Haloo, balik lagi sama saya nih wkwk
Ada yang kangen?
Ada lah ya wkwk
Kalo ngga ada, ya adain aja:vBtw, kalian baca cerita ini sambil ngapain?
Sambil rebahan?
Duduk?
Atau yang lebih anti-mainstream, sambil kayang?
AwokawokJangan lupa klik bintang di pojok bawah yaa man-teman!
Baik sebelum ataupun sesudah membaca.Jangan lupa jugaa buat ramein komen di setiap paragraf!
Happy Reading!
Typo bertebaran!
***
Saat ini Adeeva tengah duduk di halte depan sekolahnya. Waktu sudah menunjukkan jam pulang, tapi tadi mang Alo, sopirnya itu memberi kabar jika ia tidak bisa menjemput anak majikannya itu lantaran mobil yang ia kendarai tiba-tiba mogok di tengah jalan. Adeeva pun tak mempermasalahkan hal tersebut.
Sebenarnya Dirga sudah menawarkan boncengan, tapi Adeeva merasa tak enak hati. Jadi ia memutuskan untuk menolak tawaran itu. Lagipula, tampaknya cowok itu beserta kedua temannya akan mampir ke tempat futsal untuk bertanding.
Jadilah kini, gadis dengan rambut yang kali ini dikuncir ekor kuda itu tengah duduk di halte bersama murid-murid yang lainnya menunggu kendaraan yang sekiranya bisa membawanya sampai ke rumah.
Jika ditanya mengapa tak memesan ojek online, hal itu dikarenakan ponselnya kebetulan kehabisan daya.
Secara tiba-tiba, sebuah kendaraan beroda dua berhenti di depannya. "Naik!" Ujar sang pengendara motor itu.
"Tidak, terima kasih," ujar Adeeva menolak tawaran yang lebih pantas disebut sebuah perintah.
Tanpa kata, gadis itu beranjak dari duduknya menuju ke sebuah angkot yang kebetulan datang di waktu yang tepat.
Tak hanya gadis itu saja, tapi murid-murid lain yang tengah menunggu kedatangan angkot tersebut pun langsung berebutan untuk masuk lebih dulu ke dalam angkot agar bisa mendapatkan tempat duduk.
"Buruan jalan, Bang. Panas nih," keluh seorang gadis.
"Iya nih Bang, gerah," timpal gadis lainnya.
"Ya namanya juga angkot, Neng. Kalo mau yang adem dan ada AC-nya mah jangan naik angkot, tapi naik mobil yang ada AC-Nya aja," balas sang supir angkot tersebut. Kemudian ia pun segera melajukan angkutan umum itu meninggalkan area sekolah.
"Itu yang di belakang, Arsen bukan sih?" Celetuk salah satu siswi saat pandangannya tak sengaja melihat ke belakang melalu kaca yang tembus pandang sehingga para penumpang di dalam angkot bisa melihat lalu lintas melalui kaca tersebut.
Mendengar nama itu disebutkan, sontak saja membuat hampir seluruh murid yang menumpangi angkot tersebut langsung heboh berebutan untuk bisa membuktikan kebenaran omongan gadis tadi.
"Eh iya anjir, itu si Arsen!"
"Dia kaya sengaja ngikutin nih angkot ngga sih?"
"Iya kayaknya tau, orang jalanan lagi lengang gini. Kenapa ngga disalip aja ya, kan?"
"Mungkin dia lagi ngejagain salah satu orang yang ada di angkot ini."
"Eh gila, siapa njir? Apa jangan-jangan gue ya?" Ujar salah satu siswi dengan percaya dirinya.
"Pede amat lo!"
"Kali aja kan," gumam gadis yang sepertinya anak kelas dua belas itu.
Kemudian beberapa siswi penumpang angkot itu larut dalam obrolan membahas tentang siapa orang yang sedang diawasi oleh cowok yang mendapat julukan cowok misterius itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jenius Girl (On Going)
Teen Fiction⚠️Revisi setelah tamat. ⚠️Cerita ini dapat menyebabkan nyengir-nyengir dan bengek secara berkelanjutan. ⚠️Bagi Anda yang alergi dengan humor receh, bisa lambaikan tangan ke malaikat izrail. ⚠️Sekian, terima vote komen. Bagaimana jika kamu yang nota...