~~~ Happy Reading ~~~
Sumire, Metal dan (Name) masih mengerjakan wajah patung hokage. Sedangkan Boruto dan lainnya sedang bermain.
"Teman-teman! Sudah cukup istirahatnya." - (Sumire)
"Ya, maaf!" - (Boruto)
"Ayo cepat kita selesaikan pekerjaan kita!" - (Sumire)
"Ya!" - (Boruto)
"Tapi, pekerjaan kita sudah hampir selesai. Tinggal bagiannya Metal saja." - (Shikadai)
Tiba-tiba Metal memukul alat pahat terlalu cepat dan terlalu kuat. Secara tidak sengaja Metal membuat sebelah wajah dari Naruto kembali hancur saja. Beruntung Shikadai berhasil menarik Metal untuk menghindarinya. Sedangkan (Name) menarik Sumire untuk menghindar.
Wajah Sumire seketika padam saat menyadari kalau dirinya di peluk oleh (Name). Hingga akhirnya sore hari telah tiba. Mereka pulang setelah menyelesaikan sedikit tugas mereka, walaupun tugas mereka tidak sepenuhnya selesai.
"Ah, aku lelah. Hari ini melelahkan sekali, ya " kata Boruto sambil merenggangkan badannya.
"Dan kira-kira ini salahnya siapa?" singgung Inojin.
"Oh iya, bagaimana kalau kita mampir dulu makan hamburger? Aku punya kupon diskon." saran Boruto.
"Aku ingin sekali makan, tapi aku tidak terlalu menyukai makanan siap saji." jawab (Name).
Metal berhenti berjalan dan menatap sedih ke arah wajah patung hokage ketujuh.
"Jangan sedih begitu dong, Metal! Siapapun bisa saja tak sengaja merusak patung itu. Lagipula, wajah asli dari patung hokage ketujuh juga pas-pasan." Boruto mencoba untuk membuat Metal tidak kepikiran soal yang tadi.
"Ta-Tapi..."
"Metal, kau itu terlalu memaksakan dirimu dalam melakukan sesuatu. Terkadang, kau mengacaukan semuanya dan justru malah menambahkan pekerjaan." Metal sedikit terkejut mendengar perkataan dari Shikadai. "Saat kau gugup kau selalu membuat kesalahan, bukan?"
"Bagaimana kau bisa tahu?"
"Kau pikir kau bisa menutupinya, ya? Yang jelas, kau itu terlihat sangat bodoh saat melakukan kesalahan."
"Aku terlihat bodoh?"
"Tak peduli seberapa keras kau berlatih sendirian di pegunungan, takkan ada gunanya jika kau tak bisa mengatasi rasa gugupmu!"
Mereka semua terdiam, begitu juga dengan Metal.
"Tidak...aku tak bermaksud begitu. Oh ya, aku pulang lewat sini."
Metal berjalan meninggalkan mereka.
"Shikadai, apa tak apa kau berbicara seperti itu padanya?" tanya Inojin.
"Menurutmu begitu?" tanya lagi Iwabe.
"Metal hanya berusaha berlatih lebih keras dari yang lainnya," kata Sumire dengan ekspresi yang khawatir.
Malam harinya pun tiba, Shikadai sedang asik bermain gamenya sedangkan (Name) hanya sedang asik melahap onigirinya. Di saat Shikadai sedang asik bermain, dia tak menyadari kehadiran ibunya di belakangnya. Tanpa rasa kasihan, Temari memukul kepala Shikadai dan (Name) hanya menatap datar sambil melahap makanannya.
"Keonaran apa yang kau buat hari ini di sekolah?!" tanya Temari dengan ekspresi wajah yang marah dan kesal.
"Tidak ada. Itu semua perbuatannya Boruto. Aku hanya kebetulan terlibat dengannya." Shikadai kembali lanjut bermain.
Temari menjewer telinga Shikadai dengan cukup keras. "Alasan macam apa itu? Dasar pengecut!"
Shikamaru baru saja pulang dari kerjanya. "Tadaima."
"Okaeri, papa." jawab (Name) dan kembali melahap onigirinya.
"Oh, ada apa ini? Kau membuat masalah, ya, Shikadai?" tanya Shikamaru.
"Tidak, ayah. Aku tak melakukan apa-apa." jawab Shikadai.
"Tolong nasihati dia dong! Dia selalu saja membuat masalah di akademi." Temari menuangkan sake ke dalam gelas Shikamaru. "Kalau begini, kau takkan bisa menjadi ninja yang hebat!"
"Yah, memang begitulah pembelajaran di akademi." Shikamaru lalu meminum sake yang ada di gelasnya. "Dimarahi karena diharapakan bisa menjadi ninja yang hebat. Tak ada anak yang sesempurna itu."
Shikadai menjadi teringat dengan ucapannya tadi kepada Metal.
"Jadi, kupikir anakku akan sama dengan yang lainnya. Di marahi, belajar, dengan begitu dia akan dewasa. Kalau tidak begitu, dia akan menjadi orang yang buruk, orang yang takkan merasa menyesal saat salah dan juga enggan untuk meminta maaf."
Sekali lagi Shikadai dengan pertanyaan Inojin tadi. "Yang ayah katakan benar."
"Temari, tak perlu khawatir! Dia sudah mengerti. Sekarang aku jadi lapar. Ayo, cepat siapkan makanannya."
Temari merampas botol sake dari tangan Shikamaru. "Kau itu terlalu lembek padanya. Karena itulah Shikadai selalu terlihat dalam masalah."
"Loh? Kenapa jadi aku yang di marahi?"
"Aku berkata begini demi kebaikan marga Nara. Tapi, begitu caraku menanggapinya?"
'Merepotkan sekali.'
"Barusan kalian berdua berpikir kalau aku merepotkan, bukan?"
Shikadai dan Shikamaru terkejut.
"Malam ini kalian tak dapat jatah makan malam!"
Shikadai berjalan ke teras rumah. Terdengar suara perut dari Shikadai, yang menandakan kalau dia lapar. (Name) duduk di samping Shikadai dan memberikan beberapa onigirinya untuk saudara angkatnya itu makan. Shikadai mengucapkan terima kasih kepada gadis itu karna sudah mau memberikan onigiri kepada dia yang sedang kelaparan.
~~~ Bersambung ~~~