Pekerjaan sebagai seorang publik figur memang tak mudah. Seseorang yang berjalan di pekerjaan ini dituntut banyak hal. Harus sempurna di segala sisi, tak boleh salah barang sekali.
Setidaknya itu yang Haechan rasakan setelah bertahun-tahun berkecimpung. Hidupnya tak sebebas kebanyakan orang. Napasnya tak seluas orang kebanyakan.
Sejak tahun pertama Haechan menjalani pekerjaan sebagai seorang idol, Haechan sudah dituntut banyak hal. Tidak boleh melakukan ini, tidak boleh melakukan itu. Harus melakukan ini, harus melakukan itu. Masih banyak lagi, dan dia tidak diperkenankan untuk protes.
Makanya saat dulu agensi menyuruh dirinya untuk menjalani sebuah hubungan palsu bersama Giselle, Haechan tidak bisa menolak. Dia harus menerima meski hatinya enggan.
Begitupun dengan Giselle, gadis itu juga sama dengannya, tidak bisa menolak. Gadis itu dipaksa mengorbankan diri sendiri demi melindungi orang lain. Membiarkan hatinya terluka dengan waktu lama. Sehingga saat dia merasa tidak kuat, Giselle memilih hengkang.
Haechan muak sebenarnya, tapi dia suka pekerjaannya. Maka dari itu, mau sebagaimana pun dirinya lelah, mau sebagaimana pun dirinya jengah, Haechan memilih bertahan daripada hengkang.
Beruntungnya saat ini masa karirnya masih sama seperti dulu, tidak berkurang tenarnya meski sudah belasan tahun ada.
Beruntungnya juga, saat ini Haechan mempunyai seseorang yang selalu ada untuknya. Seorang gadis yang selalu ada dikala dia lelah, dia susah, dia gundah. Seorang gadis yang selalu menjaga dan mendukungnya. Uchinaga Aeri namanya.
Iya, setelah hampir empat tahun lamanya gadis itu menghilang tanpa jejak, Giselle kembali ke peluk Haechan.
Haechan berhasil menemukannya dengan tak sengaja, di sebuah persimpangan di Tokyo, Jepang sana.
Haechan masih bisa merasakan rasa bahagia dan tak percayanya dia saat melihat Giselle untuk pertama kalinya setelah empat tahun tak berjumpa. Haechan juga masih mengingat rasa bibir gadis itu saat pertama dia kecup. Semuanya masih terasa baru, meski kejadian itu sudah lima bulan lalu.
"Hyuck? Kenapa melamun?"
Haechan sedikit terhenyak, kemudian menggeleng seraya tersenyum. "Tidak, masih sedikit tak percaya saja."
Giselle, sebagai orang yang bertanya barusan mengernyit heran. "Tak percaya apanya?" tanyanya.
"Kau kembali, dan kini ada tepat di hadapanku." Haechan menjawab, meraih tangan Giselle untuk kemudian dia kecup.
Giselle tadinya ingin tersipu, tapi saat melihat Jaemin yang mendekat untuk kemudian memukul kepala belakang Haechan, dia malah tertawa.
"Halah, omong kosong. Tidak percaya apanya, sekarang kalian tinggal satu gedung, ya! Bertemu juga hampir setiap hari!" katanya, sedikit sewot.
Haechan mengumpat pelan. "Diam kau! Yang merasakan hal itu kan aku, jadi dirimu tidak akan tahu!"
Jaemin mencibir, memilih untuk duduk di sebelah kekasihnya daripada membalas perkataan Haechan.
Saat ini mereka semua ada di backstage, beristirahat setelah dua jam lamanya berada di panggung sana.
Benar! Hari ini NCT DREAM berhasil menyelenggarakan konser kelima mereka, The Dream Show 4 namanya. Konser megah yang memanjakan mata, dihadiri oleh puluhan ribu fans dari berbagai Negara.
"Jangan bertengkar terus dengan Haechan Oppa, kalian sudah bersama selama belasan tahun, harusnya saling sayang, bukan malah suka bertengkar," kata Winter, kekasih Jaemin. Iya, sekarang keduanya adalah sepasang kekasih, mulai dekat setelah membantu mengurus surat pengunduran diri Giselle kala dulu. Hubungan keduanya sudah berjalan dua tahun, dan syukurnya berjalan baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Rumor!
FanfictionSUDAH TERBIT! Buku tersedia di shoppe! Seorang idol memang tidak akan lepas dari yang namanya rumor. Tapi, bagaimana dengan Giselle yang harus mengorbankan diri untuk menutupi rumor orang lain? Terlebih, rumor tersebut adalah rumor dari seniornya se...