Giselle bingung. Pagi ini tiba-tiba saja Haechan menelpon dirinya dan mengatakan bahwa dia akan ke dorm, tujuannya untuk main dan mengajak Giselle untuk melakukan sesuatu. Tentu saja ini aneh, terlalu mendadak. Tapi, yang namanya juga Giselle, dia hanya mengatakan 'iya' tanpa tahu tujuan aslinya.
Dorm Aespa kali ini cukup sepi. Karina kemarin izin untuk pulang ke rumah karena neneknya mengatakan ingin menghabiskan masa libur bersama. Winter dan Ningning ada, tidak kemana-mana, hanya saja dua anak itu hari ini ada rencana untuk pergi jalan-jalan ke taman, jadinya di Dorm hanya ada Giselle saja.
Jadi saat ini Giselle hanya duduk diam di ruang tengah sembari bermain ponsel. Menunggu kedatangan Haechan yang katanya akan sampai sepuluh menit lagi.
Giselle hanya menggunakan kaos putih long size, celana panjang warna hitam juga rambut yang dia gelung. Make up? Tidak ada sama sekali. Masa libur membuat dirinya malas berbuat apa-apa, bahkan untuk menggunakan make up sejenis bedak dan lainnya. Entah reaksi Haechan bagaimana nantinya, yang jelas Giselle tidak peduli.
Suara bel berbunyi mengalihkan perhatian Giselle yang tadinya sedang melihat-lihat video di situs online. Dia bangkit, menggunakan sendal rumahannya, kemudian berjalan menuju pintu.
Saat membuka pintu, Giselle menemukan Haechan dengan senyum mentereng khasnya.
"Halo," sapa Haechan ceria.
"Oh, hai. Kau bilang akan sampai sepuluh menit lagi, aku rasa ini baru tujuh menit," ujar Giselle, membuka jalan lebih lebar agar Haechan dapat masuk ke dalam.
"Lebih cepat tiga menit, tidak ada pengaruhnya sama sekali."
Giselle hanya memutar bola matanya. Mengenal Haechan lebih dekat selama hampir dua bulan ini membuatnya tahu setidaknya beberapa sikap Haechan. Pria itu sedikit menyebalkan, sedikit manja, tapi juga bisa tegas di beberapa kesempatan.
"Sepi sekali, member lain ke mana?" Haechan bertanya saat dirinya sudah duduk di meja makan. Iya, meja makan. Entah untuk apa, tapi Haechan malah mengajak Giselle ke sini, bukan di ruang tengah seperti biasanya.
"Karina pulang, Winter dan Ningning pergi keluar." Giselle membuka kulkas, menilik ada apa di sana. "Kau ingin minum apa?"
"Air putih saja."
"Air mineral botol tidak apa-apa?"
"Tidak."
Giselle mengangguk, mengambil dua botol air mineral dari dalam kulkas, kemudian duduk di hadapan Haechan.
"Kau tidak pulang? Atau jalan-jalan bersama yang lain?" Giselle bertanya bingung. Liburan bulan lalu, Haechan tidak pulang. Lalu liburan bulan ini juga, Haechan ini tidak rindu keluarganya atau bagaimana?
"Tidak, aku bosan jika harus jalan-jalan bersama member lain. Selama seminggu ini, aku ingin menghabiskan liburan bersamamu."
Mendengar jawaban Haechan barusan, mata Giselle sedikit melotot. "Hah?"
Haechan tersenyum kecil. Hatinya sebenarnya gusar, di satu sisi dia merasa bahwa tindakannya kali ini salah. Tapi di sisi lain juga, Haechan merasa tindakannya itu benar.
"Ayo habiskan masa liburan ini bersama."
"Haechan, kau sadar atau tidak dengan ucapanmu? Ryunjin bagaimana?"
"Agensinya tidak libur, jadi tidak mungkin aku mengajaknya, kan?"
Giselle mengatupkan bibirnya, benar juga. Saat ini hanya agensi mereka saja yang berlibur, selebihnya tidak.
"Tapi, kau sudah bilang ini pada Ryunjin, kan? Aku takut dia salah paham, dan berakhir marah pada kita."
Haechan tersenyum tipis. "Tentu saja sudah dan dia bilang tidak apa-apa, tidak usah khawatir."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Rumor!
FanfictionSUDAH TERBIT! Buku tersedia di shoppe! Seorang idol memang tidak akan lepas dari yang namanya rumor. Tapi, bagaimana dengan Giselle yang harus mengorbankan diri untuk menutupi rumor orang lain? Terlebih, rumor tersebut adalah rumor dari seniornya se...