~~~ Happy Reading ~~~
Mereka lalu pergi ke tugu peringatan.
"Dulu, saat kita dikenal sebagai Chigiri no Sato, kamu terpaksa saling membunuh saat ujian kelulusan kami. Itu terjadi di era Mizukage keempat. Bisa dikatakan bahwa sehari tidak pernah berlalu tanpa pertumpahan darah."
'Ah, aku ingat masa itu.' Batin (Name).
"Masa lalu kami mengerikan. Tapi sekarang, Chigiri telah berubah menjadi Kirigakure. Pertumpahan di masa lalu-"
"Tapi...benarkah sudah lama sekali?" potong Iwabe.
"Iwabe-kun..?" Sumire menatap khawatir juga bingung mendengar perkataan dari Iwabe.
"Maksudku, kakekku bertarung dengan Karatachi Yagura, Mizukage keempat dan terbunuh..."
Semua orang kecuali (Name) tampak terkejut mendengar cerita dari Iwabe.
"Itulah dunia shinobi, hal seperti itu biasa terjadi. Tapi ayahku sering berkata, dia tidak akan pernah memaafkan Kirigakure yang telah membunuh kakekku."
Semuanya masih terdiam, tidak berani mengeluarkan suara saat Iwabe sedang bercerita.
"Ini bukan cerita dari masa lalu. Ini tentang orang yang masih hidup hari ini. Bahkan kita...kita terjebak di dalamnya."
Kagura sedikit memalingkan wajahnya dan berkata, "Aku minta maaf."
"Kenapa kau minta maaf??" Iwabe berdecak kesal. "Itu membuatku kesal padamu. Aku tidak akan membiarkan orang melupakan masa lalu seperti tidak terjadi apa-apa, tapi kenapa kau menyesal. Kau bahkan tidak berada di sana? Apakah kau bermain-main dengan kami?!"
Iwabe tanpa ragu berjalan ke depan Kagura dengan ekspresi wajah yang marah.
"Sama seperti preman yang tadi...ada apa denganmu, orang-orang Chigiri?!"
"Hei, Iwabe!" Boruto mencoba menenangkannya.
"Iwabe, hentikan." (Name) akhirnya angkat suara.
Tiba-tiba muncul suara yang menyuruh mereka untuk diam. Membuat (Name) langsung melayangkan tatapan tajamnya seperti tajamnya silet.
"Kau pikir kau itu siapa?"
"Hei, mereka orang asing." jawab salah satu dari mereka.
"Oh itu benar. Anak-anak dari Konoha sedang berkunjung, ya?"
Sekelompok anak muda yang terlihat seusia Kaguya berjalan menghampiri mereka.
"Hachiya?"
"Huh? Ada apa, Kagura?" Pemuda yang dipanggil dengan nama Hachiya itu menatap remeh ke Kagura dan mereka. "Apakah kau yang bertanggung jawab di sini? Mengibaskan ekormu seperti anjing pada orang asing."
"Ini bukan urusanmu."
"Tentu saja urusanku. Bukankah kau kandidat untuk menjadi salah satu dari Tujuh Ninja Ahli Pedang di Chigiri?"
"Apa-apaan kau?"
"Meskipun kau membungkuk kepada mereka, mereka akan mengacaukan kita juga! Sebenarnya, orang asing punya nyali juga untuk berkeliling Desa Chigiri!"
"Lihat? Ada banyak pecundang," kata Iwabe ke lainnya.
Iwabe tanpa ragu menghampiri Kagura, Hachiya dan beserta semua anggota kelompok Hachiya.Boruto!
"Memang kenapa kalau kita punya nyali?" tanya Iwabe tanpa rasa takut sama sekali.Boruto berjalan dan berdiri di tengah-tengah Hachiya juga Iwabe sambil berkata, "Hentikan itu, Iwabe. Apa kau mau menghancurkan kunjungan lapangan kita?"
"Jangan menghalangiku, Boruto!" ucap Iwabe yang merasa kesal karena Boruto yang ikut campur.
"Aku adalah pemimpin perjalanan ini. Jika ada yang bertindak bodoh, tentu saja aku akan menghentikannya." jawab Boruto yang sepertinya mulai mengambil tindakan yang serius sebagai pemimpin dari studi tour ini.
"Begitu ya. Jadi kau adalah...anak nakal dari klan Uzumaki." Hachiya seperti menatap remeh kepada Boruto.
"Orang tuaku tidak ada hubungannya dengan ini!" Boruto merasa tersinggung dengan perkataan dari Hachiya.
"Oh, tapi memang begitu. Lihat saja, mengalahkanmu akan membuat kami jadi terkenal!"
Hachiya mengeluarkan kunainya dari dalam tas pinggang ninjanya. Tapi dengan cepat Kagura menahannya dengan tangannya. Membuat tangannya terluka sampai berdarah dibalik sarung tangan hitamnya itu.
Sumire yang melihat itu merasa terkejut, sementara (Name) berdecak kesal. Tanpa membuang waktu, (Name) langsung bergerak dengan cepat.
"(Name)-kun!" ucap Sumire yang terkejut melihat (Name) yang langsung mengambil tindakan.
Iwabe yang ingin menyerang Hachiya beserta dengan semua anggota grupnya, dikejutkan dengan (Name) yang malah duluan menyerang targetnya. Sementara (Name) menarik pedang kayunya dari dalam sarung pedangnya itu dan mengayunkannya.
Kagura juga sama terkejut, tapi yang membuatnya heran adalah cara (Name) yang memegang pedang kayu. Yang dia lihat adalah cara (Name) memegang pedang kayu itu seperti seseorang yang telah ahli dalam seni pedang. Dia juga mencoba menghubungkannya dengan pelatihannya tadi bersama dengan (Name) dengan kejadian yang sekarang ini.
Satu kalimat yang muncul di dalam otak Kagura yaitu, (Name) adalah seseorang yang ahli dalam bertarung menggunakan senjata termasuk pedang ataupun katana.
'(Name)-san, sebenarnya anda itu siapa?' batin Kagura yang terheran-heran.
~~~ Bersambung ~~~