Hallo, aku kembali lagi!
Kalian apa kabar?
Masih nungguin kepastian dari doi?Ciss dulu sini yang masih digantung📸
Wkwk
Canda dingggSmga dg membaca cerita ini bisa ngalihin pikiran kalian tentang doi yang belum ngasih kepastian:)
Happy Reading!
Typo bertebaran!***
"Loh, Sayang? Pagi-pagi kok udah rapi aja? Mau ke mana?" Valerie berujar saat melihat anak gadis satu-satunya itu telah rapi dengan pakaian casualnya. "Oh iya, Mamah lupa. Pasti kamu mau ke tempat biasa, kan?" sambungnya.
Gadis dengan kaos bergambar Keropy itu tampak menggelengkan kepalanya, pertanda bahwa tebakan mamahnya itu salah.
"Terus kalau ngga mau ke tempat biasa, kamu mau ke mana, Sayang? Bukannya setiap hari Sabtu sama Minggu itu jadwal kamu ketemu anak-anak?" Ujar Valerie tampak bingung dengan respon Adeeva.
"Deeva ada janji dengan teman, Mah," balas gadis dengan rambut yang kali ini tampak dibiarkan tergerai. Setelahnya gadis itu menarik salah satu kursi makan untuk ditampatinya.
"Temennya laki-laki apa perempuan?"
"Laki-laki."
Jawaban itu alhasil langsung membuat Valerie menampilkan senyuman menggoda. "Oh, jadi ceritanya anak Mamah yang cantik ini mau ngedate sama laki-laki?"
"Siapa yang mau ngedate?" Max yang baru saja turun dari lantai dua, langsung ikut gabung dalam obrolan yang diciptakan oleh dua perempuan yang sangat ia sayangi itu.
"Ini, Pah. Anak kita ternyata udah gede," goda Valerie. Jangan lupakan juga senyuman jahil yang wanita paruh baya itu tampilkan.
Sedangkan gadis yang sejak dari tadi mendapat godaan dari mamahnya, menampilkan raut wajah cemberutnya.
"Benar begitu, Sayang?" Max terlihat ingin memastikan ucapan istrinya itu.
"Tidak, Pah. Deeva hanya ingin pergi ke rumahnya, karena dia bilang ayahnya ingin bertemu dengan Deeva," ujar Adeeva berusaha menjelaskan.
Namun ternyata, penjelasan Adeeva itu malah membuat mamahnya semakin gencar menggodanya.
"Aduh, udah mau dibawa ke ayahnya aja. Hubungan kalian emang udah sampe sejauh mana? Laki-lakinya kayak gimana orangnya? Kok kamu ngga kenalin ke Mamah sih, Sayang?" Cerocos Valerie melemparkan pertanyaan bertubi-tubi pada anaknya yang raut wajahnya semakin terlihat keruh itu.
"Kamu sudah mempunyai pacar?" Tatapan Max tampak seperti mengintimidasi putri tunggalnya itu.
"Tidak, Pah. Hanya teman," ujar Adeeva masih berusaha membela diri.
Laki-laki paruh baya yang masih tampak gagah di umurnya yang sudah tak muda lagi terlihat mengangkat sebelah alisnya, "Nanti dia kemari menjemput kamu?"
"Iya, Pah," jawab Adeeva dengan jujur. Toh memang benar 'kan kalau Dirga akan menjemputnya ke sini? Semalam ia sudah mengirim alamat rumahnya pada laki-laki itu.
"Bagus, Papah bisa bertemu dengan dia nanti," ujar Max dengan enteng. Ia seakan tidak melihat raut wajah khawatir dari putrinya itu.
Semoga Dirga tidak jadi ke sini. Batin Adeeva.
Tingnong ....
Namun ternyata harapan hanya sebuah harapan. Karena beberapa saat kemudian bel rumah berbunyi, sepertinya ada seseorang yang menekan bel rumah tersebut. Hal itu menandakan bahwa ada orang yang ingin bertamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jenius Girl (On Going)
Teen Fiction⚠️Revisi setelah tamat. ⚠️Cerita ini dapat menyebabkan nyengir-nyengir dan bengek secara berkelanjutan. ⚠️Bagi Anda yang alergi dengan humor receh, bisa lambaikan tangan ke malaikat izrail. ⚠️Sekian, terima vote komen. Bagaimana jika kamu yang nota...