Ancaman

561 48 0
                                    

Selamat membaca ❤️

"Gue Danu," ucap sang laki-laki itu sambil mengulurkan tangannya yang mengajak Nadira untuk berkenalan.

"N-Nadira," balas Nadira yang ragu-ragu untuk menjabat tangan Danu.

"Lo mau tau tentang Cakra dan Nada?" ujar Danu tiba-tiba.

Mendengar perkataan Danu membuat Nadira sangat kaget. Sejujurnya Nadira sangat ingin tau tentang Cakra dan Nada, tapi ia juga memikirkan perkataan Cakra bahwa Nadira harus menjauhi Danu.

"Gue gak mau," tolak Nadira mentah-mentah.

"Lo bener-bener gak mau tau semua fakta tentang Cakra sama Nada?" tanya Danu yang langsung membuat Nadira menggelengkan kepalanya.

"Lo ceweknya Cakra atau bukan sih? masa hal-hal tentang Cakra lo gak mau tau," kesal Danu yang terus memaksa agar Nadira mau mendengarkan ceritanya.

"Udah di bilang gue gak mau, ya berarti gue gak mau" tegas Nadira sekaligus kelas dengan paksaan yang Danu lakukan.

"Lo harus ikut gue sekarang juga," paksa Danu yang tiba-tiba menarik tangan Nadira.

"Gue gak mau, lepasin gak," kata Nadira sambil menarik tangannya dan berusaha untuk melepaskan tangan Danu dari tangannya.

"Gue gak akan lepasin sebelum lo ikut gue," kata Danu yang lagi-lagi memaksa Nadira agar ikut dengannya.

Bugh

"Anjir, kaki gue."

Untung saja Nadira tak kehabisan ide, ia menginjak kaki Danu dengan sangat kuat sehingga membuat Danu melepaskan pegangannya.

Nadira berlari menjauh dari Danu, tapi langkahnya terhenti saat ia hampir saja menabrak seorang pria yang ada di depannya.

"DON, TANGKEP DIA," teriak Danu tiba-tiba yang menyuruh cowok di depan Nadira untuk menangkapnya.

Nadira yang tak sigap pun akhirnya tertangkap oleh cowok yang ada di depannya. Sedangkan Danu berusaha berlari dengan sedikit pincang kearah Nadira dan cowok yang ia panggil dengan sebutan Don.

"Kena lo sekarang kan," kata Danu yang berhasil memegang tangan kiri Nadira, sedangkan satu cowok yang satu lagi memegang tangan kanan Nadira.

"Lepasin gak," paksa Nadira yang lagi-lagi berusaha untuk melepaskan tangannya dari kedua cowok itu.

"Gue gak akan lepasin lo."

Bugh

"Lo apain cewek gue," murka Cakra yang tiba-tiba datang dan menumbuk Danu.

Cakra sudah sangat emosi melihat Nadira yang diperlakukan seperti itupun langsung membogem Danu dengan sekuat tenaga. Ia menatap nyalang ke arah Danu, bahkan emosinya sudah memuncak saat itu juga. Rahangnya pun sudah sangat mengeras, dengan tatapan yang sangat mengkilat.

Nadira langsung mengambil kesempatan, ia pun langsung berlari mendekat dan bersembunyi di belakang Cakra. Ia sangat takut dengan situasi ini.

"Kurang ajar lo," murka Danu yang mulai terpancing amarah.

"Lo, udah buat kesabaran gue habis. Dan gue, gak akan biarin lo untuk ngelakuin hal itu lagi," ucap Cakra dengan sangat amarah.

Bukannya takut, Danu malah terkekeh dengan ucapan Cakra.

"Itu kesalahan lo sendiri, dan gue gak peduli dengan hal itu," ucap Danu dengan acuh.

"Bangsat lo."

Bugh

Bugh

Bugh

Lalu terjadilah perkelahian antara Cakra dan Danu. Danu dan Cakra terus berkelahi, sedangkan Nadira sudah sangat ketakutan melihat kegaduhan ini. Bahkan tubuhnya sudah sedikit bergetar.

Tapi Cakra dengan mudah mengalahkan Danu, ditambah lagi dengan amarah Cakra yang memuncak membuat Cakra ingin cepat-cepat menghabisi Danu.

"CAKRA UDAH," teriak Nadira yang tak ingin Cakra terus berkelahi.

Cakra yang mendengar suara Nadira pun menghentikan perkelahiannya, dan membiarkan Danu yang sudah terkapar di jalanan.

Cakra mendekat ke arah Nadira,"Kamu gak papa kan?" tanya Cakra pada Nadira dengan sangat khawatir sambil menangkup kedua pipi Nadira.

"Aku gak papa kok."

"Kamu beneran gak papa kan ?" tanya Cakra lagi yang memastikan bahwa Nadira baik-baik saja.

"Iya, aku gak papa Cakra," ucap Nadira yang berusaha meyakinkan Cakra sambil memegang tangan Cakra yang memegang kedua pipinya.

"Yaudah, kalo gitu kita pulang ya sayang," ujar Cakra lembut sambil menggenggam tangan Nadira.

"LO TUNGGU PEMBALASAN GUE  CAKRA."

           

                              *****

"Gue mau lo semua awasi Danu," ujar Cakra dengan tegas kepada tiga temannya.

Sepulang dari mengantarkan Nadira, Cakra langsung menuju ke markas dan membahas tentang masalah Danu yang mulai melakukan hal-hal yang tak diinginkan mereka.

"Danu? Si anak bangsat itu?" tanya Galen yang diangguki Cakra.

"Iya," jawab Cakra singkat.

"Jadi si anak bangsat itu udah keluar dari penjara? Wahh bakalan bahaya nih," ucap Daren.

"Iya, makannya gue nyuruh lo semua untuk selalu awasi dia. Gue gak mau kejadian Danu yang ganggu Nadira tadi keulang lagi," ujar Cakra lagi wajah serius.

Mendengarkan Cakra mengucapkan nama Nadira membuat Galen, Daren, dan Abrar saling menatap.

Mereka cukup terkejut dengan Cakra yang sangat peduli dengan Nadira. Padahal dulu sewaktu Nadira belum sekolah di SMA CAKRAWALA, ia sama sekali tak peduli dengan hal-hal seperti ini.

"Gue duluan," ucap Cakra yang langsung pergi meninggalkan mereka.

"Gue yakin, diantara Cakra sama Nadira ada hubungan spesial," tebak Daren yang diangguki Galen.

"Iya gue juga," setuju Galen.

"Jangan langsung yakin kayak gitu, pastikan dulu itu bener atau gak," ujar Abrar yang memberikan nasehat.

Galen dan Daren menatap ke arah Abrar dengan sedikit jengah, "Iya, sang penasehat," kata Daren dan Galen secara bersamaan.

Sesuai janji dan Terimakasih ya atas 400 vote nya 😊

Jum'at, 22 April 2022

NADICAKRA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang