Jangan lupa klik bintang di pojok bawah yaww!
Happy Reading!
Typo bertebaran!
***
Di sebuah ruangan yang tampak minim dengan pencahayaan, terlihat seorang laki-laki yang tengah duduk dengan pandangan yang fokus menatap ke layar komputer.
"Adeeva Nora Marquez. Nama yang cantik, secantik orangnya," ujar laki-laki dengan mata yang sedari-tadi fokus pada layar monitor yang menampilkan potret seorang gadis yang tersenyum lebar pada kamera.
"Well, kita liat apa yang bakal terjadi."
***
"Sayang, bisa tolong beliin Mamah roti ke tempat biasa?" Ujar Valerie pada anak gadisnya yang tengah berbaring di kasurnya.
"Bisa, Mah." Setelahnya gadis itu tampak mengambil sebuah hoddie yang tersampir di gantungan baju.
"Kamu bisa minta dianterin mang Alo," saran sang mamah.
"Deeva sendirian saja, Mah," tolak Adeeva.
Valerie tampak berpikir sejenak, sebelum kemudian ia akhirnya mengizinkan
"Yaudah, tapi hati-hati yah. Jalanan malam biasanya agak ramai."Adeeva tampak mengangguk singkat, dan segera beranjak untuk menuju ke garasi rumahnya yang bersisi deretan mobil mewah.
Gadis itu tampak memanggil sopirnya untuk membantu membuka pintu garasi, sebelum kemudian ia memasuki mobil berwarna merah yang sudah lama tak ia gunakan.
Apa yang dikatakan oleh Valerie tampaknya salah, karena malam ini jalan raya tampak lengang. Adeeva pun memilih untuk melajukan kendaraannya dengan kecepatan sedang, lagipula ia tak dalam keadaan terburu-buru.
Di tengah perjalanannya, ia merasa sedang ada yang mengikutinya. Terlihat mobil berwarna hitam setia berada di belakangnya walaupun jalanan terkesan lengang.
Seharusnya mobil itu bisa saja menyalipnya, kan? Namun tak mau berpikiran negatif, gadis dengan hoodie berwarna navy itu memilih untuk kembali fokus pada jalanan di depannya. Walaupun sesekali netranya melirik ke spion untuk mengetahui apakah mobil itu masih mengikuti atau tidak.
Saat sampai di toko roti langganan ibunya, gadis itu segera melepaskan sabuk pengaman yang ia pakai. Dan beranjak keluar dari mobil yang ia tunggangi.
Sebelum benar-benar masuk ke toko roti, netra coklatnya sempat melirik ke lingkungan sekitar. Memastikan apakah mobil tadi benar-benar mengikutinya atau tidak.
Namun tampaknya, apa yang ia pikirnya hanya kecurigaannya semata. Karena saat ia mengedarkan pandangannya, mobil hitam tadi sudah tak ada lagi. Setelahnya, gadis itu melangkahkan kakinya memasuki pintu masuk toko.
Tak menyadari bahwa seseorang dengan tudung hoodie yang menutupi kepalanya, tengah memperhatikannya dari sebrang jalan. Setelah melihat gadis itu memasuki toko, orang itupun pergi meninggalkan tempatnya berdiri.
"Mba, pesan yang seperti biasa," ujar Adeeva saat ia sudah berada di depan etalase yang berisi berbagai macam roti dengan warna dan bentuk yang beraneka ragam.
Sang pegawai yang sudah kenal dengan gadis di depannya itu pun langsung mengerti dengan apa yang diucapkan oleh Adeeva.
"Tunggu sebentar, yah Mba Deeva," ujar pegawai tersebut yang langsung diangguki oleh Adeeva.
Beberapa menit kemudian, pegawai tersebut memberikan pesanan yang telah dipesan oleh Adeeva, "Ini, Mba Deeva."
"Harganya masih sama, kan?" Gurau Adeeva disertai dengan senyuman yang menawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jenius Girl (On Going)
Teen Fiction⚠️Revisi setelah tamat. ⚠️Cerita ini dapat menyebabkan nyengir-nyengir dan bengek secara berkelanjutan. ⚠️Bagi Anda yang alergi dengan humor receh, bisa lambaikan tangan ke malaikat izrail. ⚠️Sekian, terima vote komen. Bagaimana jika kamu yang nota...