Epilog

4.5K 397 25
                                    

So, here we go!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

So, here we go!

***

Giselle duduk tercenung, menatap tumpukan kertas yang berserakan di depannya.

Sudah hampir empat setengah tahun sejak saat itu. Sejak di mana dirinya memilih keputusan yang paling berat dan juga beresiko. Memutuskan untuk mengubur mimpinya kembali untuk menjadi seorang idol, melepaskan semua rasa senang yang dia dapat dari pekerjaannya.

Sudah selama itu, tapi rasanya masih tetap sama. Masih jelas terasa bagi Giselle bagaimana rasa sesaknya, rasa sakitnya, bahkan rasa berdebarnya, semua masih sama.

Selama ini, Giselle tidak benar-benar lepas dari dunia hiburan seperti idol sebenarnya. Setelah memutuskan untuk keluar dari perusahaan, Giselle memutuskan untuk meneruskan mimpinya yang lain, yaitu menjadi seorang penulis lagu dan juga produser.

Sudah banyak lagu yang dia ciptakan untuk di kirim ke berbagai penyanyi, baik penyanyi di negaranya atau negara tempat dia berkerja dulu——Korea Selatan.

Tidak terkecuali untuk Aespa sendiri. Grup yang pernah Giselle singgahi selama kurang dari dua tahun itu sudah memiliki setidaknya 5 lagu buatan Giselle. Dan yang Giselle tahu, bahwa Aespa saat ini sudah mendapat anggota baru guna menggantikan posisinya. Giselle tidak masalah, karena bagaimanapun juga dia tahu tidak mungkin bagi mereka untuk tampil bertiga saja.

Giselle pun tidak pernah hilang kabar, dia bersama member masih sering berkirim pesan, melakukan panggilan, bahkan terkadang bertemu secara privat jika grup tersebut sedang ada jadwal di Jepang.

Tapi lebih dari itu, Giselle sangat menjaga identitasnya agar tidak ada seorangpun yang tahu bahwa penulis lagu——yang syukurnya lagu tersebut sering trending——itu adalah dirinya. Dengan nickname "Moonshine" Giselle berhasil mengelabui banyak orang, ya terkecuali beberapa orang yang dia izinkan untuk tahu.

Dan jika sudah seperti ini, pikiran Giselle sering melayang.

***

Giselle meneguk ludah kasar. Kepalanya pening, hidungnya perih, dan matanya agak sakit sebab dia menangis selama semalaman penuh. Ini paginya setelah dia dan Haechan bertemu di sungai Han, yang di mana pertemuan tersebut tidak ada gunanya——bagi Giselle.

Semalam di hadapan Haechan dirinya hanya menangis, Haechan juga tidak bicara banyak, hanya kata maaf yang keluar dari bibirnya.

Giselle tidak tahu bahwa dirinya ini berlebihan atau tidak dalam menanggapi hal yang terjadi. Hatinya terlalu sakit menerima kenyataan.

Kenyataan bahwa selama beberapa hari ini Haechan memperlakukannya dengan baik adalah untuk membahagiakan dirinya sebelum rasa sakit akan kembali datang. Saat mengetahuinya, Giselle tercenung dalam, dalam hati tentunya menghormati dan berterima kasih.

Akan tetapi, sayangnya Haechan tidak tahu, bahwa perlakuannya tersebut malah semakin membuat perasaan Giselle tidak karuan, berantakan.

"Giselle, aku tanya sekali lagi, kau bersungguh-sungguh?"

Fake Rumor!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang