Chapter 17

2.2K 284 1
                                    

~~~ Happy Reading ~~~

Sebelum (Name) pergi ke kantin, Konohamaru tiba-tiba memanggilnya.

"Siapa sebenarnya kamu ini, (Name). Mengapa kamu ini mirip sekali dengan sosok mendiang kakakku yang bernama Uchiha (Name)?"

(Name) hanya tersenyum kecil. Dia langsung menggunakan doujutsu miliknya untuk menghipnotis Konohamaru. Dia belum bisa menceritakan identitasnya yang sebenarnya kepada orang lain. Belum waktunya dia harus memberitahukan identitasnya yang sebenarnya.

(Name) berjalan meninggalkan Konohamaru yang sedang dibawah pengaruh hipnotisnya. Beberapa detik selanjutnya Konohamaru jadi lupa dengan apa yang terjadi kepadanya dan tidak mengingat lagi niatnya untuk bertanya kepada (Name).

(Name) pergi menyusul Sarada menuju ke kantin akademi.

"Pesan satu yakisoba pan!" kata Sarada dan Boruto secara bersamaan.

Sarada dan Boruto kembali menatap kesal. "Oba-san, pesan yakisoba pan!"

"Gomen ne, rotinya tinggal satu." kata ibu penjaga kantin.

"Aku selalu membeli yakisoba pan di sini setiap hari."

"Pantas saja, bau mulutmu itu mirip bau yakisoba pan."

"Karena kamu sudah tahu, maka yakisoba pan ini-"

"Milikku!"

"Apa-apaan itu?!"

"Karena kamu selalu makan yakisoba pan, kali ini coba makan roti yang lain sana."

"Selain yakisoba pan, makanan kesukaanku adalah hamburger! Tenagaku tidak akan pulih kalau aku tidak makan!"

"Kamu selalu berbuat onar, jadi mungkin lebih baik kalau kamu tidak bertenaga dulu hari ini." Sarada memalingkan wajahnya dan tampak  wajah dia sedikit memerah. ''Di samping itu, karena kudengar yakisoba pan di sini sangat enak, aku sangat ingin mencobanya!"

"Hei oba-san, kenapa hari ini yakisoba pan cepat habis!"

"Benar juga, biasanya masih banyak," kata Inojin.

"Tadi ada pelanggan bertubuh gendut yang memborong rotinya." jelas ibu penjaga kantin.

"Gendut?" gumam Denki.

"Sarada."

Terlihat di tangan Chōchō ada banyak yakisoba pan dan sebungkus keripik kentang. (Name) pergi membeli 3 onigiri dan Sarada cepat-cepat membeli yakisoba pan yang masih tersisa, mumpung Boruto dan temannya masih fokus sama Chōchō.

"Terima kasih sudah mau beli," kata ibu kantin

Boruto baru sadar kalau dia tadi mau pergi membeli yakisoba pan. Dia merasa kesal karna yakisoba pan yang tersisa sudah dibeli oleh Sarada.

"Chotto matte!"

"Siapa cepat dia yang dapat!"

"Kalau begitu justru aku yang berhak mendapatkan roti itu!"

"Kalau kamu benar-benar pria sejati, kamu harus mengalah pada seorang wanita."

"Itu pun kalau kamu wanita normal!"

"Apa maksudmu?!"

"Apa?"

Sarada dan Boruto saling melemparkan tatapan mata yang jengkel.

"Apa para cowok berulah lagi?" tanya salah satu murid perempuan.

"Apa ini kelanjutan dari yang tadi pagi?"

"Tolong, jangan bertengkar!" Sumire mencoba melerai teman-temannya.

"Tidak. Bukankah ini lebih baik? Lagipula situasi di sini sudah terlalu tegang. Lebih baik kita selesaikan saja masalah ini. Benar kan, Boruto?" tanya Iwabe.

(Name) menghela nafasnya. "Kalau sampai bertengkar, aku tidak mau ikut campur. Itu hanya membuang-buang waktuku saja."

Shino datang dan berdiri di tengah-tengah Boruto dan Sarada. "Dilarang bertarung antar sesama murid akademi."

Sumire merasa lega karna wali kelasnya sudah datang. "Sensei!"

"Akan tetapi, sifat tidak ingin kalah juga bisa membuat seorang ninja menjadi cepat dewasa." ekspresi wajah Sumire berubah. "Setelah pelajaran selesai, aku akan menyiapkan arena pertarungan untuk kalian berdua. Bertarunglah dengan sungguh-sungguh, dan selesaikan masalah ini!"

"Serius? Ini benar-benar merepotkan, tahu."

~~~ Bersambung ~~~

Little Bijuu 4 (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang