~~~ Happy Reading ~~~
Mereka lalu diajak oleh Kagura menuju ke Akademi Kirigakure. Setibanya mereka di sana, para murid di akademi sementara latihan berpedang di atas air."Aku kagum! Teknik berpedang Kirigakure memang hebat, ya!" puji Denki.
"Ya. Selain itu, mereka latihan di atas air yang tidak stabil, lo," ucap Shikadai.
"Keren banget, ya!" Boruto kagum melihatnya.
Sesi latihan berpedang para murid akademi telah berakhir.
"Bagaimana menurut kalian?" tanya Chojuro.
"Hebat sekali!" komentar Boruto.
"Tidak buruk." sambung (Name).
"Kami juga mempelajari taijutsu, tapi kalau teknik berpedang tak sampai sehebat ini," ucap Boruto.
"Kalau begitu, kamu mau ikutan latihan bertarung?" tawar Chojuro.
"Benarkah?" tanya Boruto yang tidak percaya dan tidak sabaran.
"Kagura."
"Ya?"
"Jadilah lawannya."
"Ta-Tapi..." (Name) bisa melihat keraguan di dalam tatapan Kagura.
"Kalian itu sama-sama shinobi. Agar bisa akrab, pertama-tama, saling mengenal satu sama lain itu bukanlah ide yang buruk."
"Benar, ayo kita lakukan!"
"Aku tak keberatan kalau itu tujuannya!"
Akhirnya Kagura mau berlatih dengan Boruto sesuai yang diminta oleh Mizukage. Sementara (Name) melihat mereka di atas bersama dengan yang lainnya. Kedua matanya yang tajam bisa melihat dari gaya kuda-kuda dari Kagura.
'Sama sekali tidak ada titik buta, Boruto mungkin akan kesusahan mengalahkannya.' pikir (Name).
Baru saja (Name) memperkirakannya, Boruto berhasil dikalahkan oleh Kagura. Tapi yang menangkap perhatian (Name) adalah tatapan Kagura seperti melihat sesuatu yang mengerikan ke arah pedang kayu yang dia pegang. (Name) tahu arti dari tatapan Kagura itu, tatapan ketika dia tidak dapat menahan kutukan Kaguya yang mencoba menguasai dirinya yang dulu.
(Name) mengangkat tangan dan berkata, "Ano Chojuro-sama, apa aku boleh ikut juga?"
"(Name), apa kau yakin?" tanya Shikadai kepada saudara angkatnya itu.
"Aku yakin, Shikadai."
(Name) lompat turun ke bawah dan sempat membuat orang-orang khawatir karena jarak dari atas ke air cukup tinggi. Ditambah lagi permukaan tersebut adalah air, jadi butuh konsentrasi yang tinggi untuk bisa berdiri di atas air. Tetapi (Name) dengan santainya mendarat mulus di permukaan air.
Kagura melemparkan pedang kayu yang tadi dipakai oleh Boruto kepada (Name) dan (Name) dengan mudah menangkapnya. Gadis itu mempersiapkan kuda-kudanya.
"Mulai!" ucap Chojuro yang memberikan aba-aba.
(Name) berlari ke arah Kagura dan Kagura sudah siap untuk menerima serangan dari (Name). Tetapi secara tiba-tiba (Name) menghilang dari pandangannya dalam sekali kedipan mata saja. Membuat Kagura terkejut dan dia langsung berbalik ke belakang, lalu menahan ayunan pedang kayu (Name) dari belakangnya. Ternyata (Name) sengaja mengecoh Kagura agar konsentrasi Kagura menjadi goyang.
Kagura melakukan serangan yang sama seperti kepada Boruto dan berhasil membuat pedang kayu di tangan (Name) menjadi terlepas.
"Kau kalah, (Name)-san."
"Oh ya?" (Name) langsung menjadi asap.
"Kagebunshin!"
(Name) muncul di belakang Kagura dan mengarahkan mata pedang kayunya ke leher Kagura. "Sekarang...siapa yang menang."
'Sejak kapan dia menggunakan kagebunshin. Aku tidak mendengarkan sama sekali saat dia menggunakan jutsu itu.' batin Kagura.
"Baiklah, pemenangnya kali ini adalah (Name). Itu tadi sangat hebat, (Name). Bahkan aku sampai ikut tertipu."
(Name) hanya mengangguk saja dan memberikan pedang kayu itu kepada Chojuro.
"Kau sangat hebat tadi, (Name)!" Boruto memukul pelan belakang (Name).
(Name) tersenyum kecil ke arah Boruto. "Ah, itu aku hanya menggunakan trik yang sederhana saja."
Sekarang waktunya bagi mereka untuk berkeliling melihat keadaan pantai. (Name) berdiri memilih untuk melihat pantai dari atas sambil menikmati ubi rebusnya yang masih hangat.
Terdengar suara burung gagak hitam yang terbang di langit sambil berputar. (Name) bersiul dan membuat burung gagak itu terbang ke arahnya. Anehnya burung tersebut malah hinggap di bahu gadis itu.
"Kau pasti lapar juga, kan? Aku masih punya roti. Makanlah."
(Name) memotong kecil-kecil rotinya menjadi bagian-bagian kecil dan memberikannya kepada gagak tersebut. Sementara si burung gagak terlihat makan dengan lahap roti yang diberikan oleh (Name).
"Ano, (Name)-san!" seseorang memanggil (Name) dari belakang.
(Name) berbalik dan menjawab. "Yo, Kagura."
Kagura berjalan menghampiri (Name) dan bertanya. "Apa (Name)-san sedang menikmati pantai juga?"
(Name) hanya menganggukkan kepalanya dan memakan ubinya lagi. Terlihat Kagura seperti ingin mengajak (Name), tetapi dia terlihat ragu-ragu untuk melakukannya.
"A-Apa (Name)-san mau aku ajak keliling? Sekalian mengenalkan Kirigakure." tanya Kagura.
"Tentu."
(Name) dan Kagura berjalan bersama sambil menikmati pemandangan juga orang-orang banyak yang berlalu lalang melewati mereka. Tak jauh dari mereka, ada Boruto juga Sarada yang sepertinya sedang menikmati jajanan yang dijual oleh salah satu penjual di sana.
"Syukurlah. Sejujurnya, aku tak yakin sesuatu yang sangat sederhana sesuai dengan seleramu," ucap Kagura ketika mereka menemui Boruto juga Sarada.
"Desa kami dikelilingi oleh pengunungan dan hutan. Ini sangat lezat!" ucap Boruto.
Kagura duduk di tengah-tengah Sarada juga Boruto, sementara (Name) duduk di samping Sarada.
"Benarkah? Suatu hari nanti aku akan ke sana," ucap Kagura.
"Tidak ada apa-apa di sana. Itu hanya pendesaan saja."
Mereka menatap ke arah pantai dan angin berhembus pelan menerpa wajah mereka.
"Beberapa tahun yang lalu, tempat ini belum ada."
"Benarkah?" Sarada heran.
"Ya. Itu adalah desa nelayan yang kecil dan miskin yang bergantung pada angin laut. Tidak hanya di sini...seluruh desa miskin. Tapi semuanya berubah saat diambil alih oleh Chojuro-sama. Dia membuat hidup lebih makmur untuk semua orang." jelas Kagura.
"Kau pasti mencintai desa ini, Kagura," ucap Sarada.
"Ya. Dan itulah kenapa...kami tidak boleh kembali ke jaman ketika kami dikenal sebagai Chigiri no Sato."
~~~ Bersambung ~~~