Selamat membaca ❤️
"Kak kak, boleh minta nomor wa nya gak?"
Cakra menatap malas dua orang cewek yang sekarang ada di sampingnya. Senyum manis terbit di wajah kedua cewek itu, sedangkan Cakra hanya menatap datar.
"Sayang, mereka mau minta nomor wa aku. Aku boleh ngasih gak?" tanya Cakra pada Nadira dengan datar yang baru saja dari kamar mandi.
Nadira yang tak tau apa-apa menatap ke arah Cakra, seolah-olah bingung dengan apa yang terjadi.
"Kalo gitu gak jadi deh kak."
Mengetahui bahwa Cakra sudah punya pacar, membuat kedua orang tadi pergi meninggalkan Nadira dan Cakra.
Ini kali kedua Cakra mengaku-ngaku bahwa dirinya adalah pacar Nadira, untung saja Nadira sabar menghadapi Cakra. Yaa, meskipun ia sudah baper akan sikap Cakra kepadanya.
"Emang kenapa sih?" tanya Nadira bingung yang saat itu sudah duduk di depan Cakra.
"Mereka mau minta nomor wa gue," jawab Cakra datar.
Saat ini mereka masih berada di Cafe Alunan milik Cakra. Walaupun Cakra membuka Cafe baru, Cakra tak pernah melakukan hal-hal yang berbau pemotongan pita. Ia langsung saja membuat Cafenya dan membiarkan pelanggan masuk ke dalam Cafe nya. Ia juga tak ingin orang tau bahwa dirinya pemilik Cafe tersebut.
"Oh, mau minta nomor wa kakak," ucap Nadira cuek.
Nadira tak terlalu peduli dengan hal itu, karena itu merupakan hal biasa yang terjadi pada anak-anak yang notabenenya most wanted sekolah. Apalagi kalau cowok seperti Cakra yang gantengnya diatas kkm.
"Kakak hebat tau gak, masih SMA tapi udah bisa punya dua Cafe," kagum Nadira kepada Cakra dengan tersenyum.
"Semua orang akan bisa kalo dia terus berusaha."
"Sebenarnya cafe ini dibuat karena lo," ujar Cakra yang membuat Nadira sedikit terkejut.
Nadira menatap ke arah Cakra dengan kening yang sedikit mengkerut,
"Karena gue?" tanyanya dengan sangat heran."Iya, nyamannya suasana Cafe ini senyaman waktu gue ada di dekat lo."
Blussss
Ucapan Cakra berhasil membuat Nadira salah tingkah. Bahkan kedua pipi Nadira sudah memerah mendengar apa yang diucapkan oleh Cakra.
Tapi Nadira dengan mudah mendefinisikan seberapa nyamannya Cakra ada di dekatnya. Bagaimana tidak, cafe Alunan benar-benar membuat Nadira nyaman. Bahkan ia sangat suka dengan Cafe itu dan membuatnya malas untuk pulang.
"Kakak aneh tau gak," katanya sambil membuang pandangannya ke arah lain.
"Gue gak aneh, tapi Cafe ini memang dituju ke lo. Nyamannya gue ke lo, sama kayak nyamannya suasana di cafe ini," ucap Cakra lagi dengan tersenyum tipis.
'Astaga, senyum tipis yang mengalihkan duniaku.'
"Cakra, Cakra, Cakra. Hebat lo ya udah punya Cafe kedua, gak nyangka gue," kagum seseorang yang tiba-tiba mendekati mereka.
Cakra dan Nadira sedikit tersentak kaget nelihat dua orang cowok itu mendekati mereka. Bahkan Cakra langsung berdiri dari duduknya, entah mengapa matanya menatap nyalang ke arah dua cowok itu seperti ada dendam yang tersirat.
Lantas Nadira juga berdiri, ia sangat bingung dengan situasi yang sangat tegang ini.
"Ngapain lo ke sini?" tanya Cakra dengan tatapan sangat sinis seolah-olah benci dengan kehadiran dua laki-laki tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
NADICAKRA (End)
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA ❤️ Dia Cakra Denta Emilio, seorang cowok tampan, kaya, pintar, jago bela diri, dan seorang cowok yang sangat suka dengan warna hitam. Bahkan ia juga sering di panggil dengan nama Sang Hitam. Dia Nadira Prisilia, seorang c...