05. Bisnis

569 242 49
                                    

Happy Reading!

Typo bertebaran!

***

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul setengah empat sore. Membuat siswa-siswi yang tadinya mengantuk, seketika mata mereka langsung kembali menjadi segar lantaran indra pendengaran mereka menangkap alunan musik yang sudah tak asing lagi bagi mereka.

Yap, bel tanda berakhirnya pelajaran berbunyi sejak beberapa menit lalu. Guru yang mengajar pun sudah beranjak keluar kelas. Diikuti dengan anak-anak kelas yang tak sabaran untuk segera keluar dari kelas.

Adeeva, cewek yang duduk sebangku dengan Dirga itu kini tengah membereskan peralatan tulisnya. Setelahnya ia mencangklong tas berwarna hijau itu di punggungnya. Dan segera beranjak dari kursinya.

"Saya duluan, permisi," pamitnya pada ketiga cowok yang masih duduk pada tempatnya masing-masing.

"Iyaa, Yang. Ati-ati yahh," jawab Dirga seraya melambaikan tangan yang sayangnya tak direspon oleh gadis itu lantaran ia sudah berjalan menjauh menuju ke pintu keluar.

"Ga, mampir ke warung mpok Neneng ngga?" Tanya Vito saat hendak beranjak dari kursinya.

"Ngga dulu, gue mau langsung pulang. Mau ngurusin bisnis," ucap Dirga menolak ajakan Vito.

"Yaelah, gaya-gayaan ngomongin bisnis. Ngitung satu tambah satu aja lo pake mikir dulu!" Ejek Elang.

"Yaudah kalo ngga percaya, orang gue beneran mau ngurusin bisnis," ujar Dirga pada temannya itu. Setelahnya, ia pun langsung berdiri dan melangkahkan kakinya keluar kelas.

"Lo percaya ngga, kalo si Dirga beneran ngurusin bisnis?" Tanya Elang pada Vito.

"Ngga sih, bocah kaya gitu mana becus ngurusin bisnis. Yang ada bukannya tuh bisnis jadi maju, tapi malah jadi gulung tikar gara-gara diurusin sama si Dirga," jawab Vito.

"Iya sih. Gue juga mikirnya gitu. Kita susul aja yuk ke rumahnya?" Ajak Elang pada Vito.

"Kuy lah, males juga gue kalo nongkrong cuma berduaan sama lo. Ntar gue malah dikiri maho lagi!" Ujar Vito seraya bergidik ngeri.

"Yee si bego! Gue ngga doyan sesama batang kali!" Sewot Elang tak terima. Setelahnya, keduanya segera beranjak dari kelas yang sudah terlihat sepi, dan buru-buru mengejar Dirga yang pasti sekarang sudah sampai di parkiran sekolah.

"Woy, Ga!" Teriak Elang memanggil Dirga yang sepertinya hendak meninggalkan area parkir.

Terbukti dengan Dirga yang telah menstater motornya. Namun melihat kehadiran kedua temannya itu, ia pun kembali mematikan mesin motornya itu.

"Apaan?" tanya Dirga.

"Kita ikut ke rumah lo yah, males gue kalo cuma nongkrong berduaan doang sama si Elang," ujar Vito.

"Yaudah, buruan!" Ujar Dirga menyetujui permintaan Vito. Setelahnya, kedua cowok itu langsung berjalan menuju ke tempat motor mereka terparkir.

"Yuk, Ga," ucapnya setelah mereka telah siap mengendarai motor mereka masing-masing. Kemudian ketiga motor tersebut berjalan meninggalkan area parkiran sekolah.

Motor besar berwarna putih milik Dirga terlihat memimpin di depan. Diikuti dengan kedua motor besar lainnya yang setia berada di belakangnya. Motor besar berwarna hijau milik Vito berjalan berdampingan dengan motor besar berwarna merah milik Elang. Ketiganya melajukan kendaraan beroda dua mereka dengan kecepatan sedang.

Setelah beberapa puluh menit kemudian, ketiga motor besar itu kini telah sampai di sebuah rumah minimalis namun terlihat elegant.

Di depan rumah tersebut terdapat berbagai macam tanaman yang membuat rumah tersebut nampak begitu asri dengan pemandangan berwarna hijau tersebut.

Jenius Girl (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang