Buku Diary

1K 75 3
                                    

Selamat membaca ❤️

Disinilah, tepatnya di kamar seorang cowok yang bercat abu-abu dan hanya diterangi oleh dua lampu tidur yang ada di sisi kanan dan sisi kiri tempat tidur. Lalu, terdapat seorang cowok yang duduk di bagian pinggir tempat tidur sambil memegang sebuah buku yang bersampul hitam dengan sampul yang bertuliskan 'My Diary.'

Cowok tersebut tak lain dan tak bukan adalah Cakra, iya cowok yang sedang memegang buku seorang cewek yang tidak sengaja terjatuh saat hujan tadi siang.

Sebenarnya Cakra itu bukan orang yang kepoan, tetapi entah mengapa ada suatu tarikan yang mengharuskan dirinya untuk membuka buku itu. Ditambah lagi dengan sampul yang berwarna hitam dari buku itu, yang membuatnya semakin tertarik.

Ia membuka penutup magnet dari buku itu. Baru saja membuka penutup magnetnya, secarik kertas yang berisi tulisan itu jatuh ke lantai kamarnya.

Cakra mengambil kertas itu, dan saking penasarannya Cakra langsung membaca isi yang ada di dalam kertas tersebut.

Rasa itu dimulai ketika aku pertama kali menatap matamu

Mata indah yang bersinar bagaikan bintang di langit malam

Senyuman manismu yang mengingatkanku akan indah nya bulan purnama

Lembutnya tutur katamu

Tawamu yang selalu terngiang di otakku

Juga tingkah lucu mu yang membuatku bersemangat

Menjadikan ku yakin

Bahwa dirimu yang akan menjadi milikku

Bahkan aku sangat yakin dengan hal itu

Aku juga sangat yakin

Bahwa dirimu lah yang akan selalu menemani hari-hariku

Hari-hariku yang tak selalu indah

Dan kamu juga orang yang akan membuatku tersenyum

Tapi,

Ternyata aku salah

Ternyata kamulah alasan di hariku yang tak indah

Kau pergi dengan senyum dan tawa yang membuatku bahagia

Kau bawa semua itu untuk dirinya

Tak tersisa sedikitpun untuk diriku

Bahkan untuk sekarang

Ketika aku mendengar namamu

Iya,

Cukup mendengar namamu saja

Aku benar-benar merasa benci

Benci sekali

Karena ketika aku mendengar namamu

Disaat itulah memori tentang diriku yang selalu bersama mu berputar

Semua canda, tawa, dan senyuman yang terkuak kembali

Disaat itu benar-benar membuat ku sesak

Sesak sekali

Terhimpit masa lalu yang tak bisa terulang kembali

Tapi, aku juga pernah berpikir

Apakah dirimu bisa kembali seperti dulu

Dan mengulang memori yang ku kira tak bisa terulang

Tapi, aku kembali tersadar

Bahwa dirimu ternyata hanya untuk dirinya seorang

Iya, seseorang yang saat itu kau cintai

Seseorang yang menggantikan diriku di hidupmu

Seseorang yang membuatku iri

Tapi aku tau

Aku tak boleh egois

Egois tentang bahwa diriku ingin dirimu kembali

Dan melepaskannya

Untuk saat ini

Aku hanya bisa tersenyum palsu

Menatap kebahagiaan dirimu dan dirinya

Yang membuat dada ini semakin sesak

Dan semakin benci untuk mendengar namamu

Terimakasih untuk semua luka yang kau beri

Terimakasih juga untuk kenangan yang kau buat melekat di otakku

Menjadi memori yang tak bisa terhapus

Mungkin itulah kebahagiaanmu, yaitu pergi bersama dia

Mungkin juga aku dan dirimu bukanlah bahagia yang berarti

Biarlah aku melangkah menjauh

Mencari pengganti dirimu yang akan membuat diriku menjadi bahagia yang berarti

Aku pamit

UNTUKMU PENCURI RASAKU

'Pencuri rasaku? masa lalu?' tanyanya dalam hati dengan kening yang sedikit mengkerut, seolah-olah ia bertanya-tanya siapa pencuri rasa itu sebenarnya.

Sungguh, Cakra benar-benar melanggar privasi orang lain. Memang tak seharusnya ia membaca isi dari buku atau kertas itu. Tapi mau bagaimana lagi, rasa penasarannya terlalu tinggi.

Kini ia beralih ke buku diary hitam itu, membuka halaman pertama dan membaca biodata dari sang pemilik buku. Yang isinya,

'Hai, kenalin, nama gue Nadira Prisilia.'

'Hanya ini.' Pikir Cakra. Tetapi senyum tipis terbit di bibir Cakra.

Baru saja Cakra ingin membaca halaman selanjutnya, tetapi nada dering di handphonenya yang berbunyi itu harus menghentikan kegiatannya tadi.

la langsung mengaitkan penutup magnet dari buku itu dan meletakkannya di atas nakas dan langsung mengambil hp yang berada di atas sofa berwarna hitam. Ia pun langsung mengangkat telepon itu.

"......."

"Hmm."

"........"

"Kesana."

Tanpa banyak bicara lagi, Cakra langsung menutup teleponnya secara sepihak. Lalu, mengambil jaket hitam polos miliknya, mengambil kunci motor dan langsung pergi keluar dari kamarnya.

Jum'at, 4 maret 2022

NADICAKRA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang