Buku Diary 2

1K 70 0
                                    

Selamat membaca ❤️

"Gue punya tebak-tebakan nih, apa perbedaan matahari sama bulan," ucap Melan yang membuat tebak-tebakan.

"Matahari munculnya waktu siang, kalo bulan munculnya waktu malam," kata Tara yang menjawab tebak-tebakan itu.

"Salah," kata Melan yang membuat wajah Tara menjadi lesu.

"Oh gue tau, kalau matahari ada diskonnya kalo bulan gak ada," ucap Ela sambil memegang permen lolipopnya.

"Nah, ini baru bener. Lo tau dari mana?"

"Gue tau dari Tuti," ucap Ela enteng lalu memasukkan permen lolipopnya ke mulut.

"Tuti teh saha?" tanya Tara.

"Tuti itu nama kunti di kelas kita, nih dia lagi disebelah gue."

Deg

Sungguh, ucapan Ela membuat ketiga temannya menjadi tegang. Lantas Melan dan juga Tara menatap ke arah Nadira yang wajahnya sudah sedikit memucat.

"Oh iya, gue lupa Tuti kan belum kenalan sama lo Nadira."

Damn

Lagi-lagi ucapan Ela membuat ketiga temannya saling menatap dengan wajah yang tegang.

Hushhhhh

'Astaga ini siapa lagi yang niup leher gue, mana badan gue jadi merinding lagi' batin Nadira saat merasakan lehernya seperti ditiup oleh seseorang.

"Tuh, sih Tuti ngajak kenalan. Tuti kenalin ini teman baru aku, namanya Nadira Prisilia."

"Ha-hai Tuti, sa-salam kenal," bingung Nadira yang tau tau harus bicara apa lagi.

Husshh

"Tuti bilang, iya salam kenal juga Nadira," ucap Ela yang membuat Nadira tersenyum kikuk.

"Oh iya, btw bu Mari ke mana ya kok gak masuk ke kelas sih?" tanya Tara yang berusaha mencairkan suasana yang sedikit mencekam tadi.

"Tau tuh, udah satu jam pelajaran tapi belum masuk juga," saut Melan.

"Selamat pagi anak-anak,' sapa bu Mari.

"Pagi bu."

"Oke langsung aja ya, buka buku paketnya halaman seratus lima puluh tiga yaitu tentang puisi."

"Ibu jelaskan dulu ya, puisi adalah sebuah karya sastra hasil dari ungkapan dan perasaan seseorang dengan bahasa yang terikat irama, matra, rima, penyusunan larik, dan bait. Isi-isi dalam puisi penuh makna dengan bahasa yang indah."

"Puisi juga memiliki....."

Bu Mari terus menjelaskan segala macam tentang puisi, dari pengertian puisi, macam-macam puisi, struktur puisi dan lain sebagainya yang bersangkutan dengan puisi.

"Jadi tugas kalian adalah menulis puisi sesuka hati kalian. Asalkan tidak menghina atau menjelaskan hal yang tidak senonoh. Lalu, minggu depan kalian bacakan di depan kelas satu persatu."

"Baik bu."

Tiba-tiba pikiran Nadira terbuyar kan, ia teringat akan buku diarynya, yaitu buku hitam miliknya. Lantas, ia langsung membuka tasnya dan mengobrak abrik buku yang ada di dalam tas nya.

'Mampus buku diary gue kemana nih, perasaan kemarin masih ada di tas. Kalau sampai dibaca orang lain gimana nih,' monolognya dalam hati sambil menggigit bibir bawahnya yang menandakan ia sedang khawatir.

Sungguh Nadira benar-benar sangat khawatir. Iya, siapapun pasti khawatir jika kehilangan buku diarynya. Apalagi buku itu berisikan privasi tentang kita, pasti rasanya tidak nyaman jika buku itu berada di tangan orang lain.

"Oh iya, lo pada mau buat puisi tentang apa?" tanya Melan.

"Gue belum tau, kalo lo berdua?"

"Gue juga belum tau," saut Ela.

"Nad, Nadira."

"Ha, i-iya?"

"Lo gak papa kan? Kok kayaknya lo lagi nyari sesuatu?" tanya Melan yang memang benar.

"Gak kok, dan gue belum tau mau buat puisi tentang apa," ucapnya yang berusaha untuk tetap tenang.

"Ohh, oke deh."

'Oke, nanti pas pulang sekolah gue harus cari buku itu.'

Sabtu, 5 Maret 2022

NADICAKRA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang