19. The Truth Behind Diana & Daniel

1.9K 259 5
                                    

"Untuk harga sebesar itu. Ana, apa kau mampu membayarnya?"

"Apakah yang kau inginkan tidak ada padaku?" Diana bangun membuat tumpuan pada kedua tangannya, perlahan namun pasti. Meskipun gaya yang tercipta antara kulit telapak dan tanah kasar melebarkan lukanya.

Kerelaan Diana memacu ekstasi bagi Lucifer, perbaikan suasana hati pertama selama beberapa abad yang begitu besar pengaruhnya. Berpotensi membuat Lucifer menahan senyumnya sampai timbul getaran.

Lucifer mengambil tangan ramping Diana, gadis yang telah memasuki gerbang keputusasaan, mendaki bukit harapan. Lantas mengecup punggung tangannya penuh damba, Lucifer menyampaikan. "Aku menerimamu seutuhnya, selain itu tidak akan berguna."

Transformasi Lucifer dilaksanakan secara perlahan, kulit pucat di tangan kecil yang dikirim guna merengkuh pinggang Diana semakin retak dalam pembesarannya.

Lucifer menutup mata Diana yang berubah sayu, mustahil untuk menyisakan akal sehat dan menyadari keajaiban yang dibuat Lucifer. Laki-laki kecil yang selalu dalam pelukannya, kini telah dewasa dan terlihat kuat. Memeluk tubuh ringkih Diana dengan menaruh bibirnya yang dilukis tegas memperindah wajah di tingkat tak nyata di puncak kepala Diana.

Potongan kain dari pakaian klasik yang diberikan Diana untuknya telah berhamburan. Tubuhnya kini dilindungi oleh jenis langka dari sayap phoenix hitam yang sering menjadi bahan utama pakaiannya sebagai raja.

"Lucifer, kau tidak boleh membuangku seperti yang dilakukan takdir," menjadi kalimat terakhir Diana sebelum ditidurkan oleh sihir gelap Lucifer.

Pria itu mempertahankan kehalusan, menyandarkan Diana di dada bidangnya. Tujuh poin kepuasan, tiga poin kemarahan untuk rasa sakit yang diderita Diana. Tetap, gadis itu akhirnya menjadi miliknya.

"Aku telah mengangkat kesedihanmu. Akan memberimu tujuh ribu kepala yang tersisa menjadi pondasi dalam pembangunan kuil teragung, Dewi yang kusembah. Bahkan jika dunia melepaskanmu, takdir menindasmu, dan kedua belas Dewa mengabaikanmu, kau akan menunduk dan menemukan kepalaku di bawah kakimu."

Kabut hitam membawa sepasang iblis dan manusia muda menghilang dari peradaban bumi.

Seakan kemampuan transisi terbaik yang pernah ada, Lucifer tiba di kastil megah di puncak gunung terjal tanpa matahari di langitnya. Dengan membawa seorang gadis manusia di lengannya, berdiri kokoh serta enggan membagi sedikit atensi kepada puluhan iblis yang segera bersujud ke arahnya.

"Menghaturkan salam pada Bintang Timur, diberkatilah atas kepulangan Tuan kami."

Gemuruh menyahuti gelegar suara para iblis buruk rupa di kastil yang identik dengan kemurungan. Gelap, dingin, dan tajam. Penampilan dari luar yang diperkirakan akan indah, sesungguhnya terlihat seperti ratusan es hitam yang ditancapkan pada tanah berlumpur.

"Tukar singgasanaku dengan sebuah altar persembahan. Buat senyaman mungkin." Titah Lucifer yang membuat seluruh iblis berpencar untuk melaksanakan perintah.

Semuanya telah sedikit mencuri pandang pada sebuah kehidupan yang dibawa Tuan mereka sebelum memberi salam, jadi sedikit banyak memahami situasi buruk yang akan terjadi bila menunda waktu Lucifer.

Lucifer hanya berjalan ringan menuju singgasananya, membiarkan para budak bolak-balik membandingkan benda mana yang lebih baik untuk bantalan altar.

Tepat beberapa langkah sebelumnya sampai di altar, seluruh persiapan telah disiapkan dengan sempurna. Lucifer meletakkan Diana pada bantalan merah, pria itu lalu mengusap kepala Diana membawa pergi seluruh luka dan bebatuan yang menusuk kulit wajah cantiknya.

Bekas darah masih memenuhi tubuh gadis itu, namun lukanya telah sembuh seluruhnya. Lucifer menghangat ketika menjumpai keindahan yang familiar. Akan tetapi kali ini dia tampak lebih berani dengan jejak kemerahan.

"Aku ingin membersihkan tubuhmu, tapi kau pasti berprasangka buruk padaku setelah itu." Lucifer berkata dengan suara dalamnya. Hatinya tak tertahankan untuk terus menyentuh Diana. Sensasi yang diberikan dari tangan kecilnya terasa sangat berbeda dari sekarang. Ini terasa lebih baik, juga tidak terlalu baik.

Mungkin Lucifer akan merindukan pelukan Diana. Mungkin Lucifer akan merindukan kehangatan ketika gadis itu mengasihinya dalam gendongan ketika membangunkannya dari tidur.

Lucifer mengira, mempertahankan wujud kecilnya tidak akan terlalu buruk. Dia akan melihat reaksi lebih lanjut Diana untuk menentukan. Dalam kondisinya saat ini, mengubah bentuk tubuh semudah membalikkan tangan. Bahkan, dia jauh lebih baik dari sebelum terdampar ke dunia manusia.

Kontrak dari orang-orang berambisi besar bukan hal dengan hasil kecil. Mereka memberikan kekuatan setidaknya bernilai dua ratus tahun bagi iblis biasa.

Untuk memperjelas latar belakang pemanggilannya, Lucifer mengutus Anubis guna menjemput jiwa Daniel kepadanya. Anak kecil yang mampu memaksakan kontrak dengan seorang raja dari para raja iblis, Lucifer sedikit penasaran seberapa besar cinta yang dijaga Daniel untuk kakaknya.

Anubis datang membawa sebuah lentera berisi jiwa yang menyala terang. Lucifer membiarkannya pergi setelah mengambil alih lentera itu. Dia melepaskan jiwa Daniel dari sana dan keluarlah pengontrak kecil yang ditahan selama hutangnya pada sang raja iblis ditangguhkan.

Daniel menjadi sosok penuh kasih sayang, tepat seperti yang dilihatnya pada figura yang dipajang Diana. Dengan pipi tembam dan gigi kelinci. Bermata bulat dengan bulu mata lentik. Mengapa begitu cantik? Lucifer hampir berpikir anak itu adalah seorang perempuan.

Daniel melihat kakaknya terbaring di altar persembahan dan tidak bisa menjadi lebih terkejut. "Apa kau membunuhnya?!"

"Kau gila?" Lucifer mendengus. "Kau masih berada dalam tahanan selama aku belum menerima imbalan dari kontrak."

Daniel terlihat lega lalu mendekati Diana di sisi altar. Pertama kalinya dia melihat Diana dengan darah nyata adalah setelah kematiannya. Dia merasa bahwa itu sangat menyedihkan dan hendak membersihkan.

"Dia akan ikut mati jika kau menyentuhnya. Energi dari jiwa gentayangan tidak baik bagi kehidupan." Dusta Lucifer. Dia hanya enggan melihat gadisnya disentuh lelaki lain. Tak peduli sekedar ujung kuku, Lucifer hanya tidak akan mengizinkan.

Daniel sontak menarik tangan. Bila dia masih hidup, wajahnya akan terlihat sangat pucat.

"Bagaimana kau berhasil memanggilku?" Lucifer bosan membuang waktu.

Daniel berdiri di depannya dengan kepala tertunduk. Dia bisa tersenyum lemah ketika mengingat kehidupannya.

"Itu terjadi di ambang kematianku. Cuaca sedang sangat buruk, badai salju mulai mengkhawatirkan. Kamarku telah dipenuhi kapur barus, siap untuk menyimpan mayat. Aku tahu Diana sedang sibuk dalam misinya. Aku berpikir menemukan rumah dalam kekosongan akan sangat menyakitkan. Dia pasti kesepian.

Aku sudah tahu mengenai kematian orang tua kami. Mereka semua terlibat pembunuhan, oleh atasan Diana sendiri. Aku tahu Diana selalu berusaha tegar, dia akan sangat kesulitan dengan kepribadiannya itu. Akan lebih baik untuk menjadi diri sendiri. Saat itu, aku hanya berharap Diana bisa menuntaskan kesusahan hatinya. Biarkan dia mencicipi kebahagiaan. Biarkan dia merasakan kebebasan. Entah seburuk apa keinginannya, entah semengerikan apa dampak yang bisa dia timbulkan. Siapa pun itu, akan kuberikan apa pun untuk membayarnya."

Daniel meneliti wajah Diana, menyampaikan rindu yang mendalam. Juga bahagia sebab dengan adanya Lucifer di sana berarti keinginan Diana telah tercapai.

"Setelah kematianku, aku diberi ingatan dari tiga kehidupan sebelumnya. Kini aku mengetahui mengapa Diana sangat berharga."

"Dalam ketiga kehidupan, kami masih disatukan takdir sebagai sepasang kekasih serta suami dan istri."

24th February 2022

[END] LUCIFER (5 Cents Of Love) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang