Seperti yang telah di ucapkan Taeyong sebelumnya, kini Taeyong dan Haechan tengah berada di kamar berdua, dengan dua cangkir kopi menemani.
Haechan baru kembali beberapa saat lalu, dirinya langsung membersihkan diri untuk kemudian di panggil oleh Taeyong. Haechan bingung, dalam hati menerka kenapa Taeyong berisi keras untuk mengajaknya berbicara. Dan lagi, pria itu mendatanginya dengan raut wajah serius. Sebenarnya apa yang ingin dibicarakan oleh Leader grupnya itu?
Dan saat dirinya sampai di kamar Taeyong, Haechan kembali dibuat mengernyit saat melihat dua cangkir kopi, menandakan bahwa pria itu akan mengajaknya berbicara cukup lama.
Benar saja, saat Haechan baru saja mendaratkan bokongnya di hadapan Taeyong, dia langsung diajak berbicara santai. Seperti mengenai jadwalnya yang semakin sini semakin padat, keadaan anak-anak Dream, juga mengenai konser mereka yang akan dilakukan tahun ini.
"Oh, iya. Hubunganmu dan Giselle, bagaimana? Aku lihat kalian semakin dekat saja."
Haechan yang awalnya santai saja menanggapi semua yang diucapkan Taeyong langsung terdiam mendengarnya. Kemudian dia berdehem, mengusir rasa gugup yang tiba-tiba saja menyerangnya.
"Ah itu, baik. Dan kami tidak sedekat yang Hyung kira, kami biasa saja," jawabnya sedikit kikuk.
Taeyong tersenyum. "Benarkah? Bukannya kalian ada rencana untuk menghabiskan waktu libur bersama?"
"Untuk itu, iya. Hyung kan tahu jika aku sedang malas untuk pulang ke rumah, jadi aku mengajak Jijel untuk menghabiskan libur bersama. Kasihan juga dia bosan di Dorm." Haechan sedikit menyunggingkan senyum.
Taeyong masih mempertahankan senyumnya, kemudian tangannya terangkat untuk mengusap pundak Haechan.
"Chan, sampai kapan?"
Haechan mengalihkan pandangannya ke arah Taeyong, menatap lurus-lurus mata Taeyong. Lidahnya tiba-tiba saja terasa kelu, salivanya menjadi sangat susah untuk dia telan, membuat tenggorokannya tercekat.
"Ini bulan kedua ru——ah bukan, skandal dating ini berjalan, dan kau masih belum menemukan titik terangnya, Haechan. Sampai kapan ini terus berlanjut dan menyakiti banyak pihak?" Taeyong balas menatap mata Haechan lurus, terkesan datar jika terus diperhatikan.
Haechan merunduk. "Aku tidak tahu ...."
"Kenapa bisa kau tidak tahu? Ingat, ini berawal dari dirimu sendiri. Kau yang mengajak Giselle masuk ke dalam masalah ini, memanfaatkannya untuk menutupi hubunganmu dengan Ryunjin. Haechan, sadar tidak sadar kau telah meemberikan luka pada yang begitu dalam pada gadis itu," ujar Taeyong, masih mempertahankan tatapannya yang kini sudah berubah menjadi sedikit tajam.
Taeyong tahu mungkin saja perkataany barusan akan sedikit menyakiti hati Haechan. Tapi tidak ada jalan lain selain ini, Taeyong harus membuat Haechan kembali sadar, bahwa dia telah menyakiti seseorang.
"Aku tahu, Hyung, sangat tahu. Sejak awal aku juga sadar telah menyakiti Jijel, membawanya dalam masalah, tapi aku juga tidak bisa apa-apa." Haechan menghela napas pendek.
"Lalu kenapa masih di lanjutkan jika kau sadar?"
Haechan kembali terdiam, karena dia benar-benar tidak tahu harus menjawab apa.
"Lima hari lagi, Hyung."
"Apa yang lima hari lagi?"
"Semuanya. Rumor palsu ini, kesakitan ini, semua akan aku akhiri lima hari lagi," jawab Haechan, kali ini suaranya terdengar lugas.
Taeyong mengernyit tidak mengerti. "Maksudmu?"
Haechan menghela napas berat, entah kenapa tiba-tiba saja rasa sesak menjalar di dadanya. "Setelah masa libur ini selesai, pihak agensi akan mengkonfirmasi bahwa aku dan Ryujin benar berkencan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Rumor!
FanfictionSUDAH TERBIT! Buku tersedia di shoppe! Seorang idol memang tidak akan lepas dari yang namanya rumor. Tapi, bagaimana dengan Giselle yang harus mengorbankan diri untuk menutupi rumor orang lain? Terlebih, rumor tersebut adalah rumor dari seniornya se...