Happy Reading!
Typo bertebaran!
***
"Shuttt! Cewe ...."
Terdengar bisikan dengan suara pelan. Dirga sedari tadi mencoba mengalihkan perhatian Adeeva yang terlihat begitu fokus memperhatikan bu Rani yang tengah menjelaskan materi.
"Heh, anak baru!" Ucap Dirga mulai terdengar kesal lantaran Adeeva masih saja mengabaikannya.
Dengan sengaja, Dirga menoel-noel lengan Adeeva guna mendapatkan perhatian dari gadis itu. Dan rupanya hal itu mampu membuat gadis itu merasa terusik. Terbukti dengan Adeeva yang berdecak pelan dan mengalihkan pandangannya pada laki-laki yang duduk di sebelahnya itu.
"Kenapa?" kesal Adeeva.
"Lo ngga mau ngajak gue kenalan gitu?" ujar Dirga sekenanya. Karena jujur, ia tak mempunyai alasan pasti mengapa ia mengganggu kedamaian gadis yang menjadi teman sebangkunya itu.
"Adeeva," ujar Adeeva singkat yang langsung dihadiahi tatapan tak percaya dari Dirga.
"Bisa tidak, kondisikan wajah kamu?" Ucap Adeeva dengan suara pelan.
Dirga yang sedari-tadi memasang wajah konyol pun seketika cengengesan tidak jelas. "Kenapa? Terkesima yah sama muka ganteng gue?" Ujar Dirga dengan percaya dirinya yang terlampau tinggi.
"Maaf?" Terlihat raut kebingungan di wajah cantik Adeeva.
"Udah ngaku aja. Lo pasti terkesima sama muka ganteng gue kan?" Ujar Dirga masih dengan rasa percaya dirinya itu.
"Ah sepertinya kamu salah paham. Maksud saya tadi ekspresi wajah kamu terlihat sangat konyol," ujar Adeeva yang sontak saja membuat Dirga memasang ekspresi wajah seolah tak percaya dengan kata-kata yang baru saja terlontar dari bibir mungil Adeeva.
"Lebih baik kamu segera menghadap ke depan daripada bu Rani menegur kamu dan berakhir dengan kamu yang terkena hukuman," ujar Adeeva lagi, memperingati Dirga untuk segera menghadap ke depan.
Di mana sedari-tadi terlihat bu Rani yang sesekali melirik ke arah mereka yang terlihat sedang mengobrol.
Sontak saja Dirga langsung membenarkan posisi duduknya untuk menghadap ke depan dan memperhatikan bu Rani yang entah tengah membahas apa.
Dirga terlihat hendak membuka suara lagi, namun rupanya hal itu diketahui oleh Adeeva dan gadis itupun langsung mendahului angkat suara. "Kalau mau mengajak saya ngobrol, bisa nanti saat istirahat," ucap Adeeva tanpa mengalihkan pandangannya dari arah depan.
Dirga yang merasa diperingati pun hanya mampu nenutup rapat bibirnya. Dan beralih menghadap ke depan, meskipun sesekali ia melirik ke sampingnya.
***
Bel tanda istirahat berbunyi begitu nyaring. Guru yang tengah mengajar pun segera mengakhiri pelajaran, dan beranjak keluar dari kelas.
Begitupun dengan siswa-siswi yang berada di dalam kelas, mereka berlomba-lomba untuk segera sampai ke kantin guna mengisi perut mereka.
Hal serupa pun dilakukan oleh Adeeva. Gadis itu kini terlihat tengah membereskan alat tulisnya, dan memasukkannya ke dalam tas.
Namun, saat ia akan beranjak dari kelas, aksesnya terhalang oleh Dirga yang masih saja duduk anteng di kursinya.
"Maaf, bisa minggir sebentar? Saya ingin ke kantin," ucap Adeeva meminta Dirga untuk minggir guna memberi akses agar ia bisa keluar.
"Bisa aja sih gue minggir. Tapi gue penasaran sama lo, gimana kalo kita ngobrol-ngobrol bentar?" ucap Dirga bernegosiasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jenius Girl (On Going)
Teen Fiction⚠️Revisi setelah tamat. ⚠️Cerita ini dapat menyebabkan nyengir-nyengir dan bengek secara berkelanjutan. ⚠️Bagi Anda yang alergi dengan humor receh, bisa lambaikan tangan ke malaikat izrail. ⚠️Sekian, terima vote komen. Bagaimana jika kamu yang nota...