Selamat membaca ❤️
"Pagi guys," sapa Nadira pada ketiga temannya.
"Pagi," jawab Melan dan Tara secara bersamaan.
"Ohayou," jawab Ela yang berbeda sendiri yang membuat Nadira sedikit bingung.
Lantas Nadira menatap ke arah Melan dan Tara seolah meminta penjelasan.
"Maklumlah wibunya mulai aktif," ucap Tara yang menyindir Ela.
Nadira hanya menganggukkan kepalanya, lalu duduk di bangku miliknya.
"Lo kenapa sih El sebenarnya? Kok lesu banget sih?" tanya Melan bingung kepada Ela yang wajahnya sedikit di tekuk.
"Gimana gak lesu, gue harus nunggu satu tahun lagi demi nonton lanjutan anime kesukaan gue," ucapnya dengan sangat kesal.
"Satu tahun? Gak salah tuh?" heran Melan.
"Nee," jawab Ela singkat.
"Gila sih, lebih lama daripada nunggu kepastian dari doi hahaha," kata Tara dengan sedikit kekehan.
"Emang lo nonton anime apaan?" tanya Tara.
"Kimetsu No Yaiba."
"Buset, anime yang ada iblisnya itu?" tanya Melan lagi.
"Nee."
"Pagi anak-anak."
"Pagi bu."
****
Kringggg
"Kantin kuy," ajak Tara.
"Lo bertiga duluan aja, gue mau ke perpustakaan soalnya. Biasalah mau minjem novel hehe," ujar Melan dengan cengiran kudanya.
" Yaudah kita duluan ya."
"Oke."
Lalu Tara, Nadira, dan juga Ela pergi ke luar kelas dan meninggalkan Melan sendirian yang masih memasukkan beberapa bukunya ke dalam tas biru miliknya.
Hal ini sudah biasa bagi Melan, jika hanya meminjam buku ke perpustakaan itu merupakan hal kecil baginya. Ia malah tak pernah ingin di temani jika ia ingin meminjam buku ke perpustakaan, ia malah takut jika orang yang menemaninya merasa bosan jika terus menemaninya.
Melan langsung melangkah keluar kelas dan langsung menuju ke arah perpustakaan. Sesampainya di perpustakaan Melan langsung mencari buku yang dicarinya.
"Mana ya buku novelnya?" monolognya sambil membolak balik buku-buku yang ada di rak itu.
"Nah ini dia, buku Bumi karya Tere Liye. Akhirnya gue bisa baca nih buku tanpa harus beli ke Gramedia lagi," ungkap Melan dengan sangat senang sambil memeluk singkat buku yang sedang ia pegang.
Brakkk
"Astaga."
Melan yang mendengar suara buku jatuh langsung menuju ke arah sumber suara, tapi sebelum itu ia meletakkan kembali buku yang tadi ia pegang ke dalam rak.
"Aku bantu ya," ujar Melan tanpa melihat siapa orang yang dia bantu.
Melan mengutipi beberapa buku yang berjatuhan dan
Deg
Baru saja ia ingin memberikan buku-buku itu kepada orang yang ditolongnya, tapi tiba-tiba tubuhnya langsung mematung menatap orang yang ada di depannya. Orang itu tak lain adalah Galen, iya cinta pandangan pertamanya.
'Kak Galen.'
Tapi Melan langsung menggelengkan kepalanya saat dia tersadar dengan hal gila itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
NADICAKRA (End)
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA ❤️ Dia Cakra Denta Emilio, seorang cowok tampan, kaya, pintar, jago bela diri, dan seorang cowok yang sangat suka dengan warna hitam. Bahkan ia juga sering di panggil dengan nama Sang Hitam. Dia Nadira Prisilia, seorang c...