Nadi Cakra

463 35 0
                                    

Selamat membaca ❤️

Plisss vote ya guys 🤗

"Yooo, apa kabar bro?"

"Kabar baik dong bro."

"Akhirnya, gue balik lagi ke markas istana ini."

"Widih, lama gak ketemu makin keren aja lo."

"Yoi, anggota The Black kan, emang harus keren."

"Huh, mendokusai."

Hiruk pikuk tak bisa terhindarkan dari seluruh anggota The Black yang tengah berkumpul. Sudah lama mereka tak berkumpul, dan kini mereka berkumpul kembali setelah sekian lama tak bertemu. Dan mereka tak akan menyia-nyiakan pertemuan ini, meskipun nanti mereka akan melakukan pertempuran nantinya.

Sekitar lima puluh anggota The Black sudah berkumpul di marksa itu. Mereka juga memakai stelan serba hitam, mulai dari jaket, celana, sepatu, hingga motor ninja yang berwarna hitam.

Memang benar, bahwa The Black sudah bubar, namun merek tidak bubar seratus persen. Kata bubar itu hanya untuk mengelabui para musuh-musuh mereka. Mereka juga sebenarnya bisa kumpul kapan saja, sama seperti sekarang ini. Tergantung instruksi Cakra .

Dari kejauhan terlihat Cakra sedang mendekati ke arah mereka, mereka yang faham pun langsung membuat barisan secara rapi dan teratur. Karena mereka tau kerapian merupakan hal yang paling diprioritaskan dari geng The Black.

Kini, Cakra sudah berdiri tepat di depan mereka, meneliti barisan lalu menatap mereka semua dengan tatapan tajam dan serius.

"Malam."

"MALAM."

"Hari ini-"

Bugh

Ucapan Cakra terpotong kalah satu bogeman mentah mendarat begitu saja di pipinya, dan hal itu berhasil membuat amarahnya memuncak.

Tapi, ia langsung terdiam melihat sang pelaku, sang pelaku tersebut adalah Arsenio Fathian Reihandra yang merupakan papa dari Nadira.

Suasana langsung menjadi tegang kala itu, Cakra benar-benar terkejut dengan kehadiran Fathian yang tiba-tiba membogem nya.

"SAYA SUDAH MENUGASKAN KAMU UNTUK MENJAGA NADIRA KAN!?"

'Sesuai tembakan gue,' ucap Abrar dalam hati sambil menatap ke arah Cakra dan Fathian secara bergantian.

Iya, sebuah fakta kini telah terungkap. Memang benar bahwa Cakra merupakan sang penjaga dari Nadira.

Bahkan, Cakra juga telah berjanji untuk menjaga Nadira, dan Cakra juga telah meyakinkan dirinya. Bahwa Nadira adalah nadi dari hidupnya, yang berarti jika Nadira telah tiada maka Cakra akan mati.

Kejam, tapi begitulah faktanya.

Sedangkan Daren dan Galen terkejut mendengarkan hal itu, mereka berdua sama sekali tak tau tentang hal ini. Kalau anggota The Black yang lain tak perlu tau tentang hal ini, karena mereka hanya menjalankan perintah dari Cakra. Tapi lain hal dengan ketiga temannya, yang merupakan inti dari The Black dan seharusnya mereka juga mengetahui hal ini.

"Maaf tuan."

"MAAF KAMU BILANG?" sentak Fathian yang langsung mencengkram jaket hitam Cakra.

"Saya sudah menugaskan kamu untuk menjaga Nadira, dan saya tidak mau tau kamu harus selamatin Nadira dengan selamat. Faham kamu," bisik Fathian dengan tegas.

Lalu Fathian pergi meninggalkan Cakra diikuti oleh dua orang bodyguard yang ada dibelakangnya.

*****

"PAHAM."

"PAHAM."

Setelah melakukan rencana, seluruh anggota The Black mulai menjalankan aksinya.

Brummm Brummmmm

Seluruh anggota The Black kini sudah berada di jalan dengan motornya masing-masing. Di barisan paling depan terlihat Cakra yang memimpin, sedangkan di barisan kedua terlihat Abrar, Galen dan juga Daren. Sedangkan yang lain berada di belakang mereka.

Mereka tidak melewati jalan raya, tapi mereka melalui jalan rahasia sesuai dengan rencana mereka. Hal ini mereka lakukan karena mereka tidak ingin terlalu mencolok, sehingga mereka melalui jalan lain.

'Nadira, tunggu aku sayang.'


Sedangkan disisi lain, seorang cewek tengah terduduk lemah di kursi kayu yang sedikit usang. Kedua tangan dan kakinya diikat, matanya terpejam karena efek obat bias. Orang itu tak lain dan tak bukan adalah Nadira.

Ya, setelah kejadian ditaman. Nadira di sekap dan di bawa ke sebuah gudang usang yang jarang di ketahui orang lain.

"Sttt, gue ada mana?"

Dengan setengah kesadaran Nadira menatap kesekelilingnya, sedikit gelap karena hanya ada satu lampu yang ada di ruangan itu dan lampubitu tepat berada di atas kepalanya.

Dengan kepala yang sedikit sakit, Nadira berusaha untuk memulihkan kesadarannya. Hingga,

"Ini tangan gue kok diiket! Kaki gue juga!"

Setelah kesadarannya kembali pulih, Nadira langsung menyadari bahwa dirinya sedang disekap. Ia juga berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan ikatan itu, namun tidak bisa.

"Mana payah banget lagi bukanya."

Nadira tetap berusaha melepaskan tali itu, tapi tidak bisa.

"Aku ada di mana sih sebenarnya hiks."

Nadira benar-benar tak tau apa yang harus dilakukan dan ia juga tak tau sedang berada di mana sekarang.

"Cakra, Cakra kamu di mana sayang? Cakra tolong aku hiks hiks."

"Cakra kamu dimana? Aku takut hiks hiks."

"TOLONGGG. TOLONGGG hiks."

Nadira terus memanggil nama Cakra, namun percuma karena Cakra sama sekali tidak ada di tempat itu.

"Nadira, Nadira. Percuma lo minta tolong, karena gak akan ada bisa nyelametin lo," ucap seseorang yang entah dari mana asalnya.

Tapi, tanpa tau wujud orang itu Nadira sudah tau saat pertama kali mendengar suara nya. Orang itu adalah

"Alan."

Kamis, 7 Juli 2022

NADICAKRA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang