Selamat membaca ❤️Hari minggu tiba, pagi ini Nadira bangun sedikit cepat daripada biasanya. Kalau biasanya ia bangun jam setengah delapan, kali ini ia bangun jam tujuh pagi.
Saat ini ia sedang berada di kamar mamanya, membuka lemari mamanya dan mengambil surat yang pernah ingin ia baca.
Ia baru bisa membaca surat itu secara seksama hari ini, karena beberapa hari yang lalu ketiga temannya tidur di rumah Nadira. Sehingga ia tak bisa membaca surat itu dengan seksama.
Ia duduk di pinggir tempat tidur mamanya, sambil membaca surat yang ada di tangannya.
"Surat perjanjian pernikahan," ucapnya sambil membaca judul dari kertas tersebut.
Ia membaca dengan seksama tiap kalimat yang ada di dalam surat itu.
"Surat perjanjian antara keluarga Reihandra dan Aditama."
Keluarga Reihandra? apakah Nadira tidak salah baca? dan apa tadi, keluarga Aditama?
Hal ini sangat mengejutkan, bagaimana tidak? keluarga Reihandra dan keluarga Aditama merupakan keturunan yang sangat-sangat kaya.
"Maksudnya apa?" tanyanya bingung.
Bahkan Nadira saja bingung dengan isi surat perjanjian itu. Tetapi, ia terus membaca surat itu karena rasa penasarannya sangat tinggi dengan isi surat itu.
"Keluarga Reihandra dan Aditama menyatakan, perjanjian pernikahan Antara Arsenio Fathian Reihandra dengan Alana Xafiera Aditama harus mempunyai Anak sebelum mereka berumur dua puluh tahun. Setelah mereka nanti punya anak, anak mereka harus dipisahkan selama dua puluh tahun dari Arsenio demi kepentingan bisnis."
Deg
Ia tak pernah tau bahwa kedua orang tuanya merupakan keturunan dari keluarga Aditama dan juga Reihandra. Yang hanya ia tau bahwa nama kedua orang tuanya bernama Fathian dan juga Alana.
Nadira tak habis pikir dengan kedua orang tuanya, dan keluarga Aditama juga keluarga Reihandra.
Tega-teganya mereka memisahkan Nadira dengan papa kandungnya sendiri, demi kepentingan bisnis. Nadira sangat kecewa dengan keputusan orang tuanya yang mau menerima surat perjanjian itu.
"Hiks mama kenapa sih gak pernah cerita ke aku hiks, mama tega banget hiks hiks."
Ya, sudah pasti ia sangat kecewa dengan ibunya sendiri. Ibunya yang selalu ia percayai, dan ternyata ibunya juga menutupi masalah ini.
"NADIRA, SAYANG," panggil Cakra yang membuat Nadira menghapus air matanya.
Ia pun mengembalikan surat itu ke dalam laci lemari milik mamanya, lalu menuruni tangga untuk menemui Cakra.
"Iya, aku disini," ucapnya dengan suara sedikit serak.
"Kamu nangis?"
"Eng-enggak kok," ucapnya yang berusaha menutupi.
Grebbb
Cakra langsung memeluk Nadira,"Jangan bohong."
"Hiks, hiks, mama," sedih Nadira yang langsung membalas pelukan Cakra dengan air mata yang tak bisa dibendung.
"Mama kenapa?" tanyanya dengan sangat lembut sambil mengelus surai rambut Nadira.
"Mama hiks, nutupin soal papa hiks."
"Yaudah, kamu cerita ke aku ya biar kamu lebih tenang."
*****
Nadira memberikan surat perjanjian yang tadi ia baca kepada Cakra.
"Apa ini?"
"Itu yang akan jelasin semuanya," ucap Nadira yang membuat Cakra menatap ke arahnya.
Tanpa basa-basi lagi, Cakra langsung membaca surat itu secara seksama. Kalimat demi kalimat ia baca, tapi seketika rahangnya mengeras saat membaca kalimat yang tadi berhasil membuat Nadira menangis.
'Keluarga Reihandra dan Aditama benar-benar keterlaluan, gue gak habis pikir dengan jalan pikiran mereka yang mengorbankan Nadira demi kepentingan bisnis,' ucapnya dalam hati dengan sangat-sangat kesal dengan rahang yang sedikit mengeras.
Cakra meletakkan surat itu di atas meja, lalu menatap ke arah Nadira.
Cakra menghela nafas, "Jadi sekarang kamu mau apa?"
"Aku mau ketemu papa," lirih Nadira.
"Yaudah, aku akan bantuin biar kamu ketemu sama papa kamu," ucap Cakra yang membuat Nadira tersenyum kembali.
"Beneran," ucap Nadira dengan antusias.
Cakra menganggukkan kepalanya, yang membuat Nadira langsung memeluk Cakra dari samping karena terlalu senang.
"Aaaa makasih sayang," ucap Nadira yang pertama kali memanggil Cakra dengan sebutan 'sayang.'
Mendengar hal itu sontak saja Cakra tersenyum.
"Cie cie ada yang manggil aku sayang nih hahaha," goda Cakra yang mengusap-usap rambut Nadira.
"Jadi gak mau dipanggil sayang nih?" kesal Nadira yang melepaskan pelukannya dan langsung membelakangi Cakra.
"Ya mau dong sayang," ucap Cakra yang langsung memeluk Nadira dari belakang.
'Apapun demi Nadira, semua akan gue lakuin. Meskipun itu melanggar aturan dari misi gue, dan gue gak akan peduli dengan konsekuensi yang akan gue terima nantinya.'
Jum'at, 17 juni 2022
Bye 🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
NADICAKRA (End)
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA ❤️ Dia Cakra Denta Emilio, seorang cowok tampan, kaya, pintar, jago bela diri, dan seorang cowok yang sangat suka dengan warna hitam. Bahkan ia juga sering di panggil dengan nama Sang Hitam. Dia Nadira Prisilia, seorang c...