~~~ Happy Reading ~~~
Terlihat beberapa murid yang sedang berlatih untuk berdiri di atas air. Mereka dibagi menjadi 2 kelompok.
"Fokuskan saja chakra pada kaki kalian," kata Shino.
Chocho berusaha untuk menyeimbangkan tubuhnya. Yang terlihat tidak kesusahan dalam berdiri di atas air adalah Sarada dan (Name).
"Ya, begitu! Kalau kalian bisa mengontrol chakra dengan baik, kalian mungkin bisa berjalan di atas air."
"Kalau begini, akulah yang paling tak diuntungkan!" Chocho berusaha keras untuk bisa menyeimbangkan tubuhnya.
"Berjalan di atas air...bukannya itu bodoh banget ya? Lalu apa gunanya kapal?" gumam Sarada.
"Jangan mengajakku bicara!" protes Chocho yang hampir kehilangan keseimbangannya.
"Agar kita bisa bertarung walaupun di air. Percuma kalau bisa bertarung di permukaan tanah, kalau tidak bisa bertarung di permukaan air," kata (Name).
"Bagus. Bagaimana...kalau begini?" Shino membuat permukaan air menjadi sedikit tidak tenang dengan menggunakan tangannya yang sudah dilapisi dengan chakra.
Semua murid terjatuh dan kehilangan keseimbangan mereka. Terkecuali (Name) yang sudah terlatih dan dia tidak kehilangan kemampuannya di masa kehidupannya yang dulu.
"Permukaan air tak selalu tenang. Sungai dan lautan yang sebenarnya tak setenang ini." jelas Shino.
Saat sepulang dari akademi, Sarada mengajak (Name) untuk menginap di rumahnya. Lagipula dia merasa bosan karena hanya dia dan ibunya yang tinggal di rumah. (Name) tentu saja menerima ajakan Sarada. Dia pergi ke rumah dulu untuk mengambil pakaian gantinya dan memberitahukan kepada ibu angkatnya kalau dia akan menginap di rumah Sarada
Sarada dan (Name) pergi membeli bahan-bahan untuk makan malam nantinya. Saat berada di perjalanan, mereka bertemu dengan Shikadai, Boruto, Denki dan Inojin turun dari atas kereta api.
"Hari ini sayurannya mahal banget, ya."
"Ini bahaya, Boruto-kun!" kata Denki.
"Tenang saja, aku sudah terbiasa!" Boruto secara tidak sengaja melihat (Name) dan Sarada dan memutuskan untuk menyapa kedua gadis itu. "Yo, Sarada, (Name)!"
"Apa kalian melakukan sesuatu yang buruk lagi?" secara tidak langsung Sarada menyinggung mereka berempat.
"Kami akan melatih Denki memancing. Meski merepotkan juga, sih." jawab Shikadai.
"Percaya tidak?" Boruto menunjuk ke Denki yang berada di belakangnya. ''Dia tak pernah dapat ikan!"
"Kalau game memancing, sering dapat, sih!"
"Kalau kalian punya waktu, mau ikut?" ajak Boruto.
''Kami akan menyiapkan makan malam! Terserah kalian sih, tapi apa kalian tak bisa mengingat cara naik kereta yang benar?" jawab Sarada.
"Jangan kaku gitu, dong! Saat duduk di atas atap gerbong kereta, rasanya nyaman banget bisa merasakan hembusan angin."
''Aku sih bukan anak-anak lagi."
"Kalau kamu tak mencobanya, takkan mengerti."
Sarada melanjutkan perjalanannya sambil mengandeng (Name). "Untuk mengerti, tak harus dicoba kali."
"Ngeselin banget." gumam Boruto.
Tak terasa hari pun telah menjelang sore hari. Sebentar lagi akan menjelang malam.
"Tadaima." terdengar suara Sakura yang baru pulang dari tempat kerjanya.
"Okaeri."
"Ah, sup miso-nya baunya enak. Kalau tidak salah, kita punya tomat, kan? Mau dicampur?"
"Tomat dalam sup miso? Sepertinya tidak cocok."
''Oh, begitu ya."
"Oh iya, apa persiapan untuk besok sudah selesai?"
"Ya, tenang saja, tenang!"
Di saat tiba waktunya untuk tidur, Sarada menawarkan (Name) untuk tidur bersamanya di tempat tidurnya. Tetapi (Name) menolaknya dengan halus. Dia memilih untuk menggelar futon yang ada di rumah Sarada. Dia sudah terbiasa tidur di futon.
Tapi Sarada juga bersikeras agar (Name) tidur bersama dengannya di tempat tidurnya. Dia juga tidak keberatan kalau dia dan (Name) tidur satu ranjang. Akhirnya (Name) pasrah dan tidur bersama dengan Sarada.
~~~ Bersambung ~~~