Cinta Mereka

678 53 0
                                    

Selamat membaca ❤️

Dear diary

29 Agustus 2020

Mulai hari ini aku gak akan ragu lagi untuk mencintai kak Cakra, aku kira kak Cakra main-main waktu dia nembak aku pas di depan dua cowok asing itu tadi siang. Ternyata gak, dia beneran serius nembak aku.

Jadi aku dan kak Cakra hari ini resmi jadian. Tapi emang harus kayak gitu kan? Siapa suruh dia baperin hati anak orang, untung aja dia mau tanggung jawab sama hati aku haha.

Tapi aku tau kok, diantara aku dan dia masih ada rahasia yang tersembunyi. Aku yang belum menceritakan tentang Alan dan kak Cakra yang belum menceritakan tentang siapa sebenarnya Nada.

Tapi aku yakin suatu hari nanti aku akan tau siapa Nada sebenarnya, keep smile

•ᴗ•

Tulis Nadira di dalam diarynya.

"Tapi kalo dipikir-pikir iya juga ya, kak Cakra ngaku-ngaku kalo aku pacarnya karena kak Cakra tau kalau Alan itu orang dibalik puisi yang aku buat."

I Love You Kak Cakra

Tulis Nadira lagi di dalam buku diarynya.

                             *****

"Oh iya Nad, lo udah tau belum satu fakta kalo kak Cakra itu gak pernah mau ngasih nomor wa nya ke siapapun ? ya, kecuali tiga kawan bobroknya itu."

Awalnya Nadira cukup terkejut dengan apa yang dikatakan Tara, berarti Nadira merupakan orang yang spesial di hidup Cakra karena bisa mengetahui apa yang orang tidak tau dari Cakra. Tapi, entah mengapa ia merasa beruntung dengan hal ini. Ia bisa menjadi orang yang spesial di hidup Cakra.

'Jangnkan no wa nya, hatinya aja gue udah punya,' ucap Nadira dalam hati dengan sombong.

"Oh iya! berarti kak Cakra bener-bener tertutup dong orangnya," jawab Nadira yang berpura-pura sedikit terkejut.

"Iya kak Cakra itu gak mau kalo identitasnya itu tersebar, gak tau sih karena apa," sambung Melan.

"Oh iya gue denger-denger juga katanya kak Cakra buka cafe baru ya? Kalo gak salah namanya Cafe Alunan," ujar Tara.

"Iya, gue semalam di ajak kak Cakra ke Cafe itu," jujur Nadira.

"Serius lo?" tanya Tara dengan sangat terkejut.

"Iya, Cafenya nyaman kok."

"Yaudah, pokoknya habis pulang sekolah kita ke sana ya guys."

"Oke."

                      

                        Nanti temen-temen aku         mau ke Cafe kamu, kamu
ke sana juga ya sekalian
   ajak temen-temen kamu

Iya, nanti kamu mau pulang
Bareng aku atau pulang
bareng mereka?
   
                     Aku pulang bareng mereka
                        aja ya, tapi pas mau balik
                                ke rumah aku pulang
                                  bareng kamu aja ya

Oke sayang ❤️

                           ****

Kini Nadira, Tara, Ela, dan juga Melan sudah sampai di Cafe Alunan. Sesuai apa yang mereka katakan di kelas tadi, mereka akan mengunjungi Cafe Alunan.

"Gila sih, Cafenya nyaman banget tau gak. Udah gitu aesthetik lagi, fix ini cafe bakalan jadi Cafe favorit gue. Sekalian tempat cuci mata," oceh Melan sambil melihat sekeliling Cafe.

"Lo mah cuma mau cuci mata aja, tapi jujur aja sih gue juga suka sama nih cafe. Nyaman soalnya," ucap Nadira.

"Oh iya Nad, lo semalam ke cafe ini jam berapa?" tanya Melan sambil memakan kentang goreng yang tadi mereka pesan.

"Gue semalam jam sembilan udah sampe di sini."

"Buset, cepet amat lo datengnya," kata Melan yang sedikit terkejut.

"Gimana gak cepet, kak Cakra aja jam setengah delapan pagi udah ada di depan rumah gue. Mana gue masih molor lagi jam segitu, alhasil dia nungguin gue siap-siap deh," terang Nadira.

Hampir saja Nadira bilang kalau Cakra menelponnya pagi-pagi, untung saja dia ingat kata Tara bahwasanya Cakra tak pernah mau membagi nomor wa nya kepada siapapun.

"Kalo gue jadi lo ya, gue pasti udah bener-bener pusing mikirin pakai baju apa atau segala macemnya," ucap Tara.

Kringggg

Bel yang berada di pintu Cafe berbunyi, menandakan bahwa ada orang yang masuk membuat atensi ketiga cewek itu menatap ke arah pintu.  Lalu masuklah keempat orang cowok yang tak lain dan tak bukan adalah Cakra dan ketiga temannya.

Nadira menatap Cakra yang juga menatap dirinya, lain hal nya dengan Ela dan juga Melan yang diam-diam menatap Abrar dan juga Galen. Kalau Tara mah masih mengagumi Cafe Alunan, tanpa memperdulikan siapa yang masuk ke cafe itu.

Cakra dan ketiga temannya duduk tak jauh dari meja Nadira.

"Lah itu kak Cakranya," ucap Tara yang baru menyadari keberadaan Cakra dan temannya.

Nadira menatap ke arah Cakra yang kini juga sedang menatap dirinya, Cakra menaikkan satu alisnya tapi Nadira segera membuang pandangannya ke arah lain. Ia tak mau interaksi antara dirinya dan Cakra terlihat oleh orang-orang yang ada di situ.

Biarlah hanya mereka berdua yang saling merasakan jatuh cinta.

Senin, 11 april 2022

NADICAKRA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang