Gpp

618 54 1
                                    

Selamat membaca ❤️

"Hai guys," sapa Ela pada ketiga temannya sambil berjalan menuju ke tempat duduknya.

"Muka lo kenapa lebam gitu?" heran Nadira pada Ela.

"Gue tebak nih ya, pasti lo berantem lagi sama preman, yakan?" tebak Tara yang membuat Ela menganggukkan kepalanya.

"Gimana-gimana? Premannya kalah atau gak?" tanya Melan yang sangat antusias sambil menatap Ela yang baru saja duduk.

"Premannya kalah soalnya gue di bantu sama kak Abrar."

"WHATT."

"Gimana bisa kak Abrar bantuin lo?" tanya Melan yang sedikit bingung.

"Jadi gini ceritanya..."

Ela langsung menceritakan semua kejadian kemarin yang terjadi padanya, dari Abrar yang mengajak pulang bareng hingga Abrar mengelus-elus pipinya.

"Gila-gila, ternyata kak Abrar bener-bener sweet banget orangnya. Tapi gue masih gak nyangka sih sama kak Abrar yang pemalu dan ternyata dia jago bela diri dong," ungkap Tara yang sedikit heboh.

"Tapi dari yang gue liat nih ya, cara bertarung kak Abrar sama kayak orang yang udah biasa bertarung tau gak. Dari cara dia numbuk sampe tendangan dia yang bener-bener jago dan gesit. Gue aja sampe tercengang liat dia berantem," kata Ela yang masih bingung dengan kehebatan Abrar.

"Ya mungkin aja kak Abrar di rumah sering latihan boxing atau bela diri kayak lo juga kali. Lagian dia kan cowok, jadi ya minimal bisa berantem gitu," kata Melan yang sedikit masuk akal.

"Iya juga ya, gue jadi semakin tertarik sama dia."

****

Nanti kayaknya aku
gak bisa pulang
bareng kamu

Melihat pesan yang dikirim oleh Cakra membuat Nadira sedikit lesu, padahal sepulang sekolah ia ingin sekali mengajak Cakra ke taman yang pernah mereka datangi.

Yaudah kalo kamu gak bisa
gak papa kok

Iya
Maaf ya sayang

Iya Gpp

Oke ❤️

"Wih, Nadira udah punya pacar guys," ucap Melan tiba-tiba yang tak sengaja membaca chatan Cakra dengan Nadira.

Saat ini mereka sedang berada di kantin, tapi mereka tak memesan makanan mereka hanya memesan minuman yang kini hanya tinggal setengah.

Untung saja Nadira tidak membuat nama Cakra di kontaknya, kalau tidak ketiga temannya itu akan heboh sendiri.

"Iya deh iya gue ngaku, gue udah punya pacar," kata Nadira yang mengaku.

"Widih kira-kira siapa tuh orangnya?"

"Ganteng gak?"

Tanya Melan dan Tara dengan antusias.

"Orangnya ganteng kok ganteng banget malahan," kata Nadira yang memang benar bahwa Cakra memiliki wajah di atas rata-rata.

"Siapa namanya?" tanya Ela tiba-tiba.

"Ada deh," kata Nadira yang tak ingin memberi tahu mereka.

"Yaaa, Nadira mah gitu," ucap Tara dengan kesal.

"Tau nih," sambung Melan yang juga kesal dengan Nadira.

"Udah, udah setiap orang kan punya rahasia yakan Nadira," kata Ela yang seakan-akan tau dengan apa yang di sembunyikan Nadira.

Sedangkan Nadira bingung harus bagaimana, sehingga ia hanya diam saja.

"Yaudah yuk, kita balik ke kelas udah mau bel nih soalnya," ucap Nadira yang mengajak mereka pergi dari kantin.

****

"Jadi, nilai dari pH larutan penyangganya adalah 9," ucap seorang guru yang menjelaskan pelajaran kimia di depan kelas.

Pelajaran kimia adalah pelajaran yang paling dibenci oleh Nadira, menurutnya pelajaran kimia itu merupakan pelajaran yang paling membosankan.

Tapi, entah mengapa setiap pelajaran kimia mengingatkan Nadira pada kejadian dirinya di perpustakaan bersama Cakra.

Bagaimana mungkin seorang Nadira yang sangat benci dengan pelajaran kimia mengatakan kalau ia suka dengan pelajaran kimia. Bahkan, sekarang saja Nadira sudah sangat bosan mencatat dan memahami pelajaran yang dijelaskan oleh guru tersebut.

Kringgg

Akhirnya yang ditunggu-tunggu Nadira datang juga, yaitu lonceng pulang sekolah. Nadira langsung saja memasukkan buku-bukunya ke dalam tas sekolahnya.

"Kalau begitu kita lanjutkan pelajarannya Minggu depan, selamat siang," ucap sang guru yang langsung keluar dari kelas.

"Siang bu."

"Akhirnya pelajaran kimianya selesai juga," lega Tara dengan sumringah.

"Iya, rasanya otak gue udah mau meledak tau gak," sambung Melan.

"Yaudah kalo gitu kita keluar yuk guys."

Lalu Nadira, Ela, Melan, dan Tara keluar dari kelas dan berjalan menuju ke gerbang sekolah.

"Supir gue udah jemput tuh, gue duluan ya guys," kata Tara yang menuju ke mobil warna hitam miliknya.

"Hati-hati," ujar Nadira yang diangguki Tara.

"Tuh mama gue, kalo gitu gue duluan ya guys daa," ucap Melan sambil melambaikan tangan yang di balas oleh Ela dan Nadira.

"Lo gak pulang bareng kak Cakra?" tanya Ela pada Nadira.

"Gue dijemput soalnya," jawab Nadira.

"Gue tau kok, lo pacaran kan sama kak Cakra?"

Deg

"Eng-enggak kok," kata Nadira yang sudah sangat terpojok.

"Lo gak bisa bohong lagi, gue udah tau tentang hal ini. Pas kita mau ke cafenya kak Cakra, lo ngechat seseorang yang lo buat nama kontaknya emot love. Lo bilang kalo lo mau ke cafe dia dan lo nyuruh orang itu dateng sama kawan-kawannya. Tapi, pas kita di Cafenya kak Cakra, kak Cakra dateng sama sama tiga kawannya."

"Terus tadi, dia ngechat gak bisa pulang bareng lo dan sekarang kak Cakra yang biasa pulang bareng lo dia gak dateng sampe sekarang. Itu tandanya nomor kontak yang lo namai dengan emot love adalah kak Cakra," sambung Ela yang tau semua tentang Nadira.

Kata-kata Ela semakin membuat Nadira terpojok, kalau sudah begini alhasil Nadira terpaksa jujur kepada Ela. Percuma juga ia berbohong, karena Ela sudah tau semua tentang dirinya dan Cakra.

"Oke gue jujur, gue pacaran sama kak Cakra. Tapi gue mohon sama lo, jangan kasih tau ke siapapun soal gue yang pacaran sama kak Cakra," mohon Nadira.

" Gue bakalan tutup mulut tentang hal ini, tapi gue yakin suatu hari nanti lo dan Kak Cakra akan jujur soal hubungan lo ke semua. Gue duluan," ucap Ela yang meninggalkan Nadira sendirian karena ia sudah dijemput oleh supirnya.

Nadira sungguh bingung harus melakukan apa, padahal ia sudah berusaha menutupi hubungannya dengan Cakra. Tapi, dengan mudahnya Ela mengetahui hubungannya dengan Cakra.

Tapi Nadira yakin, Ela tak akan mau untuk membeberkan soal hubungan Cakra dan Nadira.

"Lo cewek yang semalam di Cafe Alunan kan? Yang deket sama Cakra?" tanya seorang cowok pada Nadira.

Nadira menatap ke arah cowok itu, seperti tidak asing. Sedetik kemudian ia ingat kalau cowok itu adalah cowok yang membuat Cakra marah kepadanya saat di Cafe Alunan.

"Gue Danu."

Kamis, 21 April 2022

Nembus 400 vote, langsung aku up part selanjutnya

NADICAKRA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang