~~~ Happy Reading ~~~
(Name) merasa sangat lelah. Dia merasa kalau tubuhnya seperti mau remuk. Dia mengerjakan tugas yang cukup banyak dan akhirnya dia bisa menyelesaikannya. Dia berjalan pulang menuju ke rumahnya.
Tapi saat berada di jalan, dia melihat Boruto bersama dengan Naruto. (Name) memilih untuk menyapa teman kelasnya itu.
"Selamat malam Boruto, hokage ketujuh." sapa (Name) dengan nada bicara yang sopan.
Boruto sedikit terkejut bertemu dengan (Name), sementara Naruto menyapa balik (Name) sambil tersenyum kepada gadis itu. (Name) kemudian pamit pulang, tapi dia malah di ajak makan bersama oleh Naruto. Sebenarnya (Name) ingin menolaknya karna dia merasa tidak enak kepada mereka.
Tetapi Naruto masih terus memaksanya, hingga membuat (Name) tak punya pilihan. Mereka bertiga berjalan menuju ke suatu tempat dan tempat itu adalah Ramen Ichiraku. (Name) merasa de javu berada di tempat ini karna tempat ini memiliki banyak kenangan yang berarti di hidupnya.
"Sejak kecil, Ayah selalu mampir ke tempat ini. Tempat ini memiliki banyak kenangan bagi Ayah." Naruto melebarkan senyumannya. 'Termasuk kenangan bersama dengan (Name).'
'Kau benar, naruto.' batin (Name).
"Dulu restoran ini hanyalah sebuah kedai kecil, tapi sekarang..."
'Jadi makan ramen?!' terlihat dari ekspresi Boruto yang tampak tidak cukup senang.
"Ibu bilang kau selalu makan hamburger setiap kali ada kesempatan. Pola makan mi itu tidak seimbang sama sekali."
'Bukannya kau sama saja seperti waktu masih dulu, Naruto?' batin (Name) yang sweatdrop.
"Eh? Jadi kita hanya akan makan ramen?!"
"Kau masih belum tahu betapa lezatnya ramen dari restoran Ichiraku. Kandungan nutrisinya setara dengan kandungan nutrisi dalam pil makanan. Dan ramen ini sangat direkomendasikan oleh para jonin di desa ini, dimulai dari hokage keenam."
'Sejak kapan kau tahu soal yang beginian, Naruto?' batin (Name) yang sweatdrop lagi.
"Be-Benarkah?"
Mereka berjalan menuju ke pintu masuk ramen Ichiraku.
"Selamat datang- oh, lama tidak bertemu, hokage ketujuh!"
"Maaf, akhir-akhir ini aku jarang berkunjung ke tempat ini."
"Tidak, anda pasti sangat sibuk." wanita itu lalu menatap ke arah Boruto. "Oh, hari ini anda mengajak putra anda, ya?"
"Halo."
"Kamu sudah tumbuh besar."
"Tidak, dia masih anak-anak."
Wanita itu lalu menatap ke arah (Name) dan terdiam. "Huh...kau mirip sekali dengan mendiang (Name)? Apa kau anaknya?"
(Name) menggelengkan kepalanya. "Aku bukan anaknya dan kebetulan namaku juga sama sepertinya."
"Hhmmm benar juga, mendiang (Name) meninggal saat perang ninja dulu. Jadi, itu tidak mungkin. Mungkin saja kebetulan wajahmu dan namamu sama dengan dia." dia lalu menatap ke arah Naruto. "Anda mau pesan apa?"
"Kalau begitu, 3 ramen spesial, dan..." Naruto mengambil sesuatu di dalam kantongnya dan ternyata itu semacam kupon voucher (?). "Kupon hadiah Naruto-ku masih berlaku, kan?"