~~~ Happy Reading ~~~
(Name) hanya menatap perkelahian antara Boruto dan Iwabe. Dia bisa saja menghentikan mereka. Tapi dia ingin melihat apakah anak dari Naruto itu bis mengatasinya dan mengalahkan Iwabe. Atau malah akan menjadi beban dan mengecewakannya.
"Bocah ingusan yang berlindung di balik nama besar ayahnya!"
"Kurang aja! Lepaskan aku!"
Iwabe melempar tubuh Boruto dengan mudahnya.
"Kenapa? Kau bahkan tidak sebanding denganku." sinis Iwabe.
"Boruto-kun!" Denki berlari menghampiri Boruto.
"Kurang ajar!" Shikadai mencoba menolong Boruto tapi dicegah oleh Iwabe.
"Kalau kau berani, ayo lawan aku."
"Kalau aku jadi kau, aku tidak akan menerima tantangannya. Bahkan para sensei pun terkesan dengan taijutsu Iwabe." jelas Denki sambil memberikan sarannya.
"Lalu kenapa dia gagal naik kelas di sekolah ini?"
"Aku tidak tahu soal itu, tapi..."
"Dengar. Bagi seorang ninja, kekuatan adalah segalanya. Apa gunanya belajar dan jadi anak penurut seperti kalian? Bahkan hokage-sama sekarang pun merupakan ninja terkuat dalam sejarah ninja. Selama dia kuat, seorang ninja bisa melakukan apa saja."
'Kalau salah Iwabe. Tidak hanya dibutuhkan kekuatan, tetapi juga kepintaran. Itulah sebabnya mengapa pelajaran akademi ninja yang sekarang berbeda seperti dulu. Karna di masa ini perang tidak menjadi bahaya seperti dulu.' batin (Name).
"Tapi Iwabe-kun, bahkan hokage ketujuh pun menggunakan ninjutsu-nya di jalan kebaikan. Karena itulah aku juga..."
"Urusai! Orang yang lemah tak pantas untuk bicara!" potong Iwabe.
(Name) hanya menghela nafas saja.
"10 tahun yang lalu, kita terlibat perang. Saat hokage-sama masih menjadi seorang ninja di garis depan, situasinya tidak seperti ini. Tapi dalam sekejap tempat ini menjadi lunak dan berubah menjadi sekolah untuk para pengecut. Aku tidak terima. Orang lemah yang diterima di sekolah ini hanya karena nama besar orang tuanya, tidak pantas berada di sini."
Denki mulai memberanikan dirinya. "Dia tidak berlindung di balik nama besar ayahnya."
Iwabe menatap bingung ke Denki.
"Boruto-kun tidak seperti itu! Karena bertemu Boruto-kun aku jadi berani memutuskan untuk masuk ke akademi! Memangnya kau tahu apa tentang dia?!"
Iwabe langsung menarik kerah baju Denki. "Kata-katamu menarik juga... tapi, kalahkan aku dulu baru kau boleh bilang begitu padaku!"
"Yamero!" Boruto menendang tangan Iwabe untuk melepaskan kerah baju Denki, "Hei, kau pikir kekuatan itu bisa kau gunakan untuk memaksa orang lain untuk berbuat semaumu, ya?"
"Apa kau bilang?!"
"Boruto!"
"Tidak apa-apa, Shikadai! Sebenarnya aku tidak ingin bertarung di sini, tapi... aku akan melawanmu!"
"Menarik sekali!"
(Name) terpaksa angkat suara. "Iwabe, seperti biasa kau mencari lawan lagi."
Semua mata tertuju ke arah anak gadis itu. (Name) dengan santainya berjalan menghampiri Iwabe.
"(Name)-chan, kau mengenalnya?" tanya Boruto yang terkejut.
(Name) menganggukkan kepala. ''Aku kenal dengan dia karna dia pernah bertarung denganku dan akhirnya aku yang menang."
Saat umur (Name) berumur 7 tahun, pada saat itu muncul seorang anak laki-laki yang membawa semacam tongkat berwarna hitam. Anak laki-laki tersebut tak lain adalah Iwabe dan dia mengajak berduel kepada (Name). Awalnya (Name) menolaknya, tapi Iwabe terus memaksanya agar dia mau berduel dengannya.
Dengan terpaksa (Name) menerima ajakan duel dari Iwabe. Mereka mulai mencari-cari tempat yang cocok digunakan sebagai tempat duel mereka. (Name) mengajak Iwabe untuk pergi bersama menuju ke tempat yang menjadi ujian bertahan hidup tim 7 dulu. Dimana pada saat Sakura, Naruto juga Sasuke masih anak-anak dan guru pembimbing mereka adalah Kakashi.
Mereka berdua berduel dengan sangat sengit. Tapi sayangnya (Name) lebih unggul dalam hal kekuatan dan kecerdasaan. Sehingga dia dengan cepat mengalahkan Iwabe dan membuat anak laki-laki itu memilih untuk menyerah.
"Iwabe, aku tahu kau lebih unggul dalam kekuatan. Tapi ketahuilah kau sangat renda dalam hal kecerdasan. Jangan sampai kau kalah dan kau akan menanggung malumu sendiri." saran (Name).
~~~ Bersambung ~~~