~~~ Happy Reading ~~~
"Dasar, karena Boruto dan teman-temannya, kita jadi membuang-buang waktu." terlihat Sarada yang sedang kesal.
"Tapi, mungkin mereka sedang ada masalah darurat," kata Sumire.
"Jangan sampai ditipu oleh mereka. Aku yakin mereka itu hanya ingin lepas dari tanggung jawab bersih-bersih, iya kan, (Name)." Sarada menatap ke (Name).
(Name) memalingkan wajahnya. Sarada merasa seperti ada panah yang menusuk hatinya saat dia bertanya kepada (Name) tapi gadis itu malah mengabaikannya. Rasanya sakit saat diabaikan sama crush sendiri.
"Yah, namanya pecundang itu yang seperti itu. Ayo cari makanan manis! Makanan manis dari seluruh penjuru dunia sedang menunggu kita, tahu!" sorak Chocho.
Mendadak Sumire berhenti berjalan. Membuat (Name), Chocho dan Sarada kebingunan.
"Ketua, ada apa?" tanya Sarada.
"Ti-Tidak... Barusan aku merasa diawasi oleh seseorang." jawab Sumire yang khawatir dan panik.
"Tak ada siapapun, lo," kata Chocho.
"Be-Benar juga ya, maaf."
Mereka kembali berjalan. Tapi baru saja berjalan, mereka langsung berpencar dan mengeluarkan senjata mereka. Mereka berempat merasakan dari arah belakang mereka kalau ada seseorang. Tapi di saat mereka berbalik, tak ada siapapun di belakang mereka.
Ketika sampai di akademi, mereka berkumpul dan mengobrol layaknya para wanita pada umumnya.
Chocho meremas-remas kedua pipinya. "Berat badanku pasti turun, ya?"
"Sepertinya begitu."
"Sejak saat itu dia selalu seperti ini," kata Sumire.
"Apa penguntitan itu masih berlanjut?"
"Kami merasa diikuti seseorang, tapi kami tak mengetahui keberadaannya." jawab Sarada.
Chocho mengunyah keripik kentang sambil memasang wajah cemberutnya. "Karena khawatir, nafsu makanku jadi menurun. Aduh! Penguntit itu merepotkan ya, jadi seperti natto saja! Sama sekali tak mengizinkanku lepas, benar-benar menyebalkan! Kali ini, aku pasti akan menangkapnya!"
Sumire memeluk lengan tangan (Name). "(Name)-kun (btw pakai Kun ini bisa untuk semuanya tapi tergantung dari orang yang mau pakai), aku jadi khawatir kalau aku bisa terluka karna penguntit itu."
Sarada diam-diam menatap tajam ke Sumire yang sedang mencoba menarik perhatian dari (Name). Sedangkan (Name) sendiri hanya mengelus kepala Sumire.
"Tenang saja, Sumire. Aku yakin kita bisa menangkap si penguntit itu."
Sepulang dari akademi, mereka berempat menuju ke toko. Katanya Chocho mau membeli beberapa bungkus keripik kentang karna stok keripik kentangnya sudah habis.
"Tak kusangka aku kehabisan keripik kentang!" kata Chocho sambil melihat-lihat.
"Menurutku kamu itu tidak punya pola makan yang benar," kata Sarada yang sweatdrop.