Gelang Hitam

455 40 0
                                    

Selamat membaca ❤


Kringggg kringg

"NADIRA, HANDPHONE LO BUNYI," teriak Melan pada Nadira yang sedang di dalam kamar mandi.

"Iya, iya," jawab Nadira yang baru saja  keluar dari kamar mandi.

Nadira berjalan mendekat ke arah meja yang berada di depan sofa kamarnya dan mengambil benda pipi itu yang berada tepat di atas meja.

"Halo sayang," ucap Cakra dengan ceria.

"Iya, halo."

"Siapa Nad?" tanya Tara yang hanya menggerakkan bibirnya tanpa ada suara.

Nadira menutup speaker yang ada di handphonenya.

"Kak Cakra," ucap Nadira yang hanya menggerakkan bibirnya juga.

Tau siapa yang menelepon Nadira, Tara dan juga Melan saling menatap.

"Speaker dong, plis kita pengen denger suara kak Cakra," ucap Tara dengan suara pelan.

"Oke."

Lalu Nadira menekan ikon speaker yang ada di handphonenya.

"Halo sayang?"  Ucap Cakra dengan suara beratnya yang membuat Melan dan Tara saling menatap.

"I-iya?"

"Ekhem, gue tau lo semua denger suara gue kan!"  ucap Cakra datar yang membuat mereka bertiga saling menatap kaget.

Mampus.

"Gue mau, lo semua jagain Nadira. Jangan sampai dia kenapa - napa," ucap Cakra yang langsung menutup sambungan telepon secara sepihak.

"Whatt, gila-gila," ucap Tara yang bingung dengan Cakra.

"Gue kaget tau gak, semudah itu kak Cakra tau," sambung Melan yang juga ikut bingung.

"Gue malu tau gak guys, mau ditarok dimana muka gue kalo ketemu kak Cakra," frustasi Nadira.

"Ya kita juga bingung tau gak, tapi suara kak Cakra bikin candu ahhhh," ucap Tara yang masih memikirkan suarah Cakra yang tadi memanggil Nadira dengan sebutan sayang.

Di sisi lain, tepatnya di balkon kamar Nadira. Ela, duduk sendirian sambil mengamati bintang di langit malam.

Dinginnya angin malam tak mengalahkan pikirannya yang berkecamuk saat itu juga. Pikirannya melayang begitu saja, dan ia masih tetap memikirkan tentang Abrar yang tadi tiba-tiba berubah secara drastis.

"Akhhh," geram Ela sambil mengepalkan kedua tangannya dengan sangat kuat.

'Lo kenapa sih kak? Plis jangan bikin gue khawatir.'

         
                         *****
"Nadira," panggil Cakra saat ia melihat Nadira dan ketiga temannya.

Lalu Cakra dan ketiga temannya mendekat ke arah Nadira.

"Aku mau ngomong sesuatu sama kamu," ucap Cakra datar sambil menatap ke arah Nadira.

Tapi, entah mengapa Nadira jadi mengingat kejadian tadi malam yang membuatnya sangat malu. Jujur, ia tak ingin untuk bertemu Cakra karena ia masih sangat malu.

Tapi, tanpa basa-basi Cakra langsung menarik tangan Nadira yang membuat Nadira terpaksa mengikuti langkah Cakra.

Sepanjang perjalanan, Nadira dan Cakra jadi sasaran para murid. Mereka semua menatap ke arah Cakra yang terus menggenggam tangan Nadira.

Nadira yang merasa tidak nyaman pun hanya menundukkan kepalanya saja. Ia sungguh tidak nyaman dengan keadaan ini.

Hingga sampailah mereka, tepatnya di ruang musik yang sama sekali tidak ada orang.

Cakra menatap Nadira yang sedari tadi menundukkan kepalanya, lalu Cakra mengangkat dagu Nadira dengan lembut yang membuat Nadira menatap mata Cakra.

"Hei, kenapa?" tanya Cakra lagi saat Nadira menundukkan kepalanya.

"Maaf," ucap Nadira sambil tertunduk.

Cakra yang tak mengerti pun hanya mengerutkan keningnya, "Untuk?"

"Tadi malam."

"Hei, kamu gak salah apa-apa. Aku tau kok yang nyuruh temen-temen kamu kan?" tanya Cakra lembut sambil mengangkat dagu Nadira lagi

"Ya, tapikan malu," ucap Nadira sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.

Cakra menarik kedua tangan Nadira," Kamu gak perlu malu, lagian aku bukan mau ngomongin hal itu kok."

"Jadi?" tanya Nadira yang sedikit bingung.

Cakra meletakkan sebuah benda ke atas tangan kanan Nadira.

Nadira menatap benda itu," Gelang?" ucapnya sambil menatap gelang hitam yang diberikan oleh Cakra.

"Gelang ini dulu dipakai Nada, dan aku mau kamu Pakai gelang ini," ucap Cakra.

"Iya, aku akan pakai gelang ini."

"Tapi kamu gak marah kan kalau gelang yang aku kasih ini bekas Nada, meskipun aku sebenarnya bisa beliin kamu gelang yang lebih bagus dari ini."

"Gak papa kok, lagian gelangnya masih bagus kok, dan pastinya penuh dengan kenangan," lanjutnya dalam hati.

"Makasih ya sayang," ucap Cakra yang diangguki Nadira.

Vote, follow, and coment

Part selanjutnya mau di up nanti malam atau besok nih ?

Kamis, 2 juni 2022

NADICAKRA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang