Hallo Gengs!
Kembali lagi bersama saya author abal-abal
Canda abal-abal:vAda yang kepo sama kelanjutan cerita ini?
Absen dulu yuk, kalian askot mana nih?Udh ah, ngga mau lama-lama
Cusss langsung baca aja!Happy Reading!
Typo bertebaran!***
Motor putih milik Dirga kini sudah berhenti tepat di pelataran rumah asri milik laki-laki itu. Dua orang yang menumpanginya pun kini sudah turun dari kendaraan beroda dua itu.
"Yuk, masuk!" Ajak Dirga dengan tangan yang menggenggam pergelangan tangan Adeeva.
"Assalamualaikum, Bunda. Lihat Abang bawa siapa ini!" Pekik Dirga saat mereka memasuki rumahnya.
"Waalaikumsalam, Abang," balas Sania sembari mengalihkan pandangannya dari majalah kecantikan yang tengah dipegangnya.
"Aduh, ini Abang nyulik anak gadis siapa? Mana cantik banget gini," ujar Sania saat netranya menangkap putranya yang tengah menggandeng seorang gadis cantik.
"Kenalin, Bun. Ini Adeeva, calon masa depan Abang," ujar Dirga dengan percaya dirinya memperkenalkan Adeeva pada sang ibunda.
"Siapa yang datang, Bun?"
"Nah, ini yang namanya Adeeva, Yah. Yang katanya Ayah pengin ketemu," ujar Dirga.
"Aduh, ini kenapa masih pada berdiri. Duduk dulu, Sayang," tukas Sania mempersilahkan tamunya untuk duduk di sofa ruang tamu.
"Jadi kamu yang namanya Adeeva?" Tanya Angga sembari menatap gadis yang sedari-tadi bungkam.
"Iya, Om. Saya Adeeva, teman sekelas Dirga." Gadis itu tampak sedikit bangkit dari duduknya guna menyalimi kedua orang tua Dirga.
"Om denger dari Dirga, katanya kamu siswi pindahan dari SMP, yah?"
"Iya, Om."
"Oh ya? Kok bisa anak SMP pindah ke SMA?" Ujar Sania tiba-tiba ikut menyahuti. Ia terlihat penasaran akan hal yang dikatakan oleh suaminya itu.
"Iya, Tante. Saya mendapat rekomendasi dari kepala sekolah saya terdahulu. Sehingga saya bisa langsung loncat kelas," tukas Adeeva membuat raut kebingungan di wajah Sania perlahan memudar.
"Bunda sama Ayah jangan bingung yah sama cara ngomong Adeeva, dia emang gitu kalo ngomong," ujar Dirga tampak menjelaskan tentang cara bicara temannya yang memang seperti itu.
"Emang sebaku itu yah?" tanya Sania memastikan.
"Iya, Tante. Sudah terbiasa dari kecil."
"Adeeva?" Ujar Angga tiba-tiba memanggil gadis bernama Adeeva itu.
"Iya, Om?"
"Kamu tau maksud Om nyuruh Dirga ngajak kamu ke sini?"
"Tidak, Om."
"Jadi begini, menurut cerita yang Om dengar dari Dirga, Om berniat untuk meminta tolong sama kamu untuk menjadi mentor Dirga. Apa kamu bersedia? Kalau perlu, Om bisa bayar kamu berapa pun yang kamu mau," tukas Angga mengutarakan maksudnya.
"Sebelumnya saya minta maaf, Om. Bukannya saya berniat untuk menolak, tapi apakah Om sudah yakin dengan permintaan Om ini? Maksud saya begini, ini bukan tentang biaya. Tapi bukankah di luar sana masih banyak mentor yang bisa membimbing Dirga lebih baik dari saya? Lagipula saya juga masih pelajar, pengetahuan yang saya punya juga masih terbatas. Jadi alangkah lebih baiknya jika Om menyewa mentor lain yang lebih berpengalaman daripada saya," ujar gadis itu panjang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jenius Girl (On Going)
Teen Fiction⚠️Revisi setelah tamat. ⚠️Cerita ini dapat menyebabkan nyengir-nyengir dan bengek secara berkelanjutan. ⚠️Bagi Anda yang alergi dengan humor receh, bisa lambaikan tangan ke malaikat izrail. ⚠️Sekian, terima vote komen. Bagaimana jika kamu yang nota...