Happy Reading!
Kalo nemu typo bilang ya, jangan diem-diem bae wkwk
***
Kini Adeeva sudah duduk nyaman di salah satu bangku yang berada di kelasnya. Entahlah, bangku yang ia duduki ini berpenghuni atau tidak, ia pun tidak perduli.
Jikalau memang bangku ini sudah berpenghuni, ia akan pindah saat penghuni nya sudah tiba nanti.
Siswa-siswi mulai berdatangan saat waktu sudah menunjukkan pukul tujuh kurang beberapa menit. Hanya beberapa kursi yang masih terlihat kosong. Diantaranya yaitu kursi yang berada di sebelah kursi yang Adeeva duduki.
Beberapa siswa-siswi yang sudah berada di dalam kelas, menatap ngeri pada Adeeva yang tengah duduk nyaman di kursinya itu.
Adeeva yang merasa diperhatikan, hanya bersikap abai seperti biasa. Tak pernah ambil pusing dengan keadaan sekitar.
Tak lama, bel tanda masuk jam pelajaran terdengar berbunyi nyaring. Kemudian disusul dengan kemunculan seorang guru wanita dengan rambut yang tersanggul tinggi.
"Selamat pagi anak-anak!" Sapa guru tersebut setelah memasuki kelas.
"Pagi, Bu!" Jawab murid-murid secara serempak.
"Ibu dengar, di kelas ini ada siswi pindahan dari SMP Cendrawasih yah?" Tanya guru itu seraya mengedarkan pandangannya pada seisi kelas.
Tak mendengar ada sahutan dari anak didiknya, guru tersebut akhirnya angkat bicara lagi. "Murid pindahan bisa tolong angkat tangan?" Tanya guru yang diketahui bernama Bu Rani itu. Adeeva yang merasa terpanggil, segera mengangkat tangan kanannya ke udara.
"Oh kamu. Silahkan maju ke depan. Perkenalkan diri kamu!" Perintah Bu Rani pada Adeeva.
Adeeva segera beranjak dari tempat duduknya, dan berjalan dengan langkah pasti menuju ke depan kelas.
"Perkenalkan, nama saya Adeeva. Saya pindahan dari SMP Cendrawasih. Terimakasih," ujar Adeeva memperkenalkan dirinya secara singkat.
"Ada yang ingin bertanya pada Adeeva?" Tanya Bu Rani pada siswa-siswinya, yang langsung disambut dengan acungan tangan dari salah seorang siswi.
"Kok anak SMP bisa pindah ke SMA?" Tanya siswi yang diketahui bernama Syela, mewakili pernyataan yang hinggap hampir di seluruh benak siswa-siswi yang lainnya.
"Nah anak-anak, untuk pernyataan itu biar Ibu yang menjelaskan. Jadi Adeeva ini bisa pindah ke sini karena rekomendasi dari kepala sekolahnya lantaran Adeeva ini sangat jenius. Jadi dia bisa langsung loncat ke jenjang SMA tanpa perlu menunggu ujian kelulusan," ujar Bu Rani menjelaskan yang diangguki oleh Adeeva.
"Ada pertanyaan lain?" Tanya Bu Rani kemudian.
"Adeeva udah punya pacar belum?" Bisa ditebak pertanyaan itu pasti berasal dari seorang siswa. Pertanyaan klasik yang selalu saja dilontarkan saat sesi perkenalan murid baru.
"Memangnya kenapa kalau Adeeva belum punya pacar? Kamu mau mendaftar, Udin?" Sela Bu Rani sebelum Adeeva menjawab pertanyaan itu.
Sedangkan Udin, siswa yang tadi melontarkan pernyataan itu, hanya mampu cengengesan saat ditanya seperti itu oleh bu Rani.
"Sudah-sudah. Sesi tanya jawabnya sudah selesai. Adeeva, kamu boleh kembali ke tempat dudukmu" tukas Bu Rani mempersilahkan Adeeva untuk duduk kembali ke tempatnya.
"Trio kwek-kwek kemana?" Tanya bu Rani saat menyadari bahwa masih ada tiga kursi yang kosong tak berpenghuni.
"Belum masuk, Bu," jawab salah satu siswi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jenius Girl (On Going)
Teen Fiction⚠️Revisi setelah tamat. ⚠️Cerita ini dapat menyebabkan nyengir-nyengir dan bengek secara berkelanjutan. ⚠️Bagi Anda yang alergi dengan humor receh, bisa lambaikan tangan ke malaikat izrail. ⚠️Sekian, terima vote komen. Bagaimana jika kamu yang nota...