Prolog

1.4K 301 218
                                    

Mohon ditandai misal ketemu typo ya, soalnya barangkali saya ada salah ketik, dan itu luput dari perhatian saya.

Mohon maaf juga jika masih ada kesalahan dalam penulisan naskah ini.
Saya masih pemula, mohon kritik dan sarannya yang sekiranya membangun.

Beberapa part awal mungkin terkesan membosankan, tapi percayalah, di part-part selanjutnya kalian pasti akan menemukan sesuatu yang membuat candu di cerita ini.

Happy Reading!

***

"Kamu tahu kenapa kamu dipanggil ke sini?" Tanya seorang pria paruh baya yang masih tampak gagah dengan stelan jas nya yang terlihat rapi.

"Saya tidak tahu alasan Bapak memanggil saya ke sini. Tapi saya rasa, saya tidak melakukan suatu kesalahan yang mengakibatkan saya harus dipanggil ke sini," balas seorang siswi yang tengah duduk di hadapan pria setengah baya tersebut.

"Siapa bilang kamu tidak melakukan kesalahan?" Tanya pria setengah baya yang diketahui adalah seorang kepala sekolah.

"Maaf?" tanya siswi tersebut. Tergambar jelas raut kebingungan di wajah siswi tersebut.

"Ya. Kamu telah membuat suatu kesalahan dengan membuat guru-guru kelimpungan menghadapi kamu," ujar kepala sekolah tersebut.

"Maaf sebelumnya Pak, tapi saya rasa saya tidak melakukan tindakan yang merepotkan guru-guru. Setiap hari saya hanya berangkat sekolah seperti biasanya, dan mengikuti pembelajaran dengan baik," ujar siswi tersebut masih dengan nada suara yang terdengar sopan.

"Justru itu. Kamu membuat guru-guru kelimpungan dengan kejeniusan yang kamu miliki itu. Saya mendapat banyak laporan dari para guru tentang kepintaran kamu yang membuat mereka geleng kepala," ujar pria paruh baya tersebut seraya menatap siswi di depannya. Sedangkan siswi yang tengah ditatap itu hanya diam mendengarkan penuturan kepala sekolahnya.

"Oleh karena itu, kami para guru telah berunding. Dan hasilnya, kami sepakat untuk langsung menaikkan kamu ke kelas sepuluh SMA tanpa harus menunggu ujian kelulusan. Apakah kamu bersedia?" Ujar pria itu disertai pertanyaan di akhir kalimatnya.

"Sebelumnya, saya merasa sangat terhormat bisa diberikan penawaran yang sangat menggiurkan ini. Dan tanpa mau membuang kesempatan yang sangat berharga ini, dengan senang hati saya bersedia menerima tawaran yang Bapak berikan," ucap siswi tersebut terus terang.

"Bagus. Itu yang ingin saya dengar dari kamu. Selamat! Saya harap kamu dapat terus mempertahankan prestasi kamu," ujar kepala sekolah seraya berjabat tangan dengan siswi di depannya itu.

"Terima kasih banyak, Pak."

"Mulai minggu depan, kamu tidak perlu datang ke sini lagi. Kamu bisa langsung datang ke SMA Cendrawasih yang merupakan sekolah yang masih satu yayasan dengan SMP ini. Tidak perlu khawatir, semuanya sudah kami urus. Kamu hanya tinggal berangkat, dan menempuh pendidikan dengan baik di sana. Sekali lagi, selamat! Bapak bangga dengan kamu, Adeeva," ujar kepala sekolah panjang lebar.

"Tentu, Pak. Saya tidak akan menyia-nyiakan kesempatan berharga ini. Kalau begitu, saya permisi." Pamit siswi yang diketahui bernama Adeeva tersebut. Kemudian ia langsung beranjak dari kursi dan melangkahkan kakinya keluar dari ruangan kepala sekolah tersebut.

***

To Be Continue...

25/02/2022

Jenius Girl (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang