Chapter 37

902 112 4
                                    

~~~ Happy Reading ~~~

(Name) berjalan di samping Sarada.

"Kerja bagus, tuan pemimpin darmawisata," ucap Shikadai.

"Iwabe, lain kali jangan suka bertindak seenaknya sendiri, ya!" Iwabe hanya memalingkan wajahnya. "Ya ampun, berurusan dengan pria aneh itu. Kalau kami tidak datang, kalian pasti akan bertarung di sana."

"Aku minta maaf. Beberapa orang di sini tidak suka melihat orang asing datang ke tempat ini," ucap Kagura yang merasa tidak enak.

"Jangan khawatir. Di mana-mana pasti ada orang yang seperti itu. Ada orang lain yang terlihat kuat datang ke tempat itu dan menghentikannya." jawab Boruto.

"Terlihat kuat?" gumam Kagura yang kebingungan.

"Hei, hei... sudahlah, sekarang kita pergi ke mana?" tanya Cho-cho.

"Oh...aku akan mengajak kalian bertemu seseorang." jawab Kagura.

"Seseorang? Apa dia tampan?" tanya Cho-cho lagi.

"Ya ampun, Cho-cho!"

"Ara." terdengar suara seorang wanita yang menuju ke arah mereka.

Kagura dan lainnya berhenti berjalan, begitu juga dengan (Name).

"Wah, banyak sekali pengunjung yang imut-imut."

'Tunggu, bukannya itu Mei-san?' batin (Name).

"Beliau adalah mantan Mizukage, Mei-sama. Dia pernah terlibat langsung dalam perang besar ninja, dan kemudian, membantu meminjamkan dana untuk pembangunan dan perluasan desa."  Kagura memperkenalkan Mei Terumi kepada mereka.

"Sudahlah, itu semua masa lalu." Mei tertawa kecil mengingat itu semua.

Mereka kembali berjalan.

"Saat ini adalah zaman untuk anak-anak muda seperti kalian, bukan kami." Mei melihat ke arah Kagura. "Benar, kan, Kagura?"

"Tidak, aku..."

Mei menghela nafasnya. "Baiklah, kita sudah sampai."

Mereka berdiri di depan pintu dengan lambang air dan berwarna biru juga putih.

"Permisi."

Kagura dan Mei bersama-sama membuka pintu tersebut. Mereka berjalan masuk ke dalam dengan perasaan yang kagum melihat isi ruangan tersebut.

"Mereka sudah sampai," ucap Mei kepada seseorang yang ada di depannya.

"Terima kasih banyak." sosok itu berdiri dari kursinya. "Senang bertemu dengan kalian. Namaku Chojuro, Mizukage periode saat ini. Terima kasih kalian sudah mau jauh-jauh datang dari desa Konoha ke desa kabut ini. Aku merasa terhormat menyambut kalian semua."

'Sekarang Chojuro yang menjadi Mizukage? Aku tidak mengira dia yang menggantikan Mei-san sebagai Mizukage.' batin (Name).

Chojuro kembali melanjutkan sambutannya. "Dan begitulah, kami setuju menerima kunjungan darmawisata kalian karena kamu yakin ini akan meningkatkan pembangunan desa masing-masing dan meningkatkan tali persahabatan kami. Kedamaian sudah kita dapatkan, tapi kenyataannya masih ada ninja yang menganggap desa lain sebagai musuh..."

Boruto tiba-tiba menguap di saat Mizukage sedang berpidato.

"Perhatikan, dong!" tegur Sarada sambil berbisik ke Boruto.

"Tapi lewat darmawisata kali ini, kami berharap pemikiran seperti itu akan berubah.."

"Aku tahu, tapi...pada intinya, dia hanya perlu bilang semoga kita bisa saling akrab satu sama lain, iya kan?" Boruto kembali menguap.

"Tunggu!"

"Kita malah seperti berada di dalam kelas. Aku jadi bosan..."

Tiba-tiba saja Chojuro tertawa kecil. Mendengar hal itu Sarada dan Boruto menjadi panik.

"Maksud saya, ano.."

"Tidak apa-apa, agak membosankan, ya? Aku juga merasa begitu," ucap Chojuro dengan senyumannya.

"Hah??"

Mereka semua heran dengan ucapan dari sang Mizukage.

"Dia benar. Sebenarnya inti dari ucapanku ini adalah semoga kita bisa saling akrab satu sama lain. Tetapi, agar bisa mengekspresikan sesuatu secara sederhana, diperlukan ucapan dan uraian yang sangat panjang, terutama bagi kami orang dewasa. Itu karena desa kita pernah saling bermusuhan. Dan kami pernah mengalami banyak pertumpahan darah sehingga kami pernah dijuluki sebagai desa Kabut Berdarah."

(Name) jadi teringat Kirigakure yang pada saat itu berada dibawah pimpinan Yagura.

"Akan tetapi, kalian berbeda. Kalian memiliki keyakinan bahwa sejarah tragis seperti yang kami alami bisa dilewati dengan mudah, dan yakin bahwa masa depan yang baru bisa dicapai."

Boruto bernafas lega dan mengundang tatapan heran dari Sarada.

"Silahkan berbaur dengan masyarakat di desa Kirigakure ini. Dan juga, bersenang-senanglah dan nikmati perjalanan kalian!"

"Baik!"

Setelah selesai mendengarkan pidato dari Mizukage, mereka semua berpencar untuk melihat yang ada di Kirigakure. (Name) cukup kagum dengan perubahan yang terjadi di Kirigakure setelah perang ninja.

"Aku mau check in dulu, tolong tunggu di sini sebentar. Kalau sudah selesai, akan kuantar kalian ke tempat yang terkenal di desa," ucap Kagura sebelum pergi.

"Dia pria yang sepertinya memiliki masa depan yang cerah, ya," ucap Cho-cho.

"Yang kamu maksud Kagura-san?" tanya Denki.

"Memangnya siapa lagi? Dia orangnya sangat perhatian dan punya kemampuan juga."

"Karatachi Kagura. Dia menjadi Chunin desa Kirigakure 2 tahun yang lalu. Dia pun tampaknya sangat dekat dengan Rokudaime Mizuke." jelas Mitsuki.

"Kau tahu banyak, ya!" Denki kagum dengan Mitsuki yang bisa mendapatkan informasi tentang Kagura.

"Aku mendengarnya sedikit saat masih di Otogakure."

"Lalu, yang lainnya lagi apa?" tanya Boruto.

"Dia sudah dipilih sebagai penerus dari Tujuh Ninja Berpedang Desa Kirigakure, dan dia akan menjadi penerus dari pedang Mizukage saat ini, Hiramekarei."

'Hiramekarei? Bukannya itu pedang yang pernah dipakai Chojuro saat perang?' batin (Name).

"Apa yang kau maksud Tujuh Ninja Berpedang Desa Kirigakure itu Tujuh Ninja itu?" tanya Shikadai yang tidak percaya.

"Apa itu?"

"Kau benar-benar tak tertarik dengan sejarah, ya?" ledek Sarada.

"Dengar, ya. Di desa Kirigakure ada Tujuh pedang ninja yang sudah diwariskan sejak Mizukage Pertama. Shinobi yang dapat menggunakan pedang hebat itu dikenal sebagai Tujuh Ninja Berpedang Desa Kirigakure." Shikadai menjelaskan semua yang dia ketahui.

"Dari yang kudengar, jika ketujuhnya bekerja sama, mereka dapat meruntuhkan sebuah negara." tambah Sarada.

"Kalau di desa kita, dia itu setingkat dengan Penasihat Kakashi-san?"

"Yah, mereka memang monster."

"Dia, ya?"

"Masa depannya berarti cerah sekali, dong. Akhirnya muncul juga cowok yang cocok denganku!" ucap Cho-cho.

(Name) dengan tatapan tajamnya menatap ke arah Cho-cho. "Berhentilah mengucapkan masa depannya itu cerah, Cho-cho."

"Memangnya kenapa, (Name)? Bukannya itu bagus?"

(Name) terdiam sejenak dan kembali menjawab pertanyaan dari Cho-cho. "Tidak, tidak apa-apa. Hanya saja aku tidak yakin kalau masa depannya itu cerah."

~~~ Bersambung ~~~

Little Bijuu 4 (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang