21. Warung Mpok Neneng

286 195 37
                                    

Jangan lupa klik bintang di sebelah pojok kiri yawww!

Happy Reading!

Typo bertebaran!

***

"Wehh, akhirnya si Dirga nongol juga. Gue kira udah sakaratul maut."  Ucapan dengan maksud meledek itu dilontarkan oleh seorang cowok dengan sebuah tindik yang tersemat di telinga sebelah kirinya.

"Sekate-kate ngatain gue sakaratul maut!" Sewot Dirga tak terima.

"Kemana aja lo, Ga? Ngapa baru nongol? Tiap gue ke sini pasti adanya cuma dua curut itu," kali ini yang berujar adalah cowok yang memakai topi yang sengaja dibalik.

"Enak aja kita dibilang curut, Vit!" Giliran Elang yang tampak protes saat mendapat panggilan seperti itu.

"Gue sibuk ngurusin bisnis di rumah," ujar Dirga menjawab pertanyaan cowok bertopi itu yang diketahui bernama Joseph namun sering dipanggil dengan panggilan Asep.

"Wuih, lo sekarang punya binis, Ga? Bisnis apaan? Gue mau join juga dong," sahut cowok yang sedari-tadi fokus menatap layar ponselnya dengan posisi miring.

"Ngga usah percaya sama nih anak. Dia ngurusin bisnis bukan kaya apa yang kita bayangin," sela Vito yang seketika dibuat kesal saat mengingat kejadian di mana ia tertipu dengan ucapan Dirga.

"Lha? Emang lo ngurusin bisnis apaan, Ga?" Tanya Jack, cowok dengan tindik di telinganya.

"Kucing. Dia ngurusin kucing yang dia kasih nama Bisnis." Bukan Dirga yang menjawab pertanyaan tersebut, melainkan Elang yang tampak menyela saat Dirga hendak menjawab.

"Bangsul! Gue kira lo beneran ada bisnis!" Ujar Joseph dengan tangan yang melempari Dirga dengan sebuah buntalan tissue.

"Ngeselin banget 'kan nih anak?" tanya Vito. Sedangkan Dirga, cowok yang sedang menjadi topik pembicaraan tampak terkekeh pelan menyaksikan teman-temannya yang terlihat kesal.

Jack tiba-tiba berseru saat matanya menangkap pemandangan yang ada di tepi jalan. Kebetulan keenam cowok itu kini tengah duduk di depan warung. "Gilaa, bocil jaman sekarang!"

"Ngapa lo, Jack?" Dirga bertanya lantaran penasaran dengan Jack yang tampak menggelengkan kepalanya.

Cowok bertindik itu tak menjawab, melainkan hanya mengangkat jari telunjuknya dan menunjuk ke suatu arah.

Bukan hanya Dirga yang mengikuti arah jari telunjuk Jack, tapi teman-teman yang lainnya pun ikut memandang ke arah itu.

Arah di mana terlihat dua bocah berbeda jenis kelamin yang tengah berjalan di tepi jalan dengan tangan sang bocah laki-laki yang merangkul pundak bocah perempuan yang tengah berjalan bersamanya.

Memang kini mereka tengah berada di warung mpok Neneng, yang notabenenya berada di lingkungan yang jarang dilalui oleh kendaraan. Jadi seringkali banyak pejalan kaki yang melintasi tempat itu.

"ADEK, CINTA TAK SELAMANYA INDAH, DEK!" Pekikan itu sontak membuat dua bocah itu menengok ke sekumpulan cowok-cowok berseragam SMA yang tengah memperhatikan keduanya dari kejauhan.

"IKAN TERI MAKAN SAOS, IRI BILANG BOS!" Pekik sang bocah laki-laki membalas pekikan Elang, setelahnya ia menarik tangan bocah perempuan untuk segera berlari.

"Gila sih, gue kalah sama bocil," ujar Joseph merutuki nasibnya.

"Bocil jaman sekarang ngeri-ngeri yah," ujar Ateng, cowok berjaket jins yang sudah mengalihkan perhatiannya dari layar ponsel.

"Mbok Neng, pesen kopi pake susu satu yah," ujar Dirga pada pemilik warung.

"Satu doang, Ga? Lo ngga sekalian mesenin buat kita gitu?" tanya Elang.

Jenius Girl (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang