Lucifer tidak pernah menghabiskan satu bulan yang terasa amat panjang seumur hidupnya. Dulu, itu hanya sebatas tidur siang bagi Lucifer. Yang bahkan tidak menghabiskan sepertiga matahari di atas kepala.
Dia mungkin setuju untuk menuruti Diana, namun tak dipungkiri betapa dia kehilangan arah selama perpisahan mereka. Lucifer tidak pernah menyangka, manusia yang baru dikenalinya beberapa bulan terakhir akan berpengaruh sangat besar.
Dengan keresahan hati selama satu bulan, dia telah melakukan dan memikirkan banyak hal. Salah satunya menjadi obsesi yang tumbuh menembus langit atas Diana Prachél, sebuah kebijaksanaan bagi Lucifer telah memutuskan untuk menguasai si gadis sampai ke tulang-tulang.
Sebab alam abadi pada dasarnya selalu gelap di bagian kekuasaan Lucifer, beban satu bulan terasa lebih berat baginya. Kehangatan dan cahaya membutakan Diana tampaknya sudah membuat Lucifer terbiasa.
Selama itu, dia tersadar akan beberapa hal. Juga bagaimana dia harus merombak kastilnya yang kontras dengan Diana, gadia itu selalu lebih cocok dengan kemuliaan. Ini terlalu kotor dan gelap.
Lucifer merenovasi kastil sesuka hati dengan sihirnya, warna lantai berubah setidaknya tiga kali dalam sehari. Tidak ada satu di antara para budak dan bawahan sang raja yang berani mengeluh. Bahkan jika kastil itu berubah menjadi putih, mereka masih milik Lucifer.
Jadi sang raja juga tidak tanggung-tanggung tiap kali menghiasi kastilnya. Berusaha keras agar itu terlihat pantas bagi Diana, pula semakin banyak dia menyadari keinginan tersembunyi untuk pulang ke rumah kayu kecil di Murren.
Kehilangan kendalinya Lucifer juga berdampak pada penguasaan diri dan sihirnya. Isi benak sejuta makhluk sering tak sengaja memasuki pikirannya, di tengah hari atau malam, menggoyahkan sang raja dalam gertakan gigi.
Hanya setiap Lucifer mendengar sangat banyak niat buruk dan dosa, dia merasakan banyak perasaan asing layak penyesalan dan rendah diri.
Bila Diana menganggap dirinya sangat buruk kepada Daniel, Lucifer menyebut dirinya segunung sampah yang mendambakan gunung teragung dengan seribu kehidupan. Ini tentu kontradiktif dengan kodratnya sebagai iblis kebanggaan.
Pelan-pelan, kalimat Diana memasuki kesadaran Lucifer. Dia menyadari, bahwa memang dia bersikap lain setelah perubahannya dalam bentuk dewasa.
Sebab semasa dia dalam wujud kecilnya, Lucifer selalu taat dan saleh kepada Diana. Menuruti sang kekasih tanpa ragu dan protes. Karena dia juga sangat bergantung kepada Diana, dia memandang sang kekasih layaknya Dewi.
Sekarang, Lucifer sedikit rakus akan kekuasaan. Dia kini besar dan mampu mendominasi, dia ingin mengatur setiap hal tentang Diana. Bahkan bila itu menyakitinya, Lucifer hanya ingin. Satu hal yang dia lupakan, bahwa Dewi tidak untuk ditentang.
Mengira dirinya sudah mengkhianati pendirian awal, Lucifer percaya dia masih seorang iblis kebanggaan besar.
Kini hari yang dinantikannya telah tiba, meski dia memakai teleportasi menuju rumah Diana dan sebentar lagi menjadi milik mereka, Lucifer masih menghabiskan waktu untuk menerka bagaimana Diana akan bereaksi. Bagaimana perasaannya, apakah dia rindu atau tidak.
Ketika Lucifer hendak mengetuk pintu, aroma familiar yang menjijikkan tidak begitu cocok dengan Diana di luar dari fakta bahwa gadis itu seorang pembunuh.
Jenis gelisah ini bahkan lebih tidak cocok lagi bagi Lucifer. Dia melihat keadaan rumah kayu yang sangat layak dari luar, tidak menunjukkan tanda-tanda penyusupan. Bukan dia lebih tenang, Lucifer menjadi lebih giat menumbuhkan resah.
Ini tengah malam, tepat pergantian hari menuju satu bulan yang dijanjikan. Lucifer membuka pintu dengan tangan dinginnya, tanpa lebih dulu mengetuk.
Saat kebusukan seakan tumpah, dia menahan napas. Tidak menemukan sisa-sisa aroma cokelat yang hangat, atau wewangian dari tubuh Diana. Adalah pengalaman pertama baginya, takut mengangkat kepala dan menyapa pandang.
Lucifer menelan, lantas meningkatkan laju langkahnya menuju ruang di mana dia selalu bermain dahulu.
"... Ana..." Tercekat, suara ini gentar. Lucifer tidak berani membayangkan wajah dibalik acak rambut seorang gadis yang terbaring kaku di lantai kayu.
Saat dia meraih tubuh si gadis, dia tidak peduli kebusukan makanan basi yang bercampur dengan bau mayat di dalam sana.
Lucifer benar ingin memiliki Diana sampai ke jiwanya, bahkan setelah kematian. Akan tetapi melihat jasad kaku ini, gadis itu pasti sudah lama berlalu. Namun mengapa jiwanya tidak datang kepada Lucifer saat di alam abadi?
Cemas.
Lucifer memeluk tubuh dingin sang kekasih dan seketika berpindah ke depan gerbang akhirat. Dia menitipkan jasad Diana setelah memanggil bawahannya sebelum memasuki neraka.
Tanpa perlu melapor kepada siapa pun, mereka semua tahu status Lucifer selaku penguasa alam abadi pula teman dekat Dewa mereka.
Lucifer menghadap Hades di singgasananya, dia bertanya usai menyampingkan beban di hati. "Aku bertanya, apa ada seorang gadis, Diana Prachél yang memasuki neraka sebulan ini?"
Hades tampak tidak terkejut, tapi dia tidak langsung menjawab. "Ada ribuan orang mati setiap harinya, bagaimana aku mengingat seorang gadis di antara satu bulan."
"Berikan padaku." Lucifer tidak berteman selama satu atau dua hari, dia mengenali temannya. "Dia milikku. Juga dia berhutang banyak."
"Apakah kau yakin sudah menyelesaikan permohonannya?"
Lucifer menggigit giginya. "Sejak kapan kau memusingkan hal ini. Tentu aku sudah melunasinya."
"Tidak." Tak disangka, Hades menyangkal. "Kau masih berhutang satu kepadanya."
"Apa?"
"Ada satu nyawa yang masih hidup. Sementara kau belum membayarnya, mengeluarkan dia dari neraka tidak menjadi hak bagimu."
Lucifer diserang amarah besar hingga mendorongnya mengeluarkan tekanan, tetapi di depannya masih seorang Dewa alam baka, keduanya berperang sama kuat.
"Kubilang dia berhutang banyak. Itu tidak hanya nyawa Petrichor."
"Hanya itu perjanjian yang bernilai sebanding dengan mengeluarkannya dari neraka. Saat ini, dia tengah menebus dosa-dosanya. Seharusnya itu tidak perlu sebab kau membocorkan rahasia semesta kepadanya yang adalah manusia. Tetapi karena itu termasuk perjanjian kalian dan sudah dibayarnya, sekarang dia harus melunasi dosa lain."
Lucifer mengingat kembali harga yang dia ambil pada malam satu bulan yang lalu, itu hanya tidak meninggalkannya seumur hidup. Memikirkan ucapan Hades, Diana pasti setia padanya sampai akhir. Sampai itu hanya membuat Lucifer terluka lebih banyak.
Tapi begitu Lucifer akan duduk dengan kesedihannya, Hades mengusik emosinya dengan penampakan seorang gadis dalam hukuman siksanya di neraka menggunakan layar kumpulan kabut. Begitu kesakitan dan lemah, membuat Lucifer berdebar kalut.
"Apa kau akan membuang lebih banyak waktu, atau menyelamatkannya?"
Kewarasan Lucifer akhirnya kembali ke asalnya. Dia meninggalkan Hades tanpa banyak tanya pula kata. Hanya menyimpan nyeri di hati,
"Adalah aku yang menganiayamu, Ana."
9th April 2022
![](https://img.wattpad.com/cover/293247283-288-k381648.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] LUCIFER (5 Cents Of Love)
FantasyDiana memelihara seorang bocah, tanpa mengetahui identitasnya sebagai raja iblis penuh obsesi. ㅤㅤㅤㅤ *** Lucifer memuja Diana, maka dia rela membuang kebanggaannya, menaruh kepalanya sejajar dengan k...