spontan mengalih pandang dan terbatuk beberapa kali. Memberi sinyal untuk menyeret Loyd ke dalam neraka untuk menjalani hukuman selama satu abad.

"Aku ingin menunjukkan sesuatu untukmu, Ana." Lucifer kembali dalam wujud dewasanya, menarik Diana ke dalam gendongannya dan menghilang dari alam baka.

Hades mempunyai wajah yang bengkok, dia meninggalkan neraka dengan acuh tak acuh. Berniat kembali ke istananya secepat mungkin untuk bertemu sang istri, Persephone.

Sedangkan Lucifer telah tiba di hadapan sebuah bangunan megah dengan dominasi warna putih gading bersama Diana. Bangunan itu menjulang dalam tema Yunani kuno, menggunakan emas sebagai aksesoris yang glamor.

Lucifer menurunkan Diana yang mengaguminya lebih dari pemandangan indah sekitar, di mana bangunan itu terletak tepat di tengah hutan dengan pinggiran danau jernih. Taman yang luas telah diisi oleh berbagai jenis bunga dalam variasi warna.

"Tempat apa ini?" Diana hendak menginjak anak tangga pertama untuk memasuki bangunan itu, tapi menyadari sepasang kaki yang kotor di sana. Lantas mengurungkan niat.

Lucifer melihat kejanggalan Diana lalu memeluk pinggang gadis itu, menahan satu tangan dalam genggamannya sambil mengasihi puncak kepala Diana. "Tempatku beribadah." Lucifer menarik Diana ke dalam bangunan yang ternyata sebuah kuil.

Diana yang belum menyadari apa-apa, semakin panik oleh pengakuan Lucifer. "Hentikan, Lu. Aku akan mengotorinya, ini sangat tidak pantas."

"Bagaimana bisa sebuah kuil menjadi kotor oleh Dewinya?" Lucifer memendam hati yang teriris perih.

Mereka bertukar pandang, menaruh tangan Diana ke atas kepalanya sebelum Lucifer melanjutkan kata-kata pemuja yang terkesan manja.

"Kau harus memberkati hamba tunggalmu, Diana."

END
23th June 2022

Haloo, Chi dan pesan singkat di sini!

Kurang lebih empat bulan, cerita ini akhirnya tamat dengan ogah-ogahan alias update 'seenak jidat'.

Terima kasih buat kalian yang sudah mengikuti cerita absurd-ku sampai saat ini, part ini!!

Maaf kalau kurang memuaskan, dan jangan lupa dukungan kalian dengan meninggalkan bintang di SETIAP BAB!!

Salam sayang, Chislof.

[END] LUCIFER (5 Cents Of Love) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang