Bagian 2

6.7K 701 64
                                    

Giselle sampai di gedung SM setelah menempuh perjalanan sekitar lima belas menit dari dorm. Keluar dari mobil, Giselle menatap bangunan di depannya dengan jantung yang berdebar hebat.

Dalam benaknya, Giselle menduga-duga alasan kenapa pemilik gedung itu memanggilnya. Dia tidak punya salah apa-apa, kan? Masalah yang menimpannya kemarin sudah selesai. Dia sudah meminta maaf, meski dia tahu masih banyak orang yang mengungkitnya.

Menghela napas sebentar, Giselle melangkahkan kakinya, mengikuti manager yang sudah berjalan sedikit jauh di depan. Sungguh, kaki Giselle rasanya sangat lemas. Dia sudah lumayan sering bertemu dengan atasannya itu, tapi tidak menutup kemungkinan untuk membuatnya takut.

"Masuklah," ujar manager setelah mereka sampai di depan ruangan yang letaknya paling tinggi di gedung ini.

"Oppa, ini tidak akan apa-apa, kan?" Giselle memilin jari-jemarinya gugup.

Manager tersenyum menenangkan. "Tidak, Lee Sooman songsaenim tidak akan memarahimu, tenang saja. Ayo, masuk!"

Dengan tangan yang bergetar, Giselle mengetuk pintu yang lumayan besar dihadapannya. Setelah terdengar suara seseorang yang menyuruhnya masuk, Giselle memberanikan diri membuka pintu tersebut.

Saat dia masuk, Giselle dikejutkan oleh keberadaan seseorang di sana. Lee Haechan, seniornya. Alis Giselle tertekuk heran, ntuk apa dia ada di sini?

Setelah beberapa saat memasang ekspresi heran, Giselle membungkuk kan tubuhnya. "Annyeonghaseyo, songsaenim, sunbaenim."

Saat Giselle mengangkat kembali tubuhnya, dia menemukan Haechan yang tersenyum tipis padanya.

"Giselle, kemari dan duduk."

Menurut, Giselle mendekat. Duduk dengan gugup di samping Haechan yang sejak tadi menatapnya. Giselle tidak akan segugup ini jika saja jarak mereka berdua itu jauh, tapi ini? Lima centimeter saja tidak ada sepertinya.

"Maaf memanggilmu secara mendadak. Apa kau sedang sibuk tadi?" Lee Sooman bertanya.

Giselle menggeleng. "Tidak, songsaenim. Hari ini aku sedang tidak ada kegiatan," ujarnya.

"Baguslah."

Lee Sooman menghela napas pelan, menatap dua muda-mudi dihadapannya. "Giselle sebelumnya, kau tahu siapa yang duduk di sampingmu ini?"

Dahi Giselle mengkerut. Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja dia tahu. Pria yang sedang duduk dengan tenang di sampingnya ini adalah idol yang sedang naik daun saat ini. Mana mungkin dia tidak mengenalnya. Terlebih, mereka sering satu acara.

Meski bingung, Giselle tetap menjawab. "Tentu."

"Lalu, kau tahu apa yang sedang beredar tentangnya akhir-akhir ini?" Lagi Lee Sooman bertanya.

Agak sedikit ragu, Giselle mengangguk. "Iya," jawabnya.

"Itu adalah alasan mengapa aku memanggilmu ke sini. Ada sesuatu yang penting yang harus aku bicarakan padamu."

Lagi dan lagi, dahi Giselle mengkerut. Maksudnya apa? Satu-satunya berita yang beredar tentang Haechan akhir-akhir ini itu adalah rumornya yang berkencan dengan Ryunjin. Apa hubungannya dengan Giselle?

"Maksudnya?"

"Kami akan mengkonfirmasi bahwa kau dan Haechan berkencan."

Hanya dengan begitu, mata kecil Giselle terbelalak lebar. Terkejut bukan main. "Apa? Maksud songsaenim apa?"

"Biar Haechan yang menjelaskan."

Pandangan Giselle beralih pada pria yang duduk disampingnya, tatapannya menuntut penjelasan. Sedangkan yang di tatap hanya memejamkan mata sejenak, kemudian balas menatap Giselle tepat dimatanya.

Fake Rumor!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang