~~~ Happy Reading ~~~
(Name) duduk di samping Sarada. Dia hanya sedang memejamkan matanya dan mencoba mendapatkan kedamaian."Si Boruto itu benar-benar mencolok, ya." komentar Sumire.
"Benarkah? Bukankah dia diperhatikan banyak orang karena dia melakukan aksi yang konyol? Sarada, (Name), bukannya kalian kenal dengannya?" tanya Chōchō.
"Hanya kebetulan saja orang tua kami teman dekat." jawab Sarada.
"Aku hanya sebagai anak angkat saja di klan Nara. Di tambah lagi otou-san selalu memintaku untuk menjaga Shikadai dan Boruto." jawab (Name) yang masih memejamkan matanya
"Jadi... kalian ini teman masa kecil?" tanya Chōchō lagi.
"Yah, bisa dibilang begitu." jawab (Name).
"Sama sekali tak bisa disebut begitu, ya! Sebenarnya, aku sedikit sebal jika harus dikait-kaitkan dengannya." jelas Sarada.
Chōchō merenggangkan kedua tangannya ke atas. "Benar juga, ya. Papanya sangat keren, sih."
"Naruto-san kan?" Sumire tersenyum kecil.
"Benar. Masa kecilnya yang keras bisa menjadikannya pria yang hebat." komentar Chōchō.
Tiba-tiba saja Inojin melewati mereka. "Numpang tenar nama hokage, ya?"
Sumire menjadi panik. "Inojin-kun!"
Inojin berhenti berjalan kemudian menatap ke arah Sumire. "Are, apa suaraku tadi terlalu keras?"
"Oi Inojin, jangan seperti itu." tegur Shikadai.
"Ah, gomen. Jika kau merasa terganggu, aku akan menarik perkataanku. Tapi, itulah yang dipikirkan semua orang di sini."
'Tidak anak, tidak bapak, sama-sama suka kasih komentar pedas.' batin (Name).
"Orang yang merusak sebuah kereta itu, biasanya akan dimasukkan ke dalam penjara."
"Mengenai itu." Denki mencoba membela Boruto.
Boruto memegang pundak Denki dan menggelengkan kepalanya.
"Kau ini... sebenarnya kau tahu apa yang terjadi, kan?" tegur Shikadai lagi.
"Begitulah... lama tidak bertemu, Boruto. Sudah berapa lama, ya?" Inojin tersenyum khasnya.
"Oh, Inojin." sapa balik Boruto.
"Apa kalian berteman?" tanya Denki.
"Yang berteman orang tua kami, sih. Dengar, Inojin. Aku tahu kalau kau memang seperti ini dari dulu, tapi kenapa mulutmu tidak bisa dijaga?" Shikadai benar-benar bingung dengan anak dari klan Yamanaka tersebut.
"Aku tidak bermaksud mencari masalah, sih."
"Malah membuat suasananya semakin buruk saja." Chōchō benar-benar tidak suka dengan suasananya yang sekarang.
"Biarkan saja mereka," kata (Name).
"Yah, ini semua tidak ada hubungannya dengan orang tua kita. Mari kita berteman baik!" Boruto mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.
Bukannya di berjabat tangan, Inojin malah menampar pelan tangan Boruto. "Tapi sebenarnya aku tak terlalu percaya denganmu."
"Ano! Kita akan belajar bersama-sama di sini, jadi kita harus akur!" Sumire mencoba membuat kedua anak itu menjadi teman baik.
"Oh, ketua kelas benar sekali!" tambah Chōchō.
Sumire kembali menjadi panik. Hingga akhirnya wali kelas mereka telah tiba. (Name) tidak percaya melihat wali kelasnya. Yang ternyata salah satu dari sahabatnya, yaitu Aburame Shino. Padahal Shino itu orangnya tidak terlalu suka bersosialisasi dan hanya suka mengumpulkan serangga saja. Tapi kini Shino yang sudah tumbuh dewasa sedang berdiri di depannya.
Timeskip beberapa saat kemudian
(Name) berdiri di samping Sarada sambil melipat kedua tangannya di dada. Mereka melihat gerakan Boruto dalam menyelesaikan tantangannya.
"Baiklah, Boruto, sudah selesai. Dengan begini, kita sudah menyelesaikan pengukuran kekuatan dasar dan kelemahan kalian semua. Selanjutnya, kita akan mulai berlatih berdasarkan data tersebut." jelas Shino.
"Baik!"
Denki berlari kecil menghampiri Boruto. "Boruto-kun, kau memang hebat! Saat ini, kau adalah murid nomor 2 di kelas."
"Apa, bukan yang pertama, ya?"
Denki lalu membuka laptopnya untuk menunjukkan hasilnya kepada Boruto. Ternyata yang menduduki peringkat pertama ada 2 orang, yaitu Yuino Iwabe dan Nara (Name). Boruto sudah memperkirakannya kalau (Name) lebih unggul dari dia. Tapi yang membuatnya penasaran adalah orang yang bernama Iwabe itu.
"Siapa yang bernama Iwabe?"
Denki melihat ke arah sekitar. "Kurasa dia tidak datang hari ini. Dia pernah bilang kalau dia tidak senang jika bergaul dengan anak-anak amatiran seperti kita."
Sedangkan di tempat Sarada, (Name) dan Chōchō, mereka sedang berjalan menuju ke kelas mereka. Seperti biasa Chōchō mulai bergosip dan (Name) juga Sarada hanya menyimak mendengarkan gosipan dari Chōchō.
~~~ Bersambung ~~~