Selamat membaca ❤️
Bel pulang sekolah telah berbunyi, hampir semua murid telah keluar dari kelasnya. Kini Nadira, Tara, Ela, dan Melan telah keluar dari kelas dan berjalan menuju ke gerbang depan sekolah.
"Oh iya guys, gimana kalo minggu ini kita shopping?" tanya Tara yang memecah keheningan diantara mereka.
"Gue gak bisa, gue mau latihan boxing," jawab Ela.
"Gue juga gak bisa, gue mau ke Gramedia. Biasalah, borong buku hehe," ucap Melan dengan cengiran kuda.
"Lo berdua gak asik tau gak, kalo lo Nad?"
"Gue kayaknya bisa, asal diizinin sama nyokap gue," ucap Nadira.
"Kalo bisa, lo langsung kabarin gue ya," ucap Tara yang diangguki Nadira.
Kini mereka berempat telah sampai di gerbang depan, dan sama-sama masih menunggu jemputan.
Brumm brumm brumm
Tiba-tiba empat motor ninja hitam berhenti tepat di depan mereka. Yang tak lain dan tak bukan adalah Sang Hitam.
"Woy Cak, kok lo tiba-tiba berhenti sih" ucap Deren yang bingung dengan Cakra yang tiba-tiba saja berhenti.
"Tau nih," saut Galen.
Tapi ucapan Deren dan Galen tak di gubris sama sekali oleh Cakra, ia malah turun dari motornya dan mendekat ke arah Nadira.
"Lo pulang bareng gua," ucapnya dingin sambil memegang tangan kanan Nadira.
"HAHH," teriak mereka semua, kaget dengan apa yang dikatakan Cakra.
"Gak, Gue Gak Mau," ucap Nadira yang membantah Cakra.
"Lepasin gak," ucap Nadira yang berusaha menarik tangannya yang masih dipegang Cakra.
"Ikut atau paksa," ucap Cakra yang terpaksa membuat Nadira harus menurutinya.
Ia malah berjalan mendekati motor yang membuat Nadira harus mengikuti langkah kaki Cakra, karena tangannya yang masih di genggaman olehnya.
Cakra menaiki motornya,"Naik," ucapnya yang sedikit menyampingkan wajahnya.
Nadira terpaksa menaiki motor Cakra.
"Jalan," ucap Cakra yang mulai menjalankan motornya.
Sedangkan Ela, Melan, Tara, Galen, Daren, dan Albrar masih kaget dengan kejadian itu. Bahkan ketiga cowok itu sama sekali belum menjalankan motornya.
Saat Deren tersadar barulah ia menjalankan motornya yang diikuti kedua temannya
"Woy, tungguin."
*****
Motor Cakra berhenti tepat di lampu merah, lalu ia mengambil handphone nya yang berada di kantong celananya. Mencari kontak dengan nama 'Gembel' dan menekan ikon telepon. Yang merupakan nomor kontak dari Daren.
"Lo pada gerak ke markas duluan," ucapnya dingin dan cepat lalu mematikan telepon secara sepihak.
Ia mulai menjalankan motornya lagi, tapi tak terasa rintik hujan mulai turun membasahi bumi dan terpaksa membuat mereka harus berteduh.
Percayalah kalau tidak karena membawa Nadira, ia pasti akan menembus hujan itu dengan cepat.
Kini, mereka berhenti tepat di sebuah Cafe sederhana. Yaitu Cafe Taria, yang terkenal dengan latte art nya yang sangat keren.
"Ayo," ajak Cakra sambil menggandeng tangan Nadira, sedangkan Nadira sedikit tersentak kaget dengan apa yang dilakukan oleh Cakra.
Tetapi Nadira tetap harus menurutinya, daripada akhirnya ia yang akan di paksa oleh Cakra. Bisa makin rumit deh urusannya.
Setelah mereka duduk, tak lamanya seorang waitress datang menghampiri meja mereka.
"Mbak dan Mas nya mau pesan apa ya ?" tanyanya dengan tersenyum.
Tetapi, mereka hanya diam tanpa menjawab pertanyaan dari waitress tersebut.
"Mbak? Mas?" tanyanya sekali lagi.
"Saya ikut dia," ucap Cakra tiba-tiba yang membuat Nadira melotot ke arahnya.
"Kopi latte artnya dua ya mbak," ucap Nadira.
"Ada yang lain?"
"Gak mbak, itu aja," jawab Nadira.
Kini keheningan hadir diantara mereka berdua, mereka hanya saling menatap lalu membuang pandangannya ke arah lain. Persis seperti sepasang kekasih yang sedang bertengkar.
Sejujurnya ada hal yang ingin ditanyakan oleh Nadira pada Cakra, bahkan ia sudah membuka mulutnya tapi ia menutup mulutnya kembali saat seorang waitress datang dengan pesanan yang tadi mereka pesan.
"Ini pesanannya, Mas, Mbak. Selamat menikmati ya dan semoga kalian cepat baikan," ucap sang waitress dengan cengiran yang membuat Nadira dan Cakra menatap waitress cowok itu.
Mereka cukup terkejut dengan apa yang dikatakan waitress tersebut, tetapi mereka lebih terkejut lagi ketika melihat latte art yang bergambar Love. Yang membuat mereka saling menatap.
Kamis, 10 Maret 2022
Ada yang mau gak nih?
See you 👋
KAMU SEDANG MEMBACA
NADICAKRA (End)
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA ❤️ Dia Cakra Denta Emilio, seorang cowok tampan, kaya, pintar, jago bela diri, dan seorang cowok yang sangat suka dengan warna hitam. Bahkan ia juga sering di panggil dengan nama Sang Hitam. Dia Nadira Prisilia, seorang c...