Ela dan Abrar 2

601 48 5
                                    

Selamat membaca ❤️

"Berhenti kalian," tukas seorang preman dengan gaya sangarnya

'Wih ada yang ngajak main nih.'

Entah angin dari mana, Ela langsung saja menuruni motor ninja Abrar. Ia menatap datar kearah ketiga preman yang ada di depannya, senyum miring tercetak jelas di wajahnya. Dengan kedua tangannya terlipat di dada. Angkuh, itulah definisi penampilan Ela saat itu.

"Minggir lo pada," tegasnya.

"Serahin dulu semua uang lo."

Ela menatap jengah ke arah preman itu, ia sudah sangat muak menghadapi preman-preman yang hanya bisa merampas milik orang lain.

"Gue gak akan ngasih sepeser pun sama lo bertiga," songong Ela.

Ela berjalan beberapa langkah, mendekat ke arah ketiga preman itu.

Abrar yang melihat Ela terlalu berani pun akhirnya membuka helmnya dan turun untuk mendekati Ela.

"Udah La, kita dari jalan lain aja yuk," ujar Abrar yang sepertinya sudah sedikit ketakutan.

"Orang-orang kaya mereka nih harus di lawan kak, taunya cuman minta punya orang aja," kata Ela lagi yang sudah mulai memancing amarah ketiga preman itu.

"Plis jangan ngeyel, kali ini aja. Ya...." ujar Abrar yang lagi-lagi membujuk Ela.

"Oke-oke kita dari jalan lain," ucap Ela yang membuat Abrar lega.

Abrar dan Ela kembali ke arah motor, tapi baru beberapa langkah

Bugh

Tiba-tiba saja Ela meninju salah satu preman dengan sangat keras.

"Lo rasain tuh," kata Ela yang sudah sangat kesal dengan preman itu.

Sang preman itu pun mengelap sudut bibirnya yang sudah berdarah karena tinjauan Ela.

"Sikat bos."

"Sikat aja bos."

Sedangkan dua preman yang lain menyuruh bosnya untuk membalas pukulan Ela. Lalu, terjadilah pergaduhan antara Ela dan juga preman itu.

Ela terus memukul sang preman dengan mudah, dan sang preman sulit untuk melawan Ela yang jago dalam hal berkelahi. Tendangan demi tendangan, dan bogeman demi bogeman ia layangkan kepada sang preman.

"ELA, AWASS," teriak Abrar saat dua preman lainnya hampir menyerang Ela.

Untung saja Abrar sigap untuk melawan dua preman itu. Tak disangka, ternyata Abrar yang pemalu jago dalam berkelahi sehingga ia bisa membantu Ela. Dari cara dia menumbuk dan menendang kedua preman itu, terlihat bahwa Abrar sudah terbiasa dalam hal perkelahian.

Sedangkan Ela yang melihat Abrar berkelahi menjadi tertegun, ia kagum dengan gerakan Abrar yang sangat gesit dalam berkelahi.

Bugh

"Aduhh, Anjir lo."

Karena terlalu tertegun dengan kehebatan Abrar, membuat Ela harus terkena satu tumbukan dari sang preman. Tapi untungnya Ela tidak apa-apa.

Tapi, satu tumbukan itu berhasil memancing amarah Ela, amarahnya sudah berada di puncak sehingga sang preman itu ditumbuk dan di tinjunya secara habis-habisan.

Akhirnya Ela dan Abrar menang melawan ketiga preman itu.

"Makanya gak usah sok malakin orang, udah tau gak pande berantem sok-sokan jadi preman," ejek Ela pada ketiga preman itu.

"Suhu di lawan, pergi lo sana" bentak Ela yang membuat ketiga preman itu pergi meninggalkan mereka.

"Gue gak nyangka kak, ternyata lo jago berkelahi, " kata Ela yang masih terkagum-kagum dengan kehebatan Abrar.

"Biasa aja kok, La pipi lo lebam. Pasti karena ditumbuk preman tadi," ucap Abrar yang menatap pipi Ela yang agak lebam.

Ela yang diperhatikan Abrar hanya menyinggungkan senyumnya,"Gue gak papa kok kak."

Tapi Ela sedikit terkejut, bagaimana tidak terkejut dengan perlakuan Abrar yang tiba-tiba mengelus pipinya yang sedikit lebam itu.

"Biar cepat sembuh," ucap Abrar sambil mengelus-elus pipi Ela.

'Sembuh sih sembuh, tapi jantung gue gak aman kalo lo selalu kayak gini kak Abrar.'

Abrar menatap mata Ela secara dalam-dalam, dan Ela juga menatap mata Abrar dengan dalam juga. Hal ini membuat mereka jantung mereka berdua berdetak dengan tak karuan.

Tatapan keduanya menyiratkan bahwa keduanya sudah saling tertarik dan suka satu sama lain.

****

"Selamat malam Cakra."

"Malam."

"Bagaimana tugas kamu, apakah berjalan lancar?"

"Tugas berjalan dengan sangat lancar."

"Oke, lanjutkan tugasmu. Ingat konsekuensi yang akan kamu hadapi kalau kamu gagal dalam menjalankan tugas ini."

Lalu sambungan telepon di matikan secara sepihak oleh orang di seberang sana.

"Gue bakalan ngejalanin tugas ini dengan baik dan lancar."

Minggu, 17 April 2022

Kata-kata untuk

Ela

Abrar

Cakra

NADICAKRA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang