Abrar Kenapa?

488 38 1
                                    

Selamat membaca ❤️

Dannn

"Orang gak ada apa-apa kok, emang aneh ya lo bertiga," ujar Tara yang menatap mereka bertiga dengan tatapan heran.

Lalu Galen, Daren, dan juga Abrar melihat ke arah dalam rumah. Mereka cukup terkejut karena Cakra dan juga Nadira sudah tidak ada di sofa.

"Lah kok gak ada sih," heran Daren.

"Iya kok gak ada ?" sambung Galen.

Lalu dari arah dapur keluarlah Nadira dan juga Cakra yang membawa toples isi camilan yang tadi Cakra beli.

"Kalian udah datang?" tanya Nadira sambil menghampiri mereka.

"Udah Nad, oh iya kita bertiga diizinin kok tidur di rumah lo, tapi cuman tiga hari aja gak papa kan ? "

"Gak papa-"

"Bagus, jagain Nadira," tegas Cakra datar yang membuat Tara dan yang lainnya diam.

Belum juga mereka menonton film hantu yang horor itu, tapi suasana tegang sudah terjadi karena Cakra yang sangat tegas. Hal itu pun membuat mereka semua bungkam tanpa kata, bahkan ketiga teman Cakra dibuat diam.

"Yaudah sekarang kita duduk di sofa, kan kita mau nonton film hantu," ucap Nadira yang turun tangan sambil berjalan ke arah sofa.

Kini mereka semua telah duduk di sofa, Cakra duduk di samping Nadira yang duduk di sebelah ketiga teman Nadira tepatnya di sofa paling ujung. Lalu Tara yang duduk bersebelahan dengan Daren yang berada di pertengahan yang duduk bersebelahan dengan Galen dan Abrar yang duduk di paling ujung.

Film dimulai, mereka semua menonton film horor Indonesia. Suasana yang hening membuat semakin mencekam, dan mereka semua fokus pada film yang sedang di tonton.

Bahkan camilan yang berada di atas meja belum dibuka sama sekali, sangking fokusnya menonton film tersebut.

Ceklek

Suara pintu yang terbuka di adegan film membuat bulu kuduk mereka merinding, sepertinya hantu akan muncul

Dann

"Ahhhhh."

Kringggg kringg

Tiba-tiba handphone milik Abrar berdering.

"Gue keluar bentar," ucapnya yang langsung keluar dan menuju ke depan rumah Nadira agar tidak mengganggu mereka.

"Ngapain lo nelpon gue?!" tegas Abrar dengan kilatan amarah.

"....."

"Bangsat lo. Sekali lagi lo ngancem gue nyawa lo gak akan selamat," umpatnya sambil menutup sambungan telepon secara sepihak.

Abrar menatap tajam ke arah depan dengan kilatan amarah, juga dengan kedua tangan yang terkepal dengan kuat. Bahkan rahangnya sudah sangat mengeras saat itu juga.

Amarahnya begitu memuncak saat itu juga, entah apa yang membuatnya marah. Tapi, setelah mengangkat telepon dari orang itu membuat emosinya kian membara.

                         *****

"Akhirnya film nya habis juga," ucap Melan sambil meregangkan otot tangannya.

"Iya, udah habis badan gue ditarikin nih anak untuk jadi tameng dia," kata Daren yang kesal dengan Tara yang sedari tadi menonton terus bersembunyi di belakang Daren.

"Suka-suka gue dong," ucap Tara yang menatap sinis ke arah Daren.

"Yaudah gimana kalo kita pulang sekarang," sambung Galen yang diangguki Daren.

"Iya udah jam enam soalnya," ucap Daren lagi sambil menatap ke arah jam dinding.

Lalu mereka semua menuju ke depan rumah Nadira.

Cakra berjalan mendekati Nadira," Aku pulang ya," ucapnya sambil mengusap kepala Nadira.

"Iya, hati-hati."

"Ekhem ekhem, jomblo iri nih" canda Galen yang pura-pura tersedak.

"Ekhem ekhem, jangan kasih kendor Cak," sambung Daren.

Lalu Cakra menatap datar ke arah Daren dan juga Galen, yang membuat mereka bungkam.

"Yaudah kita balik dulu ya Nad," pamit Galen.

"Bye Melan," usil Daren yang bercanda kepada Melan.

"Apaan sih," ucap Melan dengan sedikit kekehan.

Lalu keempat cowok itu pergi meninggalkan rumah Nadira dengan ninja hitam yang biasa mereka pakai.

Tapi, Ela tak terlalu peduli dengan apa yang mereka bicarakan tadi. Ia hanya fokus kepada Abrar yang sedari tadi terus diam dengan wajah datar.

Tadi, setelah Abrar mengangkat telepon dan duduk kembali bersama mereka ia hanya menunjukkan wajah datarnya tanpa mengatakan apapun. Bahkan ia tak menyimak cerita film yang tadi ia tonton. 

Dan hal itu berhasil membuat Ela bingung dengan sikap Abrar yang berubah secara drastis. Hal yang tak mungkin bagi Abrar yang memiliki sifat pemalu tetapi kini malah menjadi sangat dingin.

'Bangsat, Kak Abrar  sebenarnya kenapa sih?'

Kira-kira  Abrar kenapa ya?

Dan hal apa yang akan Ela lakuin terhadap Abrar yang sikapnya dingin?

Stay tune terus brayy

Selasa, 24 mei 2022

Bonus nih, ada cewek kesayangan Cakra yang sekarang udah pergi ninggalin dia

Milih Nada or Nadira nih ?

NADICAKRA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang